Wednesday 30 December 2015

Estimasi nilai koefisien aktifitas pada campuran BINER n-PROPIL alkohol-air

Estimasi nilai koefisien aktifitas pada campuran BINER n-PROPIL alkohol-air. Data yang akurat tentang sifat-sifat bahan sangat diperlukan untuk perancangan alat dan operasi proses di industri. Namun seringkali data tersebut tidak tersedia sehingga menimbulkan kesulitan pada perancangan dan pelaksanaan proses. Salah satu data yang tidak cukup tersedia dengan lengkap adalah koefisien aktifitas pada suatu campuran. Koefisien aktifitas ini berperan dalam dalam menghitung kesetimbangan fase suatu campuran.
Alternatif yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan metode estimasi sifat bahan. Terdapat berbagai metode untuk estimasi tersebut, namun dalam tulisan ini dibahas penerapan metode UNIFAC (mewakili kelompok metode kontribusi gugus) dan metode Margules (mewakili kelompok metode estimasi reguler) untuk menghitung nilai koefisien aktifitas pada campuran n-propil alkohol – air.
Dari hasil perhitungan, metode UNIFAC menghasilkan γ1 = 1,129 dan γ2 = 2,9823 dengan deviasi untuk γ1 = 0,098 dan untuk γ2 = 0,14. Metode Margules menghasilkan γ1 = 1,002 dan γ2 = 3,36 dengan deviasi untuk γ1 = 0,00849 dan untuk γ2 = 0,323
Kata kunci: koefisien aktifitas, metode UNIFAC, metode Margules

 PENDAHULUAN
Hubungan kesetimbangan uap-cair diperlukan untuk menyelesaikan banyak permasalahan dalam rekayasa proses. Data kesetimbangan, baik kesetimbangan uap-cair maupun keserimbangan cair-cair, biasanya diperoleh melalui penelitian. Namun kadang-kadang pengukuran melalui penelitian semacam itu sulit dilakukan, terutama saat senyawa yang terlibat dalam kesetimbangan semakin banyak. Biaya yang diperlukan juga cukup besar. (Reid, 1977)
Alternatif yang dapat ditempuh untuk memperoleh data kesetimbangan adalah
dengan melakukan estimasi dengan aplikasi persamaan-persamaan termodinamika. Estimasi sifat-sifat termodinamika ini dapat diaplikasikan pada berbagai sifat termodinamis suatu zat, seperti kapasitas panas, tekanan dan suhu kritis, konduktifitas termal, dan lain-lain.
Secara umum, ada dua kelompok metode estimasi, yaitu kelompok metode estimasi reguler yang menerapkan persamaan-persamaan termodinamika dan metode kontribusi gugus yang mengadakan pendekatan nilai dengan menganggap suatu molekul yang terlibat dalam kesetimbangan sebagai suatu gugus agregat tertentu dan dari situ beberapa sifat termodinamik murni dapat menjumlahkan kontribusi-kontribusi gugus. Dalam tulisan ini dibahas dua metode estimasi nilai koefisien aktifitas. Metode yang pertama adalah metode UNIFAC (UNIQUAC (Universal Quasi-Chemical) Function Group Activity Coefficient) yang mewakili kelompok metode kontribusi gugus dan metode Margules yang mewakili metode estimasi reguler.

KESETIMBANGAN FASE
Keadaan setimbang antara dua fase didefinisikan sebagai suatu situasi yang yang tidak terdapat perpindahan massa makroskopik antarfase tersebut (Smith & Van Ness, 1984). Hubungan kesetimbangan antara dua fase (uap – cair) untuk suatu komponen i dapat dinyatakan sebagai berikut:

fiV = fiL ………………………(1)

