Karakteristik campuran beton aspal karet. Telah dikembangkan beberapa penelitian skala laboratorium
untuk mengetahui karakteristik campuran beton aspal karet, yaitu terhadap
Asphalt Concrete (AC), Hot Rolled Sheet (HRS), Hot Rolled Asphalt (HRA) dan
Split Mastic Asphalt (SMA). Secara umum, penambahan bahan karet menyebabkan
peningkatan kekuatan dan fleksibilitas campuran. Semakin tinggi kadar karet
maka nilai stabilitas campuran semakin besar dan nilai flow semakin kecil, hal
ini dikarenakan bahan karet mampu menurunkan nilai penetrasi aspal. Penambahan
kadar karet juga sangat efektif untuk meningkatkan sifat kedap air campuran
karena mampu menurunkan nilai VIM dan meningkatkan nilai VFWA. Oleh karenanya,
bahan karet sangat prospektif digunakan sebagai bahan alternative untuk
memperbaiki mutu campuran beton aspal sehingga menambah keunggulan sifat
structural (kekuatan dan fleksibilitas) dan sifat fungsional (kedap air). Bahan
karet juga terbukti menambah jaminan keawetan campuran (aspek perendaman) dan
menambah kemudahan proses pemadatan. Prosentasi komponen karet dari jumlah
aspal yang digunakan akan bekerja secara efektif pada kadar maksimum 4% (AC dan
SMA), 30 % (HRS-A) dan 20 % (HRA).
Kata-kata
kunci: Beton Aspal Karet, Uji Marshall, AC, HRS, HRA, SMA
PENDAHULUAN
Sejak tahun 1960-an aspal karet telah dikembangkan di Indonesia
untuk material jalan. Berdasarkan hasil penelitian Jajasan Badan Penjelidikan
dan Pemakaian Karet (1954), penambahan karet beberapa persen sudah cukup untuk
memperbaiki sifat aspal. Menurut Suseno, S. (1987), campuran beton aspal yang
dikombinasikan dengan bahan karet, mempunyai sifat tidak licin (kekesatan
baik), lebih elastis (tidak mudah retak), aspal tidak mudah lembek oleh panas
matahari serta tidak lekas aus oleh air hujan.
Gambar 1. Lapis Permukaan
Jalan
Gambar 1 adalah
contoh tampilan permukaan jalan
yang bersentuhan langsung dengan roda kendaraan sehingga memerlukan sifat kuat,
tidak mudah retak dan tidak licin. Berdasarkan TRRL Report RL 308 dan 370,
penelitian aspal karet skala penuh di lapangan menunjukkan kinerja yang
baik yaitu meningkatkan daya tahan terhadap cracking dan rutting. Dalam
inset Gambar 1 ditunjukkan detil permukaan jalan yang porus menyebabkan
air mudah masuk. Kondisi tersebut memerlukan material permukaan jalan yang
kedap air dan tahan cuaca panas matahari. Bahan karet diharapkan menjadi bahan
tambah alternative untuk mengatasi kendala lapis permukaan jalan.
Campuran beton aspal karet kurang diminati di Indonesia karena
faktor kesulitan dalam pengolahannya, baik saat pencampuran ataupun saat pemadatannya.
Pengujian yang dilakukan oleh Bureau of Public Road, menunjukkan bahwa
karet dalam bentuk cair ataupun bubuk yang ditambahkan ke dalam campuran aspal,
menjadi penyebab berbagai kendala dalam pengolahannya, terutama saat proses
pencampuran di AMP.
Keunggulan dan kekurangan pengaruh karet terhadap campuran beton
aspal tersebut yang menyebabkan tulisan ini menarik untuk dikaji. Akan
diketengahkan hasil-hasil penelitian skala laboratorium berkaitan dengan
penambahan karet ke dalam berbagai jenis campuran beton aspal , yaitu campuran
Aspal Beton (AC, Asphalt Concrete), campuran Hot Rolled Asphalt (HRA)
ataupun Hot Rolled Sheet (HRS) dan campuran Split Mastic Asphalt (SMA).
Dalam tulisan ini, perlu dibedakan pengertian beton aspal dan Aspal Beton. Aspal
Beton adalah terjemahan Asphalt Concrete karena Bina Marga menyebutnya
Lapis Aspal Beton (Laston) pada Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston)
No. 13/PT/B/1983. Dengan demikian untuk menyebut semua jenis campuran antara
agregat dan aspal untuk material jalan adalah beton aspal.
KARAKTERISTIK MATERIAL YANG DITINJAU
Campuran Aspal Beton (AC)
Campuran Aspal Beton adalah campuran panas antara aspal dan
agregat dengan proporsi tertentu yang mana agregatnya bergradasi menerus dengan
spesifikasi tertentu. Campuran Aspal Beton biasa digunakan sebagai lapis
permukaan untuk jalan berlalu lintas ringan, sedang maupun berat. Masing-masing
mempunyai spesifikasi yang berbeda (Lihat Tabel 1). Pada lapis
perkerasan jalan, material AC bersifat struktural yang didesain untuk mampu
memikul beban sekaligus mampu mendistribusikannya ke lapisan di bawahnya.
