Studi
aliran dua-fase gas-cair melewati perbesaran saluran secara mendadak dengan
penampang lingkaran. Penelitian tentang
aliran satu fase melalui perbesaran telah banyak dilakukan tetapi untuk aliran
multi fase masih kurang sehingga penulis tertarik untuk melakukan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membuat visualisasi pola aliran dua fase air-udara.
Kemudian mendiskripsikan distribusi tekanan aliran dua fase air-udara melewati
perbesaran pipa dengan perbandingan antara outlet dan inlet masing-masing 1,5:1
; 2:1; 2,5:1. Hasil visualisasi pola aliran dua fase pada kecepatan supervisial
Ug=
0,16 – 0,263 m/s, Ul= 0,622 m/s membentuk pola aliran gelembung, pada Ug= 0,329
m/s , Ul=0,622
m/s membentuk pola aliran kantong, pada Ug= 0,493 m/s, Ul= 0,622
m/ s membentuk pola aliran strata gelombang dan pada Ug= 0,658
m/s, Ul=0,622
m/s membentuk pola aliran sumbat.Hasil pengukuran dan perhitungan distribusi
tekanan sepanjang sumbu saluran memperlihatkan bahwa penurunan tekanan
meningkat dengan kenaikan fluks massa (G) dan kualitas (x). Penurunan tekanan
dengan asumsi aliran homogen lebih besar dibanding dengan asumsi aliran
terpisah menggunakan teori Chisholm
Kata kunci : Perbesaran, Dua-fase,Distribusi tekanan, Homogen,
Terpisah.
Latar Belakang
Pada aliran satu fase, informasi tentang penurunan tekanan pada
pengecilan diameter saluran (kontraksi) dan perbesaran saluran (ekspansi) telah
banyak terdapat dalam pustaka, bahkan data sudah ditabelkan untuk berbagai
harga koefisien kontraksi. Namun pada aliran dua fase, (gas-air) karena
masalahnya lebih komplek, informasinya masih terbatas dan model-model teori
untuk menghitung
penurunan tekanan seringkali berhasil baik hanya pada kasus-kasus tertentu. Misalnya, Collier (1977) melaporkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pada fluida uap air basah, model persamaan homogen dapat memberikan hasil prediksi yang baik pada koefisien kontraksi 0,75 dan 0,5 tetapi kurang baik pada 0,66. Tujuan Penelitian ini dimaksudkan :
penurunan tekanan seringkali berhasil baik hanya pada kasus-kasus tertentu. Misalnya, Collier (1977) melaporkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pada fluida uap air basah, model persamaan homogen dapat memberikan hasil prediksi yang baik pada koefisien kontraksi 0,75 dan 0,5 tetapi kurang baik pada 0,66. Tujuan Penelitian ini dimaksudkan :
1. Untuk membuat visualisasi pola aliran dua fase melewati
perbesaran pipa mendatar, dengan rasio antara outlet dan inlet 1,5:1; 2:1 dan
2,5:1
2. Untuk mendiskripsikan distribusi tekanan sebelum dan sesudah
dinding perbesaran pada aliran dua fase, dengan rasio antara outlet dan inlet
1,5:1; 2:1 dan 2,5:1
Tinjauan Pustaka
Durst dan Whitelaw
(1978), Fearn, Mullin dan Cliffe (1990),Durst, Preira dan Tropea (1993)
melaporkan hasil percobaan aliran laminar incompressilble 2-D fluida
viscous dalam saluran simetri melalui perbesaran tiba-tiba untuk rasio ekpansi
(S) antara outlet dan inlet pada 2:1 dan 3:1. Alirannya simetris dengan dua
daerah pusaran, ukurannya sama besar pada sudut perbesaran. Panjang daerah
pusaran itu bertambah besar dengan bertambahnya Re. Huang dan Darve (2000)
dalam penelitiannya tentang aliran fluida helium melewati perbesaran secara
mendadak yang diterapkan pada sebuah heat exchanger melaporkan bahwa
distribusi tekanan sepanjang pipa pada arah sumbu ditunjukkan seperti grafik
berikut.
Gambar 1. Grafik hasil
perhitungan penurunan tekanan
pada perbesaran pipa secara
mendadak (Christine D. dan Huang Y., 2000)
Sumarli (2000) melakukan penelitian penurunan tekanan dan
distribusi tekanan untuk aliran air – udara pada pengecilan mendadak melalui
saluran segi empat, bahwa penurunan tekanan pada aliran dua fase udara – air
lebih besar dibanding penurunan tekanan aliran satu fase air.
