Peningkatan umur lelah material velg racing dengan
ARTIFICIAL AGING. Obyek penelitian ini
adalah menentukan sifat lelah material velg racing sebelum dan sesudah proses
Artificial Aging. Spesimen uji dibuat dari material velg racing yang termasuk
material alumunium paduan jenis Al-Mg-Si. Proses Artificial Aging dimulai dengan
soliution treatment pada temperatur 5400C dengan waktu tahan 2 jam
dilanjutkan dengan quenching pada media air kemudian diaging pada temperatur
1500C
dengan variasi waktu tahan 2 jam, 4 jam, dan 5 jam. Pengujian lain yang
dilakukan adalah uji tarik. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa proses
artificial aging yang dilakukan cenderung menaikkan kekuatan tarik dan sifat
lelah dari material dasar.
Kata kunci : artificial aging, sifat lelah, Al-Mg-Si
LATAR BELAKANG
Hampir semua struktur mesin dalam aplikasinya menerima beban yang
bervariasi. Beban yang bervariasi akan mengakibatkan fluktuasi tegangan pada
elemen yang membangun struktur tersebut. Jika fluktuasi tegangan ini cukup
besar dan berulang-ulang, kegagalan struktur dapat terjadi walaupun tegangan
maksimal yang terjadi pada elemen struktur tersebut lebih kecil dibandingkan
dengan kekuatan materialnya. Kegagalan ini dikatakan sebagai kegagalan fatik
atau patah lelah.
Alumunium paduan merupakan logam
non fero yang paling banyak digunakan sebagai bahan dalam komponen kendaraan
termasuk velg racing. Velg racing adalah
salah satu bagian dari roda, yang berfungsi selain tempat kedudukan, berfungsi pula untuk memindahkan gerakan berputar dari poros, serta untuk memikul berat kendaraan. Jika suatu velg racing menderita beban lengkung sementara velg berputar, maka akan terjadi fluktuasi tegangan (tegangan bolak-balik) pada velg racing tersebut. Beban tarik terbesar akan terjadi pada titik-titik permukaan velg racing pada saat kedudukannya paling bawah, sedangkan beban tekan terbesar akan terjadi pada titik-titik permukaan velg racing pada saat kedudukannya paling atas.
salah satu bagian dari roda, yang berfungsi selain tempat kedudukan, berfungsi pula untuk memindahkan gerakan berputar dari poros, serta untuk memikul berat kendaraan. Jika suatu velg racing menderita beban lengkung sementara velg berputar, maka akan terjadi fluktuasi tegangan (tegangan bolak-balik) pada velg racing tersebut. Beban tarik terbesar akan terjadi pada titik-titik permukaan velg racing pada saat kedudukannya paling bawah, sedangkan beban tekan terbesar akan terjadi pada titik-titik permukaan velg racing pada saat kedudukannya paling atas.
Geometri sebuah velg
racing adalah suatu geometri yang tidak kontinyu, hal ini disebabkan adanya
lubang poros, lubang baut, maupun konstruksi jari-jari velg racing.
Keadaan ini berpotensi menimbulkan konsentrasi tegangan pada tempat-tempat
dimana terjadi perubahan penampang, pada tempat-tempat ini apabila terjadi
penambahan berulang akibatnya akan lebih fatal. Material yang dipakai pada
struktur tanpa konsentrasi tegangan, patah lelah terjadi pada tegangan yang
besarnya kurang dari sepertiga kekuatan tarik static. (Surdia, 1992)
Tegangan sisa pada permukaan juga
memiliki pengaruh yang dominan pada batas kelelahan. Proses pelapisan yang
menyebabkan terjadinya tegangan sisa tarik pada permukaan, dapat menyebabkan
penurunan batas kelelahan sampai 60 %, untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
tegangan sisa dapat dilakukan dengan cara : proses nitrida, shot pen dan
heat treatment. Proses heat treatment yang diarahkan pada
peningkatan kekuatan lelah material, perlu dilakukan dalam pabrikasi sebuah
komponen. Apalagi jika komponen tersebut menerima beban berulang seperti velg
racing.
TUJUAN
PENELITIAN
Sebagaimana dirumuskan pada bagian depan, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Menentukan pengaruh heat treatment dengan variasi
penahanan dan temperatur terhadap kekuatan tarik alumunium yang dipakai
spesimen.
2.
Menentukan karakteristik lelah (diagram S-N) alumunium paduan yang dipakai
sebagai spesimen pengujian.
3.
Menentukan karakteristik lelah (diagram S-N) aluminium paduan yang dipakai
sebagai spesimen pengujian setelah dilakukan proses heat treatment.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengaruh yang menguntungkan
(meningkatkan) sifat mekanik akibat artificial aging telah banyak
dilakukan penelitian. Salah satu contoh penelitian Ramli Sinaga (1988). Artificial
aging yang dilakukan pada temperatur 1000C, 1500C, 2000C, 2500C dan
3000C
dengan variasi waktu aging 5 jam, 10 jam, dan 15 jam, sedangkan temperatur solution
treatment yang dipakai adalah 5400C dengan waktu penahanan 30
menit, pada material alumunium paduan (Al-Mg-Si). Kesimpulan dari penelitian
ini adalah sifat mekanis optimum dari paduan Al-Mg-Si sangat dipengaruhi oleh
temperatur (1000C) dan waktu aging (15 jam).
