Pengaruh siklus termal terhadap sifat mekanik komposit
CANTULA-UNSATURATED POLYESTER. The aim of this research is to know the effect of thermal
cycling on residual strength of natural fiber composites. The thermal cycling
was carried out on 35-vol. % agave cantula-fiber-reinforced unsaturated
polyester at above (900C) and below (600C) the
distortion temperature of resin. As the result, it produces composites residual
strength reduction. The residual strength reduction is greater on thermal
cycling that was conducted at 900C (decrease 11%), than at 600C
(decrease 7%). The reduction in composite strength is due to the decrease of
fiber residual strength.
Keyword : thermal cycling, residual strength
LATAR
BELAKANG PENELITIAN
Serat alam memiliki sifat kuat, kaku, ringan, banyak
jumlahnya, non abrasive, tidak beracun, tidak mahal dan sangat baik digunakan
untuk material penguat plastik seperti halnya komposit serat alam (Kurruvila
dkk., 1995). Jadi serat alam diharapkan dapat mampu menjadi bahan baku alternatif
komposit selain serat buatan, seperti yang dilakukan beberapa industri mobil.
Resin unsaturated polyester
merupakan
jenis polimer yang paling mudah diperoleh di pasaran. Selain itu mudah digunakan dan harganya murah. Oleh karena itu resin ini banyak dipakai oleh industri kecil maupun industri besar.
jenis polimer yang paling mudah diperoleh di pasaran. Selain itu mudah digunakan dan harganya murah. Oleh karena itu resin ini banyak dipakai oleh industri kecil maupun industri besar.
Jika digunakan sebagai komponen suatu alat, komposit serat alam
akan mengalami berbagai macam perlakuan dari lingkungan, seperti halnya siklus
panas. Siklus termal ini dapat mempengaruhi kekuatan material, sehingga perlu
dilakukan pengujian terhadap kekuatan sisa (residual strength) komposit
yang telah mengalami siklus termal untuk mengetahui pengaruh tersebut.
TUJUAN
PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan
mempelajari karakteristik kekuatan sisa (residual strength) komposit
unsaturated polyester yang diperkuat serat cantula serat searah (unidirectional)
terhadap siklus termal tanpa pembebanan. Penelitian ini difokuskan pada
pengamatan hasil tegangan tarik longitudinal komposit dan pengamatan pada permukaan
patah tarik, untuk melihat orientasi serat, kerusakan serat dan adhesi
serat-matriks sebelum dan sesudah proses siklus termal.
TINJAUAN PUSTAKA
H. Li, dkk (1998)
menjelaskan bahwa dengan adanya 2 jenis material pembentuk komposit ini (serat
dan matrik), maka akan ada perbedaan sifat yang berdampak terhadap performanya
bila ada pengaruh lingkungan, seperti halnya pemanasan dan pendinginan berulang.
Perbedaan sifat koefisien termal ini dapat menyebabkan tegangan internal yang
menyebabkan terjadinya siklus deformasi plastis, yang diyakini dapat
mempengaruhi perilaku mekanis dan umur dari komposit.
Penggabungan matrik dengan
serat yang kaku akan menghambat perpanjangan bebas matrik, hal ini akan
menimbulkan regangan sisa (residual strain) pada tiap siklus yang
disebabkan adanya perbedaan regangan antara matrik dan serta pada komposit.
(Wetherhold, Robert C., Westfall, Leonard J., 1988).
Frantisek Chmelik dan Pavel Lukac (2000) menyatakan adanya
tegangan sisa akibat adanya perbedaan regangan termal dari matrik dan serat,
yang timbul pada interface matrik dan serat ataupun pada bagian ujung serat.
Tegangan-tegangan ini bias melebihi tegangan luluh matrik, dan relaksasi yang
terjadi akibat penurunan suhu bias mengakibatkan adanya dislokasi dan deformasi
plastis pada matrik.