Landasan Teori
Dalam aliran dua-fase tunak yang melalui perbesaran tiba-tiba
(Gbr.2). gaya gesek dinding dan gaya gravitasi diabaikan dan subskrip 1 dan 2
menyatakan kondisi pada bidang 1 dan 2 dalam diskontinyu tersebut. Tekanan pada
bidang 1 sama dengan tekanan pada ujung pipa diameter kecil.
Gambar 2. Profil perbesaran
tiba-tiba aliran dua-fase
Bahan-bahan Penelitian
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
1. Fluida cair = air bersih
2. Fluida gas = udara
3. Cairan berwarna = pewarna makanan
Alat-alat Penelitian
1. Kompresor dengan spesifikasi :
a. Tipe : Small Sized Reciprocating Compresor.
b. Tipe motor : EFOUP Form K 3φ
c. Max. WP : 7 – 7,9 kg/cm2
d. Putaran : 1000 rpm
2. Pompa air dengan spesifikasi :
a. Merk : Shimizu model PN-125 BIT
b. Sumber daya : listrik
c. Dayaoutput : 125 Watt
d. Tinggi isap maximum : 9 m
e. Total head maksimum : 33 m
f. Kapasitas maksimum : 43 lpm
g. Dimeter pipa isap dan tekan : 1”
h. Putaran : 2850 rpm
3. Penampung udara untuk menampung udara sebelum diinjeksikan ke
seksi uji
4. Flowmeter air untuk mengukur debit air yang mengalir ke dalam
seksi uji
5. Rotameter udara untuk mengukur debit udara yang diinjeksikan
dalam seksi uji
6. Pencampur air-udara, tempat untuk menginjeksikan udara ke dalam
aliran air sehingga terjadi aliran dua fase
7. Termometer untuk mengukur temperatur udara dan untuk mengukur
campuran udara-air
8. Seksi Uji
9. Pemisah udara-air untuk memisahkan udara dengan air setelah melewati
seksi uji sehingaa air dapat disalurkan kembali ke nstalasi
10. Manometer air raksa untuk mengukur tekanan udara yang
diinjeksikan ke instalasi
11. Manometer kolom air untuk mengukur beda tekanan pada seksi uji
12. Bak Penampung air sebagai tempat air yang akan dipompa dan tempat
menampung air setelah keluar dari seksi uji
13. Katup untuk mengatur debit air dan udara
14. Pipa PVC untuk saluran air
15. Camera Merk Yasica jenis Z 20 untuk mengambil visualisasi streamline dan pola aliran
Jalannya
Penelitian
Membuat
Visualisai Pola Aliran Dua Fase Dan Pengukuran Perbedaan Tekanan
1.
Mengisi bak penampung air setinggi ¾ bagian.
2.
Menetapkan titik-titik yang akan diukur beda tekanannya.
3.
Menyiapkan manometer supaya sebelum instalasi dialirkan fluida, tinggi air
dalam manometer harus sama.
4.
Menghidupkan pompa dan mengatur debit air dengan memutar katup sehingga flowmeter
menunjukkan debit yang ditentukan.
5.
Menghidupkan kompresor dan mengatur debit udara dengan memutar katup sehingga
rotameter menunjukkan debit yang ditentukan.
6.
Mencatat kondisi penelitian antara lain : koefisien perbesaran, debit air,
debit udara, tekanan udara, temperatur udara, dan temperatur air.
7.
Melihat tinggi air dalam manometer kemudian mencatat beda tinggi air dalam
manometer pada lembar data yang telah disiapkan.
8.
Melakukan pemotretan terhadap pola aliran.
KESIMPULAN
1. Hasil visualisasi pola aliran dua fase pada kecepatan
superfisial Ug=
0.16-0,263m/s, Ul=0,622 m/s membentuk pola aliran gelembung, pada Ug= 0,329
m/s, Ul=
0,622 m/s membentuk pola aliran kantong, pada Ug= 0,493 m/s, Ul= 0,622
m/ s membentuk pola aliran strata gelombang dan pada Ug= 0,658
m/s, Ul=
0,622 m/s membentuk pola alrian sumbat cair.
2. Hasil pengukuran dan perhitungan distribusi tekanan sepanjang
sumbu saluran memperlihatkan bahwa penurunan tekanan meningkat dengan kenaikkan
fluks massa (G) dan kualitas (x). penurunan tekanan pengukuran lebih besar
dibanding dengan asumsi aliran terpisah menggunakan teori Chisholm.
No comments:
Post a Comment