Wednesday 30 December 2015

Aplikasi FUZZY-AHP dalam penentuan supplier

APLIKASI FUZZY-AHP DALAM PENENTUAN SUPPLIER. Kualitas pelayanan dari sebuah supplier sangat berpengaruh terhadap kemampuannya dalam menjual produknya di pasar. Preferensi konsumen terhadap sebuah supplier tidak hanya tergantung pada faktor harga, namun juga responsiveness, reliability, assurance dan juga emphatic dari para supplier. Penggunaan Fuzzy AHP sangat bermanfaat untuk menyelesaikan subyektifitas dan kompleksitas persolaan yang tidak terstruktur, seperti preferensi konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pemilihan terhadap supplier yang melibatkan preferensi dari beberapa pengambil keputusan sehingga didapatkan hasil keputusan yang tangguh
.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi pesantren Mambaur Rizki adalah salah satu unit usaha yang dimiliki pesantren Al-ittihad dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari santri dan juga kebutuhan masyarakat sekitar. Pengelolaan manajemen operasional yang sering dikeluhkan adalah penentuan pemasok atau supplier, mengingat adanya beberapa kriteria yang sering dilibatkan dalam penentuan kebijakannya, seperti : Harga, Responsiveness, Assurance, Emphaty, Reliability dan Tangible dari masing-masing calon supplier. Berdasarkan factor-faktor tersebut ada 3 calon alternatif pilihan : Al-Amien, Sumber dan Barokah.
Analitical Hierarchy Process yang dikembangkan Thomas L. Saaty (1980) mampu memberikan dukungan untuk pengambilan keputusan yang punya banyak criteria, di karenakan
kemampuanya melacak konsistensi logis pertimbangan-pertimbangan yang digunakan, menyediakan suatu skala yang mampu mengukur hal-hal yang intangible. Namun demikian AHP mempunyai beberapa kekurangan, antara lain prosedur pertanyaan yang ambigu dan asumsi pada skala rasio yang kurang memuaskan, tidak melibatkan perhitungan unsur ketidakpastian pada pemetaan persepsi seseorang kepada sebuah angka..
Fuzzy Analitical Hierarchy Process sangat bermanfaat untuk mengatasi kelemahan dari AHP dalam hal ketidakpastian, penilaian yang subyektif dari berbagai preferensi sebuah lingkungan yang kompleks.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan penggunaan Fuzzy-AHP dalam memecahkan persoalan yang melibatkan beberapa preferensi dari para pengambil kebijakan sehingga didapatkan hasil keputusan yang handal, pada penelitian ini Fuzzy-AHP diaplikasikan pada study kasus pemilihan supplier pada koperasi pesantren “Mambaur Rizki” Pesantren Al Ittihad Demak

2. LANDASAN TEORI
1.1 Prinsip pokok analitycal hierarchy process
Pengambilan keputusan dalam metodologi AHP didasarakan pada tiga prinsip pokok yaitu :
1. Penyusunan hierarki
Penyusunan hierarki suatu permasalahan adalah langkah pendefinisian masalah yang rumit dan kompleks sehingga menjadi lebih jelas dan detil. Hierarki keputusan disusun berdasarkan pandangan pihak-pihak yang memiliki keahlian dan pengetahuan dibidang bersangkutan. Keputusan yang akan diambil sebagai tujuan dan dijabarkan menjadi elemen-elemen yang lebih rinci hingga mencapai suatu tahapan yang terukur. Hierarki permasalahan akan mempermudah pengambil keputusan untuk menganalisa dan menarik kesimpulan terhadap permasalahan tersebut.
2. Penentuan prioritas
Prioritas elemen-elemen kriteria merupakan bobot kontribusi kriteria terhadap tujuan atau menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya. AHP melakukan analisa prioritas dengan metode perbandingan berpasangan (pairwise comparison) anatar dua elemen sehingga seluruh elemen yang ada tercakup. Prioritas ini berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam konteks ini, elemen pada tingkat yang tinggi berfungsi sebagai kriteri atau property. Hasil dari proses pembedaan ini adalah suatu vektor prioritas. Perbandingan berpasangan diulangi lagi untuk semua elemen dalam tiap tingkat. Langkah terakhir adalah dengan memberi bobot setiap vektor dengan proritas sifatnya. Sintesis ini menghasilkan seperangkat bobot prioritas netto untuk tingkat paling dasar.
3. Konsistensi Logis
Konsistensi jawaban para responden dalam menentukan prioritas elemen merupakan prinsip pokok yang akan menentukan validitas dat dan hasil pengambilan keputusan. Konsistensi mempunyai dua pengertian, yang pertama, pemikiran atau objek yang serupa telah dikelompokkan menurut homogenitasnya dan relevansinya. Sedangkan yang kedua adalah bahwa intensitas relasi antar gagasan atau objek yang didasarkan pada suatu kriteria tertentu. Secara umum, responden harus memiliki konsistensi dalam melakukan perbandingan elemen. Jika A > B dan B > C maka secara logis A > C. Berdasarkan nilai- nilai numerik yang diberikan Saaty
.
1.2Teori Fuzzy
Fuzzy menurut kamus berarti : no clear, imprecise, blurred, vague, uncertainty. Jadi fuzzy merupakan suatu kata sifat yang menggambarkan sesuatu yang tidak jelas, meragukan, tidak tepat, kabur, dan lain sebagainya.
Metode logika fuzzy pertamakali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh (1965) yang mana metode ini dapat menangani masalah ketidakpastian dimana terdapat batas yang tidak jelas antara satu kondisi ke kondisi lain, kemudian Zadeh memodifikasi teori himpunan dimana setiap anggotanya memiliki derajat keanggotaan yang bernilai kontinyu antara 0 sampai 1. kemampuan himpuan fuzzy dalam mengekspresikan secara bertahap peralihan dari keanggotaan menjadi bukan keanggotaan pada suatu himpunan ataupun sebaliknya, memiliki kegunaan yang sangat luas.
Properti – properti dan definisi – definisi pada himpunan fuzzy
a) Alpha – cut
Himpuan yang berisi smua nilai domain yang merupakan bagian dari himpunan fuzzy dengan nilai keanggotaan lebih besar atau sama dengan alpha.
b) Support set (himpunan penyokong )
Himpunan yang domainya dimulai dari nilai yang derajat keanggotaanya nol terakhir hingga satu yang pertama.
c) Tinggi himpunan fuzzy dan normalisasi
Himpunan yang derajat keanggotaanya yang terbesar dari semua elemen dalam himpunan tersebut. Serta himpunan dikatakan normal jika derajat keanggotaannya bernilai 1.
Suatu himupunan fuzzy dikatakan memiliki bentuk normal maksimum (maximum normal form) jika paling sedikit satu elemennya memiliki nilai keanggotaan satu [0,1] dan satu elemennya memiliki nilai kenaggotaan nol [0,0]. Suatu himpunan fuzzy dikatakan bentuk normal minimum jika paling seikit satu elemennya memiliki nilai keanggotaan satu [0,1]. Pada pemodelan sistem fuzzy biasanya hanya dipusatkan pada bentuk normal minimum. Himpunan fuzzy dapat dinormalisasikan dengan cara mengatur semua nilai keanggotaannya secara proporsional disekitar nilai keanggotaan maksimum. [EAR94].
d) Domain himpunan fuzzy
Keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan. Domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Biasanya, domain memiliki batas dan batas bawah. Namun, pada konsep fuzzy bisa jadi domain bersifat open ended.

