REKAYASA SISTEM PENGUJI AKHIR PADA PROSES PRODUKSI LAMPU FL
BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC). Lampu FL (fluorescent lamp) hasil produksi pabrik lampu sebelum
dipasarkan ke konsumen harus melewati uji keamanan dan kualitas melalui proses
pengujian akhir. Sebagian besar pabrik pembuatan lampu FL melakukan pengujian
lampu secara manual dan melibatkan banyak orang, atau dengan sistem kontrol
konvensional. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuat rekayasa sistem kontrol
berbasis PLC untuk menggantikan sistem konvensional tersebut. Penelitian
terdiri dari perancangan perangkat keras peralatan sistem penguji akhir lampu
FL dan PLC sebagai basis kendalinya. Pengujian akhir lampu FL yang dilakukan
meliputi uji kelistrikan, penyalaan, dimensi dan sekaligus me-reject lampu yang
tidak lolos uji. Proses pe-reject-kan nyala dilakukan 4 pergeseran dari head
penyalaan sampai rejector sedangkan proses iju demensi dilakukan 9 pergeseran
dari head deteksi panjang-pendek sampai rejector. Setelah dilakukan percobaan
sistem penguji lampu FL dapat bekerja seperti yang diharapkan.untuk percobaan 1
lampu diperlukan waktu 3 menit tetapi pelaksanaan pengujian sebenarnya
dilakukan secara berjajar dan berurutan. Peralatan rekayasa tersebut dapat
diaplikasikan di industri dengan sedikit penyempurnaan untuk realisasi dalam
bentuk nyata.
Kata
Kunci : penguji akhir, produksi, lampu fl, PLC
PENDAHULUAN
Pabrik pembuatan lampu FL, pada proses produksi akhir, pengujian
lampu sebagian besar masih secara manual. Lampu FL diuji satu per satu pada
papan penguji atau dengan sistem konveyor dengan berbasis timer, relay dan
counter sehingga sering terjadi kesalahan baik secara elektronis maupun
mekanis. Oleh karena itu, untuk menunjang unjuk kerja Sistem penguji akhir (final
test) yang handal maka diperlukan sistem pengendalian yang handal pula.
Salah satu sistem pengendalian adalah dengan menggunakan Programmbale Logic
Controller (PLC) sebagai suatu alat yang bekerja secara elektronis.
PLC sebagai suatu alat kontrol pada saat ini banyak digunakan
karena
mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem kontrol konvensional disamping itu perancangan kendali baru tidak memakan waktu lama serta mudah untuk dilakukan modifikasi. Keunggulan lain dari PLC adalah kinerja yang handal, mudah dalam perawatan, pencarian gangguan dan dokumentasi gambar sistem lebih sederhana.
mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem kontrol konvensional disamping itu perancangan kendali baru tidak memakan waktu lama serta mudah untuk dilakukan modifikasi. Keunggulan lain dari PLC adalah kinerja yang handal, mudah dalam perawatan, pencarian gangguan dan dokumentasi gambar sistem lebih sederhana.
Sebelum teknologi PLC diperkenalkan pada kendali mesin penguji
akhir banyak digunakan sistem terkawat keras (hardware) panel kontrol
konvensional seperti timer, relay dan counter yang menuntut
kecermatan dalam rangkaian kabel pembentukan logika pengendalian dalam panel
listrik. Setelah diperkenalkannya teknologi PLC, sistem panel kontrol
konvensional tidak lagi banyak digunakan karena pengkabelan relatif kompleks,
pencarian, perawatan ataupun perancangan ulang membutuhkan waktu yang lebih
lama dan dokumentasi gambar lebih banyak.
SISTEM PENGUJI AKHIR LAMPU FL
Sistem penguji akhir merupakan proses pengujian lampu FL 10W dan
15W baik secara nyala, maupun dimensi panjang pendek pada konveyor yang
berjalan, sehingga lebih mempercepat dan mempermudah proses pengujian lampu FL
. Pada dasarnya sistem penguji akhir lampu FL menggunakan penggerak utama
berupa konveyor otomatis yang dapat bergerak dan berhenti secara bergantian.
Proses pengujian dimulai dari deretan lampu FL yang masuk ke konveyor yang
dideteksi oleh sensor kemudian dilakukan uji ukuran panjang pendek dan
dilanjutkan uji nyala dan diakhiri dengan proses reject. Gambar1 menunjukkan
urutan kerjanya sistem penguji akhir lampu FL.