φi . yi . P = γi . xi . Pi0
Jika tekanan sistem rendah, maka φi dianggap = 1.
Di sini terlihat, jika fraksi mol suatu komponen pada fase uap hendak dihitung, suatu harga diperlukan koefisien aktifitas dan sebaliknya jika diketahui fraksi mol suatu komponen pada fase uap dan hendak dicari fraksi molnya pada fase cair.
Jika diinginkan untuk menghitung koefisien aktifitas suatu campuran terner komponen 1, 2, 3, diperlukan dari data kesetimbangan biner masing-masing komponen penyusunnya, yaitu kesetimbangan komponen 1 dan 2, komponen 1 dan 3, komponen 2 dan 3. Dalam hal ini, data kesetimbangan terner sama sekali tidak diperlukan. Demikian juga untuk melakukan suatu estimasi.

ESTIMASI NILAI KOEFISIEN AKTIFITAS CAMPURAN PROPIL ALKOHOL – AIR
Misal ditinjau suatu campuran biner propil alkohol – air pada suhu 100 0C dan tekanan 760 mmHg. Dari hasil percobaan diperoleh γ1 = 0,99 dan γ2 = 2,78 (diolah dari Reid, 1977).
Metode UNIFAC
Metode UNIFAC berlandaskan prinsip bahwa koefisien aktifitas dalam campuran dihubungkan dengan interaksi-interaksi antara gugus struktural. Koefisien aktifitas dibagi menjadi dua bagian; bagian pertama menyediakan kontribusi akibat adanya perbedaan ukuran molekul dan bagian kedua menyediakan kontribusi akibat adanya perbadaan ukuran molekul (Reid, 1987). Tujuan utama dan solusi gugus ini adalah untuk memanfaatkan data kesetimbangan fase yang sudah ada untuk memprediksi kesetimbangan fase dari suatu sistem jika tidak tersedia data hasil percobaan (Pathak, dkk. 2000).
Dari kasus di atas campuran n-propil alkohol dan air dengan fraksi mol n-propanol 0,85 (fraksi mol air 0,15) pada suhu 100 0C dan tekanan 760 mmHg. Persamaan koefisien aktifitas untuk suatu komponen i adalah sebagai berikut:
ln γi = ln γiC + ln γiR ……………...(3)
C menyatakan combinatorial, yang berisi bagian penggabung, terutama karena adanya perbedaan ukuran dan bentuk molekil dalam campuran, sedang R menyatakan residual, yang terbentuk karena adanya interaksi energi.
Untuk campuran biner ln γiC dan ln γiR dapat dihitung melalui persamaan:
ln γ1C = ln (φ1/x1) + (z/2) q1 ln (θ11) + l1 – (φ1/x1)(x1.l1 + x2.l2) ……..(4)
ln γ2C = ln (φ2/x2) + (z/2) q2 ln (θ22) + l2 – (φ2/x2)(x1.l1 + x2.l2) ……..(5)
Subskrip 1 menyatakan komponen n-propanol dan subskrip 2 menyatakan komponen air.
Masing-masing variabel pada persamaan (4) dan (5) dapat didefinisikan sebagai berikut:
φ1 = (r1.x1)/( r1.x1 + r2.x2) ……………...(6)
φ2 = (r2.x2)/( r1.x1 + r2.x2) ……………...(7)
θ1 = (q1.x1)/(q1.x1 + q2.x2) ……………...(8)
θ2 = (q2.x2)/(q1.x1 + q2.x2) ……………...(9)
di mana: φ1 + φ2 = 1 dan θ1 + θ2 = 1
l1 = (z/2) (r1 – q1) – (r1 – 1) untuk z = 10 ……………...(10)
l2 = (z/2) (r2 – q2) – (r2 – 1) untuk z = 10 ……………...(11)
dengan
r1 = Σk νk(1) Rk ………………………(12)
r2 = Σk νk(2) Rk ………………………(13)
q1 = Σk νk(1) Qk ………………………(14)
q2 = Σk νk(2) Qk ………………………(15)
dengan
x1 dan x2 = fraksi mol komponen 1 dan 2
νk = 1, 2, … N (jumlah gugus dalam molekul 1 dan 2
Rk = volume van der Waals untuk gugus k
Qk = luas permukaan van der Waals untuk gugus k
k = nomor gugus dari tabel 8.20
Harga υk, Rk dan Qk dapat diperoleh dari tabel 8.20 Reid 1987. Untuk campuran n-propanol dan
air, nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Harga νk, Rk dan Qk pada tiap gugus
Gugus
Gugus utama
(main group)
K
J
νk
Rk
Qk
CH3

