Unit pencapan
pada proses pembuatan kain bermotip merupakan suatu unit yang menentukan
kualitas akhir suatu unit produk kain. Kualitas produk kain bermotip selain
ditentukan oleh bahan baku awal dan desain motip juga ditentukan keberhasilan
proses produksi itu sendiri.
Apabila proses
produksi berhasil maka akan menghasilkan produk yang berkualitas tingi antara
lain kain mempunyai penampilan/performace yang bagus. Produk kain dengan
penampilan bagus diharapkan mempunyai daya saing yang tinggi selanjutnya dapat
terjual dengan harga yang mahal. Sebaliknya apabila proses produksi gagal maka
kain banyak yang rusak/cacat seperti warna blobor, tak cap, belang serta sobek,
selanjutnya kain yang rusak/cacat tidak dapat bersaing di pasaran dan tidak
dapat didaur ulang. Apabila ini terjadi maka perusahaan akan rugi.
Untuk
mendapatkan kualitas yang tinggi serta menemukan kegagalan proses produksi
harus mengetahui
dahulu penyebab terjadinya kegagalan, selanjutnya mengembalikan kondisi proses produksi sesuai persyaratan yang ada. Hal tersebut merupakan prinsip dasar manajemen kualitas yang terkenal dengan Total Quality Management/TQM.
dahulu penyebab terjadinya kegagalan, selanjutnya mengembalikan kondisi proses produksi sesuai persyaratan yang ada. Hal tersebut merupakan prinsip dasar manajemen kualitas yang terkenal dengan Total Quality Management/TQM.
Kata Kunci:
Manajemen Kualitas, penampilan, pencegahan cacat.
I. Pendahuluan
Keberadaan
industri tekstil di Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu industri
yang dapat membantu pertumbuhan perekonomian nasional pada umumnya. Keberadaan
industri tersebut selain dapat menyumbangkan devisa bagi negara, maka industri
tersebut dapat menampung banyak tenaga kerja. Hal ini dapat terjadi karena
sesuai karena sesuai sifat industri tersebut adalah padat karya. Berdasarkan
data dari Departemen Perekonomian – Industri dan Perdagangan Jawa Tengah tahun
1997, menunjukkan bahwa nilai eksport insdustri tekstil dari daerah tersebut
telah mencapai 171.457.928 US $ dan dapat menampung tenaga kerja sebanyak
201.883 orang.
Devisa
yang cukup besar tersebut merupakan hasil penjualan produknya ke luar neger,
dengan demikian keberadaan industri tersebut dapat dirasakan manfaatnya bagi
masyarakat banyak (Anonimus, 1997)
Keberhasilan
industri tersebut bersaing untuk menjual produknya ke luar neger dikarenakan
produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang tinggi. Suatu produk yang mampu
bersaing di pasaran apabila produk tersebut dapat memenuhi keinginan dan
harapan konsumen. Adapun keinginan dan harapan konsumen tersebut diantaranya
adalah harga dan kualitas yang sesuai. Oleh karena itu salah satu cara yang
dihasilkan untuk bersaing adalah mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan
(Wirawan Cristina, 2002).
Unit
pencapan pada proses pembuatan kain bermotip merupakan satu unit yang memegang
peranan penting. Untuk menentukan kualitas akhir suatu produk kain bermotip.
Kualitas produk kain bermotip selain ditentukan bahan baku awal dan desain
motip juga ditentukan oleh keberhasilan proses produksi itu sendiri.
Keberhasilan proses produksi dapat tercapai apabila semua unsur yang terkait
mendukungnya. Karena adanya keterkaitan semua unsur pendukung proses produksi
maka diperlukan sistem manajemen tersendiri yuntuk pelaksanaannya. Hal ini dpat
didekati dengna konsep manajemen kualitas dan terkenal dengan nama Total
Quality Management (TQM). Total Quality Management adalah suatu alat untuk
menghasilkan kualitas yang terbaik agar mampu bersaing pada persaingan global
(Novita,2002).
Untuk
dapat bersaing di pasaran global produk kain bermotip terlebih dahulu harus
memenuhi standar mutu/kualitas. Adapun standar kualitas untuk dalam negeri
disebut Standar Nasional Indonesia (SNI). Sedangkan untuk standar mutu/kualitas
internasional yaitu International Standart Organization (ISO) 9002. Untuk dapat
memenuhi standar tersebut diatas maka kegagalan proses produksi yang dapat
menyebabkan kerusakan/kecacatan kain seperti kain tak cap, blobor, belang dan
sobek harus ditekan serendah mungkin.
II. Penerapan
TQM (Total Management Quality) Pada Unit Pencapan Kain Sebagai Proses Akhir
Pembuatan Kain Bermotip
1.
Pengertian TQM
TQM
merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi.
Dasar
pemikiran yang sederhana yaitu cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul di
pasaran internasional harus memiliki kualitas yang terbaik (Novita
Rachela,2002)
TQM
merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem kualitas kelas dunia.