Gambar1. Sistem penguji akhir lampu FL
PERANCANGAN
SISTEM PENGUJI AKHIR LAMPU FL
Perancangan
sistem penguji akhir lampu FL berbasis PLC diawali dengan pengumpulan data
sistem penguji akhir lampu FL. Hasil pengumpulan data tersebut dipakai untuk
merancang sistem perangkat keras (hardware) yang terdiri dari bagian
elektronis yaitu input/output dan bagian mekanis yang terdiri
dari perancangan tempat deretan lampu FL, konveyor dan penggeraknya, head
panjang-pendek, head penyalaan dan sekaligus penggeraknya, rejector,
tempat FL yang lolos uji maupun tidak. Diakhiri dengan perancangan perangkat
lunak (software) Pergerakan konveyor dilakukan untuk memindahkan lampu
FL dari papan deretan lampu FL sampai rejector. Pengujian nyala dan
dimensi panjang-pendek lampu dilakukan oleh head penyalaan dan head panjang-pendek
pada saat konveyor berhenti. Data pengujian dari head panjang-pendek dan
nyala akan diterima oleh sensor panjang-pendek pada sisi head panjang-pendek
dan LDR (lighting dioda resistant) yang berada tepat dibawah antara head
penyalaan ke-dua. Data akan digeser sesuai dengan pergeseran konveyor, sistem
pergeseran data digunakan fasilitas shift register SFT 10 pada PLC merek
Omron CPM 1. Data akan dibaca oleh rejector sehingga proses pe-rejec-kan
dapat dilakukan tepat pada lampu FL yang tidak lolos uji pada tempat yang
terpisah dari detektor/sensor. Keseluruhan sistem perangkat keras dan sistem
pengkawatan dapat dilihat pada gambar 2 dan 3.
Perangkat
keras
Perangkat keras
sistem penguji akhir dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian input (masukan),
bagian output (keluaran), PLC dan catu daya.
A. Bagian
masukan, terdiri dari :
- LDR berfungsi
sebagai sensor nyala dengan rangkaian penguat sinyal.
- Limit
switch berguna untuk sensor panjang pendek.
- Shiff data
digunakan sebagai pengeser data.
- Eject data
berfungsi sebagai data saat rejector harus me-reject.
- Data nyala
yaitu data saat head penyalaan harus menyalakan FL.
- Saklar NO
(normaly open) digunakan untuk menjalankan mesin.
- Saklar NC
(normaly close) digunakan untuk mematikan mesin.
B. Bagian
keluaran, terdiri dari :
- Motor
penggerak konveyor.
- Trafo
balast yang digunakan untuk menyalakan FL pada Head penyalaan.
- Solenoid 1
digunakan sebagai rejector panjang pendek.
- Solenoid 2
digunakan untuk rejector nyala.
Gambar
2. Foto alat rekayasa sistem penguji akhir proses produksi lampu fl berbasis
PLC
Gambar
3. Sistem pengkawatan alat sistem penguji akhir proses produksi lampu fl
berbasis PLC
C. Bagian
mekanis, terdiri dari :
- Tempat
FL/dertan FL yang akan dites, untuk menempatkan lampu FL yang akan diuji.
- Rantai holder
konveyor sebagai penahan lampu FL agar tidak bergerak pada saat rantai
berjalanan.
- Sensor panjang
pendek untuk mendeteksi dimensi lampu FL.
- Papan FL reject
panjang pendek digunakan untuk menempatkan lampu. FL yang reject panjang
pendek.
- Rejector panjang pendek
untuk me-reject lampu FL yang terlalu pendek.
- Burn up head digunakan untuk
membakar LIW (light in wire) silang yaitu kawat penyangga filamen
yang menyilang.
- Head penyalaan
1, digunakan untuk menyalakan lampu 1.
- Head
penyalaan 2, digunakan untuk menyalakan lampu 2.
- Sensor nyala
berfungsi untuk mendeteksi nyala lampu FL.
- Reject nyala
digunakan untuk me-reject lampu FL yang tidak nyala.
- Papan FL
rejector nyala dipakai untuk menempatkan lampu FL yang di-reject (tidak
menyala).
Perancangan
perangkat lunak
Perangkat
lunak dipakai sebagai pendukung perangkat keras sistem penguji akhir lampu FL
Urutan kerja atau sekuensial pengendali sistem penguji lampu FL terlihat pada
gambar 4 yang memperlihatkan gambar diagram alir sekuensial pengendali sistem
penguji akhir lampu FL yang akan dioperasikan. Gambar diagram alir tersebut
dimaksudkan untuk memperjelas proses kerja sistem tersebut.