CH2

COH
1
1
1
1
0,9011
0,848
1
2
1
2
0,540
0,6744
10
21
1
1
0,998
0,948
H2O
7
17
2
1
0,92
1,4

Untuk bagian residual:
ln γ1R = Σk νk(1) (ln Γk - ln Γk(1)) ……………..(16)
ln γ2R = Σk νk(2) (ln Γk - ln Γk(2)) ……………..(17)
ln Γk = Qk (1 – ln (Σm θm ψmk) - Σm m ψkm/(Σm θn ψnm))) ……………..(18)
dengan m dan n = 1, 2, 3, …N ( semua grup)
θm = Qm Xm / Σn Qn Xn ……………..(19)
ψmn = exp ( -amn/T) ……………..(20)
m = 1, 2, …M dan n = 1, 2, …, N
Harga-harga amn dapat dicari dari tabel 8.21 Reid 1987.
Dari hasil perhitungan, diperoleh ln γ1C = 1,0016; ln γ2C = 0,3772728; ln γ1R = 1,1275 dan ln γ2R = 0,71543
Sehingga diperoleh:
ln γ1 = ln γ1C + ln γ1R
= ln 0,0015797 + ln 1,1275
= 1,129
Nilai γ1 = 1,129 dan dengan cara yang sama diperoleh γ2 = 2,9823
Deviasi yang terjadi untuk γ1 = 0,098 dan untuk γ2 = 0,14.

METODE MARGULES
Metode Margules disusun berdasarkan pemikiran bahwa koefisien aktifitas dapat dihubungkan dengan sifat fluida berlebihan (excess fluid properties) seperti energi Gibbs (Pathak dkk, 2000).
Persamaan yang menggambarkan hubungan tersebut adalah sebagai berikut:

sehingga dari situ bisa dicari nilai-nilai A12 dan A21.
Data untuk tetapan α, ε, ζ, dan θ dapat dilihat pada tabel 8.17 Reid 1977, dengan N1, N2 = total banyaknya atom karbon dalam molekul 1 dan 2.
Dari hasil perhitungan diperoleh γ1 = 1,002 dan γ2 = 3,36.
Deviasi yang terjadi untuk γ1 = 0,00849 dan untuk γ2 = 0,323

PENUTUP
Metode UNIFAC sangat fleksibel untuk digunakan untuk estimasi karena parameter-parameter yang digunakan tidak bergantung pada suhu dan cukup teliti karena banyaknya parameter gugus yang tersedia. Kekurangannya adalah metode ini memerlukan perhitungan yang cukup rumit. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan komputer.
Pada metode Margules, kesulitan yang timbul adalah mencari nilai tetapan-tetapan A12 dan A21 yang umumnya diperoleh dari koefisien aktifitas pada pengenceran tak hingga. Walaupun besarnya koefisien aktifitas tersebut dapat pula diestimasi, namun cara ini memiliki kelemahan karena pendekatan yang sangat terbatas sifatnya, sehingga kadang-kadang dapat menimbulkan penyimpangan yang cukup besar. Selebihnya, metode ini cukup dapat diterima untuk mengestimasi nilai koefisen aktifitas suatu campuran, baik biner maupun multi komponen.
Metode estimasi dapat dipercaya untuk mencari nilai koefisien aktifitas. Walaupun demikian, data hasil penelitian tetap menjadi yang utama, baik data yang diperoleh dari literatur maupun dari laboratorium.

No comments:

Post a Comment