Hal ini dapat didekati dengan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungannya (Tjiptono Fandy, 2000)
2.
Unit Pencapan Kain Sebagai Proses Akhir Pembuatan Kain Bermotip
Pada
prinsipnya proses akhir pembuatan kain bermotip adalah proses pencapan pasta
zat warna pada bahan kain menggunakan alat screen printing sesuai dengan motip
yang diinginkan. Bahan kain yang digunakan dapat berupa kain polos atau kain
yang sudah bermotip untuk ditambah dengan motip yang lain (Soeparman, 1987).
Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 yaitu
Gambar 1: Bagan
Rangkain Proses Pencapan Kain
A.
Kriteria Kualitas Produk Kain Bermotip
B.
Rusak/Cacat Kain Akibat Kegagalan Proses Pencapan Sehingga Mempengaruhi
Penampilan/Performance:
1.
Blobor
2.
Belang
3.
Tak Cap
4.
Sobek
C.
Pembahasan
Untuk
mendapatakan kualitas yang tinggi paling tidak dapat memenuhi Standar Kualitas
Nasionanal Indonesia (SNI), maka manajemen kualitas pada unit pencapan harus
betul-betul dilakukan dengan baik. Seperti uraian di atas bahwa rusak/cacat
kain yang disebebkan oleh kegagalan proses pencapan akan mempengaruhi
penampilan/performance produk. Produk kain bermotip yang rusak/cacat tidak
dapat diperbaiki atau didaur ulang kembali. Untuk itu kegagalan proses produksi
harus ditekan menjadi sekecil mungkin.
Selanjutnya
agar produk dapat bersaing dan unggul di pasaran bebas pelaksana kegiatan
produksi didekati dengan Total Management Quality (TQM):
1.
Perbaikan Terus-menerus Atas Produk
a.
Kualitas
Kualitas
sangat ditentukan oleh bahan baku awal dan pasta cap.
a.1.
Bahan baku awal yang digunakan.
Bahan
baku kain yang akan dilakukan proses pencapan akan mempengaruhi: pegangan,
kekuatan tarik dan mulur serta perubahan ukuran setelah dicuci. Untuk itu bahan
baku kain yang akan dilakukan proses pencapan terlebih dahulu harus memenuhi
standar kualitas akan hal itu. Sehingga produk akhir dapat memenuhi kualitas
dalam hal pegangan, kekuatan dan perubahan ukuran setelah dicuci.
a.2.
Pasta zat warna
Pasta
zat warna dalam hal ini yang sangat menentukan adalah jenis zat warna yang
digunakan. Jenis zat warna yang digunakan harus mempunyai sifat yang sama
dengan bahan kain yang akan dicap, sehingga akan terjadi ikatan antaran bahan
kain dengan zat warna. Apabila hal ini dapat terpenuhi maka produk akhir kain
akan mempunyai ketahanan luntur terhadap pencucian, gosokan atau bahkan sinar
matahari yang tinggi dengan kata lain kualitas dalam hal ini tinggi.
b.
Kebutuhan Permintaan Pasar
Perbaikan
produk atas kebutuhan pasar harus dilakukan secara terus-menerus sesuai dengan
permintaan yang ada. Untuk itu harus memperhatikan:
b.1.
Jenis kegunaan atas produk itu sendiri
Jenis
produk kain bermotip adalah berbagai macam seperti:
Kain
seragam sekolah
Kain
seragam militer
Kain
untuk sandang biasa dll.
Dari
3 contoh kain tersebut di atas maka untuk tiap jenis kain mempunyai sifat
tersendiri yang disesuaikan dengna kegunaannya. Untuk itu perbaikan atas produk
harus selalu diperhatikan sesuai peruntukannya.
b.2.
Jenis konsumen atau calon Pemakai
Jenis
konsumen produk kain bermotip beraneka ragam, selanjutnya jenis konsumen
dibedakan menjadi:
Tingkatan
ekonomi konsumen
Tingkatan
ekonomi konsumen sangat menentukan jenis produk yang akan diproduksi. Jenis
konsumen yang mempunyai tingkatan
ekonomi
atas akan berbeda seleranya dengan konsumen tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Jadi produk kain bermotip juga harus disesuaikan dengan konsumen yang dituju.
b.3.
Trend Mode Yang Sedang Berkembang
Produk
kain bermotip sangat dipengaruhi oleh trend mode yang sedang berkembang. Untuk
itu produk kain bermotip harus mengiktui trend mode yang ada.
2.