Keunggulan
material AC adalah kekuatan memikul beban cukup tinggi yang diimbangi dengan
fleksibilitas yang cukup, sehingga mampu menahan beban tanpa terjadi retakan.
Namun kelemahan material ini adalah permukaan jalan kurang kedap air dan mudah
terjadi pelapukan aspal.
Tabel 1. Spesifikasi Campuran Aspal Beton
Parameter
|
Kepadatan lalu lintas
|
||
Berat
|
Sedang
|
Ringan
|
|
Stabilitas (kg)
|
750
|
650
|
450
|
Flow (mm)
|
2-4
|
2-4.5
|
2-5
|
VIM (%)
|
3-5
|
3-5
|
3-5
|
VFWA (%)
|
76-82
|
75-85
|
75-85
|
MQ (Kg/mm)
|
200-350
|
200-350
|
200-350
|
Jumlah tumbukan
|
2x75
|
2x50
|
2-35
|
Campuran Hot Rolled Sheet (HRS) dan Hot Rolled Asphalt (HRA)
HRS adalah campuran panas antara aspal dan agregat dengan proporsi
tertentu yang mana agregatnya bergradasi timpang. Tipe gradasi ini menyebabkan
HRS memerlukan kadar aspal yang cukup tinggi. Supaya tidak terjadi bleeding maka
didesain rongga dalam campuran (VMA) cukup untuk menampung aspal..Oleh Bina
Marga material ini disebut Lataston atau Lapis Tipis Aspal Beton, karena di
lapangan dipadatkan dengan ketebalan hanya 2,5 cm atau 3 cm. Karena sifatnya
tersebut, HRS lebih tepat digunakan sebagai lapis penutup supaya air hujan
tidak masuk ke dalam konstruksi.
HRS
adalah material HRA yang dimodifikasi untuk disesuaikan dengan kondisi di
Indonesia. Berdasarkan resep British Standard (BS) 594, material HRA
disyaratkan menggunakan kadar aspal minimum 6,5 %. Sehingga keunggulan material
ini adalah sifat fleksibilitas dan kedap air. Kekuatan HRS dan HRA terletak
pada mortarnya, yaitu campuran antara aspal, agregat halus dan filler.
Campuran Split Mastic Asphalt (SMA)
SMA adalah material AC yang dimodifikasi supaya tidak hanya unggul
sifat strukturalnya saja, namun juga sifat fungsionalnya. Untuk tujuan tersebut
maka SMA sangat mengandalkan kemampuan internal friction agregat
kasarnya (split) dan keliatan mortarnya (mastic). Menurut
Khairudin (1993), campuran ini perlu ditambah bahan selulosa untuk menambah
keunggulan fungsionalnya. Untuk pengendalian mutu campuran maka Bina Marga
(1993) mengeluarkan spesifikasi SMA untuk kondisi di Indonesia ( lihat Tabel
3 ).
Material SMA dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan tipe
gradasinya, yaitu SMA grading 0/11, 0/8 dan 0/5. Angka grading menunjukkan
ukuran maksimum dan minimum agregat. SMA grading 0/11 lebih tepat digunakan
sebagai lapis aus jalan baru dengan ketebalan antara 2,5 – 5 cm.
PROPERTIES
ASPAL - KARET
Unsur
karet bersifat sangat elastis dan kenyal, sedangkan aspal adalah bahan
termoplastis yang sifat-sifatnya sangat peka dari pengaruh fluktuasi
temperature. Perbedaan sifat ini diharapkan karet mampu mempertahankan dan
meningkatkan sifat aspal sebagai material jalan, yaitu untuk meningkatkan
kemampuan elastisitas dan daya tahan terhadap suhu.
Menurut Amin, A.(2000), bahan karet mampu menurunkan nilai
penetrasi aspal dari 64 hingga 37 ( kadar karet 8%), mampu menambah daktilitas
dari 142 cm menjadi diatas 150 cm (maksimum kadar karet 6 %) dan mampu
meningkatkan titik lembek 48 oC hingga 55 oC (kadar karet 8%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh bahan karet sangat prospektif
sebagai bahan tambah pada lapisan permukaan jalan. Selanjutnya pengaruh bahan
karet terhadap aspal dapat dilihat pada Tabel 4.
KESIMPULAN
1.
Bahan karet sangat prospektif digunakan sebagai bahan alternative untuk
memperbaiki mutu campuran beton aspal sehingga menambah keunggulan sifat
structural (kekuatan dan fleksibilitas) dan sifat fungsional (kedap air). Bahan
karet juga terbukti menambah jaminan keawetan campuran (aspek perendaman) dan
menambah kemudahan proses pemadatan.
2.
Prosentasi komponen karet dari jumlah aspal yang digunakan akan bekerja secara
efektif pada kadar maksimum 4% (AC dan SMA), 30 % (HRS-A) dan 20 % (HRA).
SARAN
1. Perlu
dilakukan penelitian terhadap beton aspal karet terhadap sifat-sifat yang lain
seperti permeabilitas, daya tahan deformasi dinamis, rutting dan workabilitas
aspek pencampuran.
2.
Perlu dikembangkan penelitian skala penuh dilapangan untuk membuktikan kinerja
beton aspal karet sesungguhnya di lapangan.
No comments:
Post a Comment