Operasi – operasi himpunan fuzzy
Jenis – jenis operasi pada himpunan fuzzy adalah tidak terhingga. Beberapa sifat operasi pada himpunan fuzzy sama dengan operasi pada himpunan crisp padanannya. Berikut adalah operasi standar fuzzy yang dinamakan operasi standar Zadeh :


3. METODOLOGI PENELITIAN
Untuk pencapaian sasaran maka penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penyebaran Kuisioner
Dalam hal ini responden adalah pengurus koperasi yang bertanggung jawab dalam pengadaan dan pembelanjaan barang .
2. Perhitungan Rasio Konsistensi
Perhitungan rasio konsistensi masing-masing pertimbangan dari 4 anggota dekanat
3. Pembobotan kriteria
Metode pembobotan kriteria memakai pendekatan Zeleny (1983) tentang bobot. Menurut Zeleny ada dua jenis bobot :
masing-masing alternatif terhadap semua kriteria. Pembobotan sub kriteria dan kriteria menggunakan skala yang diberikan oeh Saaty (1980). Sedangkan pemberian nilai alternatif menggunakan variabel linguistik fuzzy dan fuzzy number dalam bentuk TFN (Triangular Fuzzy Number).
4. Penentuan nilai akhir suatu alternatif pada level atau sub level tertentu
Penentuan nilai akhir alternatif ini didasarkan pada nonadditve measure, belief, dan plausibility measure, dengan data input dari tahap kedua yaitu bobot total masing-masing kriteria.
Berikut adalah langkah – langkah untuk mendapatkan nilai akhir alternatif :
Langkah 1 :
Tentukan nilai possibility yang berasal dari bobot total masing-masing kriteria.
Langkah 2 :
Tentukan himpunan lattice dari semua kriteria berdasarkan nilai possibility-nya lalu tentukan basic assigment dari masing-masing himpunan.
Langkah 3 :
Lakukan rangking terhadap bilangan fuzzy hasil penilaian dari masing-masing alternatif terhadap kriteria-kriteria yang bersangkutan.
Tentukan upper ecpected value dengan rumus :
5. Perangkingan / pemilihan keputusan
Semua perhitungan diatas merupakan untuk menghasilkan nilai akhir bagi seorang pengambil keputusan pada level tertentu saja. Untuk menghasilkan nilai total untuk level tertinggi (keputusan final) haru digabungkan nilai-nilai dari masing-masing level.
Berikut adalah langkah-langkah perangkingan :


4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai bobot total dari masing – masing pengambil keputusan sebagai berikut :


5. SIMPULAN
a. Dengan memperhatikan kriteria yang ada maka Fuzzy AHP memberikan prioritas usulan supplier sebagai berikut : Al-Amien (1.32891), Sumber Rejeki (1.32626) dan Barokah (1.32361).
b. Selisih yang relatif kecil pada masing-masing bobot alternatif menunjukkan bahwa servis pelayanan dari masing-masing supplier hanya mempunyai sedikit perbedaan.


No comments:

Post a Comment