Perbaikan Terus-Menerus atas Manusia
Perbaikan
terus menerus atas manusia maksudnya adalah perbaikan terus menerus kinerja
simber daya manusia yang ada dan yang terkait dengan unit pencapan. Sumber daya
manusia/tenaga kerja yang ada dan yang berhubungan langsung dengan proses
pencapan atau mempunyai kemampuan yang tinggi dalam hal membaca perintah/order
yang ada dengan kemampuan untuk membuat pasta zat warna. Hal ini dapat
dijelaskan karena pekerjaan yang ada berhubungan dengan warna. Warna yang ada
dipengaruhi oleh komposisi penyusunannya. Sehingga ada kesalahan sedikit saja
dalam menentukan penyusun pasta zat warna akan mempengaruhi warna yang
dihasilkan. Apabila hal ini terjadi maka warna akhir yang dihasilkan
kemungkinan akan menjadi tidak sama dengan perintahnya.
3.
Perbaikan Terus-Menerus atas Proses
Bagian
proses produksi yang merupakan satu bagian yang sangat penting, keberhasilan
proses produksi akan sangat membantu dalam hal menciptakan kualitas produk yang
tinggi sesuai dengan target. Selanjutnya proses berhasilnya produktivitas, juga
akan tercapai. Seperti diketahui bahwa produk kain bermotip adalah suatu produk
yang tidak dapat didaur ulang, sehingga apabila proses produksi berhasil sesuai
dengan yang dikehendaki maka hal ini merupakan suatu keuntungan bagi
perusahaan. Begitu pula sebaliknya apabila proses produksi gagal maka kain yang
dihasilkan akan banyak yang rusak (cacat). Kain yang rusak/cacat dijual dengan
harga murah. Apabila ini terjadi maka perusahaan akan mengalami kerugian.
Seperti
dijelaskan di depan bahwa rusak/cacat kain yang disebabkan oleh prose pencapan
adalah blobor, tak cap, belang dan sering sobek. Rusak/cacat kain jenis ini
akan mempengaruhi penampilan/performace kain akan menjadi tidak baik. Untuk
mencegah/mengantisipasi terjadinya rusak/cacat kain dapat dilakukan dengan cara
mengembalikan kondisi proses seperti persyaratan yang ditentukan. Untuk
mencegah terjadinya blobor maka pasta zat warna harus sesuai dengan ketentuan
yang ditentukan dan kondisi screen jangan sampai bocor. Sedangkan untuk
mencegah terjanya tak cap maka sebelum dilakukan proses pencapan peralatan
screen printing harus disiapkan jangan sampai ada yang tersumbat. Rusak/cacat
kain jenis tak cap ini disebabkan screen printing yang digunakan ada yang
tersumbat sehingga pasta zat warna mampet selanjutnya tidak terjadi proses
pencapan terhadap kain.
Untuk
mencegah terjadinya belang pada kain maka penambahan zat pembantu pada pasta
zat warna diperlukan seperti penambahan garam dapur. Sedangkan sobek kain
terjadi biasanya atas kelalaian operator yaitu memasangkan pada rol-rol
penjepit terlalu tegang.
4.
Perbaikan Terus-Menerus Atas Lingkungan Kerja
Lingkungan
kerja pada unit pencapan harus diperhatikan terutama masalah penerangan dan
temperatur (suhu) ruangan. Penerangan merupakan kebutuhan yang sangat penting
karena pekerjaan yang dihadapi berhubungan dengan warna. Apabila penerangan
tidak mendukung warna yang dibuatnya. Selanjutnya akan mudah terjadi kesalah
warna pada produk seperti warna produk seharusnya sedang tetapi yang terjadi
bisa lebih muda atau lebih tua. Selanjutnya suhu ruangan yang berhubungan
dengan kelembaban ruang akan mudah mempengaruhi pasta zat warna. Kondisi
ruangan yang terlalu panas akan mempermudah pasta zat warna mengering maka hal
ini bila dipakai untuk mencap kain akan sulit dilakukan. Hal ini dapat
dijelaskan bawa pasta zat warna sulit keluar dari screen sehingga kain menjadi
tak cap. Sedangkan suhu ruangan yang terlalu dingin ini biasanya kelembabannya
menjadi bertambah. Apabila suhu terlalu dingin (kelembaban uap air bertambah),
maka akan mencairkan pasta zat warna yang ada. Apabila pasta zat warna menjadi
lebih cair, maka akan mudah blobor keluar dari motip semula. Untuk itu kondisi
ruangan biasanya dijaga pada suhu kamar ±21°C.
Berdasarkan
uraian tersebut diatas maka manajemen kualitas sangat diperlukan untuk
menghasilkan produk kain minimal memenuhi standar kualitas nasional bahkan
standar kualitas internasional. Selanjutnya produk tersebut dapat diandalkan
bersaing di pasaran bebas.
III. Kesimpulan
Untuk
menghasilkan produk kain bermotip yang berkualitas tinggi maka :
1.
Diperlukan manajemen kualitas semua unsur yang terkait dengan proses produksi.
2.
Untuk mencegah sekecil mungkin terjadinya kerusakan/cacat pada kain maka harus
diketahui penyebabnya.
3.
Menjaga kondisi proses produksi sesuai persayaratan yang ada.
No comments:
Post a Comment