CARA PENELITIAN
Material Yang Digunakan
a. Serat : Serat Cantula (Agave Cantula Roxb.) bentuk serat
kontinyu
b. Resin : Unsaturated polyester (type : orthophtalic 157 BQTN-EX)
c. Katalis : MEKPO (dengan perbandingan katalis : resin = 1 : 100)
Jalan Penelitian
1. Serat cantula (bahan baku komposit) dipanaskan selama 45 menit
pada suhu 1100C
2. Pengujian densitas spesimen (ρs) serat dan matrik dilakukan
sebelum pembuatan spesimen komposit, agar diperoleh fraksi volum serat (vf) =
0,35 dengan melakukan penimbangan spesimen di dalam air dan di udara seperti
rumus (10) (Herakovich, 1998).
3. Pembuatan spesimen komposit dan resin dengan metode manual.
Komposit dan resin yang telah jadi, dicure selama 24 jam. Setelah itu dipostcure
bersama serat yang akan disiklus termal pada suhu 600C
selama 4 jam.
4. Untuk mengetahui lama pemanasan yang dibutuhkan agar komposit
panas merata, maka dilakukan uji waktu permbatan panas komposit. Pengujian
dilakukan dengan menanam termokopel jenis T di dalam komposit dan meletakkan
komposit di dalam pemanas suhu yang diinginkan. Pembacaan waktu dimulai saat
spesimen dimasukkan di dalam pemanas sampai diperoleh suhu yang diinginkan.
5. Dari pengujian sebelumnya, diperoleh waktu pemanasan dan
pendinginan spesimen resin maupun komposit dari temperatur yang diinginkan.
Tabel 1. Waktu yang
digunakan untuk siklus termal
Jenis siklus
|
Spesimen
|
Suhu eksperimen
|
Waktu kenaikan suhu (menit : detik)
|
Waktu penahanan suhu
(menit : detik)
|
Waktu penurunan suhu
(menit : detik)
|
Siklus I
|
Komposit
|
600C
|
5 : 46
|
3
|
8.46
|
Siklus II
|
Komposit
|
900C
|
8 : 04
|
3
|
13.35
|
6. Pengujian
komposit (ASTM D3039) menggunakan alat uji tarik servopulser dan
kemudian pengamatan bidang patahan menggunakan stereo zoom microscope.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian tarik komposit pada siklus termal suhu 600C
menghasilkan penurunan kekuatan tarik sebesar 7 % dan cenderung konstan pada
siklus 30. Sedangkan siklus termal suhu 900C menghasilkan penurunan
kekuatan tarik yang lebih besar (11,5%) dan cenderung konstan pada siklus 45.
Jadi kekuatan tarik komposit akibat siklus termal menurun seiring peningkatan
suhu perlakuan dan penurunan kekuatan komposit ini cenderung konstan sampai
jumlah siklus tertentu.
Gambar
3. Foto permukaan patah komposit (perbesaran 35 kali). (1) Permukaan patah
komposit tanpa perlakuan, (2) Permukaan patah komposit hasil siklus termal 75
kali pada suhu 600C, (3) Permukaan patah komposit hasil siklus termal 75
kali pada suhu 900C
Pada komposit sebelum dan sesudah siklus termal, terlihat bahwa
bidang patahan komposit rata-rata datar dengan panjang serat patah yang pendek.
Hal ini menunjukkan bahwa ada ikatan antara serat dan matrik pada daerah
interface-nya, dan ikatan ini tetap ada walaupun sudah mengalami siklus termal.
Selain itu tampak adanya penurunan panjang serat patah sesudah siklus
berlangsung. Penurunan ini sebabkan adanya kerusakan serat selama siklus.
KESIMPULAN
Komposit unsaturated polyester yang diperkuat serat cantula
mempunyai ikatan antara serat dan matrik yang baik. Jika komposit ini mengalami
siklus termal di atas dan di bawah suhu distorsi resin (700C),
maka timbul kecenderungan penurunan kekuatan tarik dan kemudian konstan pada
jumlah siklus tertentu. Penurunan kekuatan tarik semakin besar pada suhu siklus
yang lebih besar. Pada siklus termal 600C, kekuatan tarik komposit
(turun 7%) cenderung konstan pada jumlah siklus 30. Dan pada siklus termal 900C,
komposit (turun 11%) cenderung konstan pada jumlah siklus 45.
No comments:
Post a Comment