Struktur butiran dan besar butir
berpengaruh pada kekuatan dan sifat mekanik dari benda coran. Benda coran yang
memiliki struktur butiran kecil dan rapat akan mempunyai kekuatan dan keuletan
yang lebih tinggi disebabkan karena pada proses deformasi, logam berbutir halus
mempunyai hambatan slip yang lebih besar. Coran yang mempunyai kekuatan tarik
yang tinggi, rapat dan padat maka coran tersebut akan mempunyai kekuatan tarik
yang tinggi, keuletan yang tinggi, ketahanan impak yang tinggi, tingkat
kekerasan yang tinggi, berat jenis yang tinggi dan porositas yang
rendah. Dari hasil metalografi pada temperatur 1000C dan waktu aging 5 jam
hingga 10 jam belum merata, tetapi pada waktu aging 15 jam distribusi butiran
lebih merata, sedangkan pada temperatur 1500C dan waktu aging 5 jam, butiran
terdistribusi, tetapi mulai mengumpul dan kumpulan butiran terus berlanjut
hingga waktu aging 10 jam hingga terbentuk butiran yang lebih besar dari
sebelumnya dan hal ini terus berlanjut hingga waktu aging 15 jam. Pada temperatur
2000C
distribusi Mg2Si
lebih merata distribusinya hingga waktu aging 15 jam. Mulai temperatur 2500C
hingga 3000C
dengan variasi waktu aging, penyebaran butiran tidak merata dan butiran lebih
besar makin banyak terbentuk, keadaan ini sangat merugikan, karena akan
menurunkan sifat mekanis bahan yang disebut over aging. Pernyataan ini
merupakan salah satu kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Sinaga
(1998) tentang pengaruh artificial aging terhadap sifat mekanik bahan
alumunium (Al-Mg-Si).
LANDASAN
TEORI
1.
Heat Treatment (Perlakuan Panas)
Perlakuan panas pada Al tuang mencakup proses pemanasan dan
pendinginan yang dikendalikan secara seksama. Setiap tahap dari proses tersebut
memiliki peranan yang menentukan terhadap keberhasilan proses. Tujuan utama
dari perlakuan panas ini adalah untuk memperoleh kombinasi sifat-sifat mekanik
yang optimum. Di samping itu perlakuan panas paduan Al tuang juga bertujuan
untuk memperoleh struktur logam hasil coran yang seragam, memperbaiki sifat
mampu mesin, stabilitas dimensi dan ketahanan korosi, serta menghilangkan
tegangan sisa mesin akibat konstraksi selama pembekuan.
Pada alumunium, perlakuan panas hanya dapat dilakukan terhadap
golongan heat treatable alloy, dimana biasanya bertujuan untuk
meningkatkan kekerasan. Yang termasuk golongan ini diantaranya selama
pembekuan.
Ada tiga tahapan dalam usaha meningkatkan kekuatan paduan
alumunium dengan perlakuan panas, pertama adalah laku panas pelarutan (solution
heat treatment), kedua adalah pencelupan (quenching) dan yang ketiga
adalah pengerasan penuaan (age hardening), baik melalui penuaan alami (natural
aging) maupun penuaan buatan (artificial aging).
Bila pada suhu temperatur tertentu,
penuaan berlangsung terlalu lama maka akan terjadi pengkasaran endapan (endapan
yang halus larut kembali sementara yang kasar bertambah besar) sehingga jumlah
partikel halus yang terdispersi dalam jumlah banyak secara berangsur-angsur
akan digantikan oleh partikel kasar yang lebih besar. Kejadian ini membuat
paduan menjadi bertambah lunak dan dalam hal ini dikatakan bahwa paduan berada
dalam kondisi overaging (penuaan berlebih).
2.
Kelelahan
Patah lelah disebabkan oleh
tegangan yang berulang. Besarnya tegangan saat terjadinya kegagalan pada
kebanyakan kasus dijumpai pada tegangan kurang dari sepertiga kekuatan tarik
static. Hal ini terjadi pada suatu struktur tanpa konsentrasi tegangan.
Kelelahan memegang peranan utama dalam putusnya bahan konstruksi/komponen
secara mendadak.
DIAGRAM PENELITIAN
Jalannya penelitian yang dilakukan
dapat digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut :
Gambar 1. Diagram
jalannya penelitian
KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan dapatlah ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Artificial Aging terhadap ,aterial velg racing menaikkan
karakteristik ketahanan lelah material dasar.
2. Pengaruh artificial aging yang dilakukan pada penelitian
ini berkecenderungan menaikkan kekuatan tarik material. Kekuatan tarik material
dasar adalah sebesar 12,12 Mpa, material aging dengan waktu tahan 2 jam 12,36
Mpa, material aging dengan waktu tahan 4 jam 12,73 Mpa, dan material dengan
waktu tahan 5 jam 12,39 Mpa.
No comments:
Post a Comment