Motor 1 dan
2onsensor inframerahMotor 2 offTunda20 detikLimit switchaktifHead
panjang-pendek dannyalaaktifGeser 16 bitGeser 6 bitStartDeteksi pendekDeteksi
nyalaRejector offRejector onSaklar stopStop
Gambar
4. Diagram alir sekuensial pengendali sistem penguji
Berpedoman pada
diagram alir tersebut, kemudian dibuat suatu program pada PLC dengan
menggunakan diagram ladder. Diagran ladder biasanya dibuat dengan komputer PC
atau handheld programmer. Pembuatan program disesuaikan dengan PLC yang akan
digunakan. Proses kerja diagram alir dimulai dari kondisi awal adalah konveyor,
head, sensor panjang-pendek dan sensor nyala diam. Jika tombol ON ditekan maka
motor ac 220V akan berputar menggerakkan head panjang-pendek dan head nyala,
dan secara otomatis akan menghidupkan motor dc 12V kemudian menggerakan belt
konveyor. Saat head panjang-pendek dan head nyala membuka, lengan ayun
menyentuh limit switch, maka konveyor akan berjalan hingga sirip-sirip pada
konveyor mencapai sensor lampu, sehingga sinar infra merah tidak mencapai
penerima sinar infra merah dan sensor lampu OFF, sehingga konveyor berhenti.
Head panjang-pendek dan head nyala menutup (menjepit) Lampu FL. Head
panjang-pendek akan mendeteksi lampu FL terlalu pendek atau tidak, jika terlalu
pendek data dianggap “0”, jika ukuran normal data dianggap “1”, kemudian data
ini dimasukkan ke dalam register dan akan selalu digeser jika ada data yang
masuk, pergeseran data ini dikendalikan oleh clock yang diambil dari limit
switch pada lengan ayun head panjang pendek.
Pergeseran data
yang ke-16 diambil untuk mengaktifkan rejector, sehingga lampu yang terdeteksi
pada sensor panjang-pendek dapat tepat ter-reject walaupun tempatnya berjauhan.
Demikian juga pada sensor nyala, FL nyala akan dideteksi sebagai “0”,
sebaliknya FL tidak nyala adalah “1”, data yang ke-6 diambil untuk mengaktifkan
rejector, clock diambil dari limit switch pada lengan ayun head panjang-pendek.
Proses ini akan terulang terus-menerus selama tombol OFF tidak ditekan.
Jika tombol OFF
ditekan akan mengakibatkan motor ac 220V penggerak head panjang-pendek dan
nyala akan OFF begitu juga motor dc 12V penggerak konveyor .Tombol ini juga
digunakan untuk me-reset registrer data panjang pendek dan register data nyala,
sehingga data yang tersimpan akan hilang .
HASIL PERCOBAAN
DAN PEMBAHASAN
Percobaan
dilakukan dengan beberapa tahap yaitu dengan media yang diuji berupa lampu FL
dan tanpa menggunakan lampu FL. Dari hasil percobaan secara berurutan yang
dilakukan beberapa kali, dilakukan dengan pengujian kerja mekanik dan pengujian
kerja sistem dengan menjalankan program diagram ladder-nya.
Percobaan
head panjang-pendek dan penyalaan unjuk kerja mekanik berjalan baik
sesuai dengan fungsinya untuk menjepit lampu FL pada proses pengetesan
panjang-pendek dan pengetesan nyala lampu FL. Untuk sensor nyala (LDR) dapat
berfungsi dengan baik. Percobaan konveyor berjalan digunakan untuk mengangkut
lampu FL secara step-step dari wadah deretan FL yang akan di-reject
sampai ujung konveyor.
Percobaan
register geser data sudah baik data dapat bergeser sesuai dengan yang
diinginkan hanya saja untuk data nyala kadang tidak terbaca disebabkan oleh
nyala lampu FL terlalu singkat, hal ini diatasi dengan menunda penyalaannya
menjadi 1,5 detik dengan menambahkan diagran ladder Penunda data sensor
nyala.
Percobaan
rejector sudah baik, pengambilan data ke-6 untuk reject nyala dan
data ke-16 untuk reject panjang pendek sesuai dengan yang diharapkan,
sehingga lampu FL yang di-reject dapat tepat berada pada ujung konveyor.
Pada solenoid terjadi panas yang berlebihan hal ini disebabkan posisi rejecktor
ke atas (aktif) jika tidak ada lampu FL pada konveyor, karena hal ini
dianggap lampu terlalu pendek dan lampu tidak nyala, untuk mengatasinya
dipasang kipas pendingin pada solenoid
.
KESIMPULAN
Setelah
dilakukan perancangan, dan percobaan sistem penguji akhir lampu FL, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut
1.
Realisasi
sistem penguji akhir pada proses produksi lampu FL sudah berjalan baik.
2.
Percobaan
sistem penguji lampu FL untuk pengujian 1 lampu diperlukan waktu 3 menit tetapi
pelaksanaan pengujian sebenarnya dilakukan secara berjajar dan berurutan sehingga
waktu dicapai lebih singkat.
3.
Register geser data instruksi (SFT (10)) dapat
digunakan pada proses pe-reject-an dengan letak detektor dan rejector yang
berjauhan. Instruksi Internal Relay (IR) dapat digunakan untuk memanipulasi
keluaran sesuai dengan yang diinginkan.
No comments:
Post a Comment