EFISIENSI STASIUN KERJA CHECK IN GUNA MENINGKATKAN
PELAYANAN PENUMPANG PESAWAT TERBANG. Pelayanan darat
merupakan pelayanan pertama dalam dunia penerbangan, tak terkecuali pada
stasiun kerja check-in dimana para penumpang akan membeli tiket, mendaftar
penerbangan (check in), mencari informasi dan sebagainya. Pada stasiun kerja
ini seorang operator dituntut untuk bekerja dengan sebaik mungkin terutama
sekali dalam pelayanannya. Untuk itu operator harus bekerja pada suatu stasiun
kerja yang berfungsi untuk menunjang segala aktivitasnya.
Stasiun kerja
yang ada pada saat ini terlihat bahwa operator check-in mengalami kesulitan
didalam melayani penumpang , dimana tinggi operator yang sedang bertugas jauh
lebih pendek jika dibandingkan dengan penumpang yang mengharuskan operator
tersebut mendongkakkan kepalanya untuk bisa melayani penumpang seperti menjawab
pertanyaan, menerima dan memberi tiket kepada penumpang dan selanjutnya.
Dengan
mengadakan penelitian guna merancang kembali stasiun kerja check-in agar
penumpang berada pada daerah pandang operator yang bertugas diharapkan agar
mendapatkan suatu stasiun kerja baru yang lebih efisien.
Kata Kunci:
Efisiensi, Check In, Operator, Penumpang
1. PENDAHULUAN
Perusahaan
didirikan sebagai suatu organisasi yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan
keuntungan atau laba semaksimal mungkin guna kelangsungan usahanya, dalam
artian untuk tetap bertahan, tumbuh dan berkembang. Segala jenis usaha akan
dapat bekerja secara cepat dan baik untuk mencapai tujuan perusahaan apabila
aktivitas dari para pekerja atau karyawan lebih giat didalam melaksanakan
pekerjaan, tak terkecuali perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.
Perusahaan
penerbangan merupakan salah satu perusahaan penghasil produk jasa transportasi
udara. Transportasi udara mempunyai kelebihan yang cukup potensial, yaitu
waktu perjalanan yang jauh relatif lebih singkat, disamping harganya yang walaupun relatif tinggi tetapi masih dapat dijangkau oleh sebagian masyarakat. Dan semakin meningkatnya taraf hidup bangsa Indonesia, diyakini pada masa yang akan datang permintaan akan pelayanan transportasi udara akan menjadi semakin meningkat dan menjadi sarana utama dalam transportasi masyarakat. Untuk menunjang itu semua diperlukan adanya pelayanan yang memadai agar dapat bersaing dengan jasa transportasi yang lain.
waktu perjalanan yang jauh relatif lebih singkat, disamping harganya yang walaupun relatif tinggi tetapi masih dapat dijangkau oleh sebagian masyarakat. Dan semakin meningkatnya taraf hidup bangsa Indonesia, diyakini pada masa yang akan datang permintaan akan pelayanan transportasi udara akan menjadi semakin meningkat dan menjadi sarana utama dalam transportasi masyarakat. Untuk menunjang itu semua diperlukan adanya pelayanan yang memadai agar dapat bersaing dengan jasa transportasi yang lain.
P.T.
Gapura Angkasa sebagai salah satu perusahaan penunjang maskapai penerbangan
yang terutama sekali sebagai penunjang pengoperasian pelayanan darat (Ground
Handling) pada P.T. Garuda Indonesia melihat hal tersebut sebagai kesempatan
untuk meningkatkan keuntungan perusahaan disatu pihak, sedangkan dilain pihak
sebagai perusahaan penunjang kegiatan penerbangan P.T. Garuda Indonesia di
kawasan bandar udara untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat terutama
pelayanan darat.
Namun
dengan semakin derasnya persaingan antar perusahaan penerbangan mau tidak mau
membuat P.T. Gapura Angkasa harus selalu meningkatkan mutu manajemennya sebagai
perusahaan penunjang kegiatan penerbangan sehingga timbul kepercayaan baik dari
P.T. Garuda Indonesia maupun pada diri pelanggan untuk selalu menggunakan
maskapai penerbangan Garuda dalam setiap penerbangan. Hal itu tentu saja tidak
akan terlalu berarti jika tidak diikuti dengan mutu pelayanan penumpang yang
baik yang merupakan tugas dari P.T. Gapuran Angkasa sebagai perusahaan Ground
Handling pada P.T. Garuda Indonesia, terutama pada stasiun kerja check-in yang
merupakan pelayanan darat pertama pada penerbangan. Tetapi dari hasil
pengamatan, operator check-in mengalami kesulitan didalam melayani penumpang
dimana tinggi operator yang sedang duduk jauh lebih pendek jika dibandingkan
dengan penumpang yang berdiri. Hal ini mengakibatkan operator check-in harus
mendongakkan kepalanya untuk bisa melayani penumpang,
seperti
menjawab pertanyaan, menerima dan memberi tiket kepada penumpang. Untuk itu
diperlukan suatu stasiun kerja check-in usulan agar penumpang berada pada
daerah padang operator yang bertugas.
Dengan
permasalahan ini, maka dilakukan penelitian guna merancang kembali stasiun
kerja check in. Dalam penulisan ini terutama ditekankan mengenai usulan
perbaikan pada stasiun kerja check in agar penumpang berada pada daerah pandang
operator yang bertugas. Sehingga stasiun kerja baru yang lebih efisien dapat
meningkatkan pelayanan penumpang pesawat terbang.
Untuk
membatasi persoalan yang akan dibahas agar persoalan tidak terlepas dari tujuan
yang sebenarnya, maka persoalan akan dibatasi pada :
a.
Obyek penelitian dibatasi pada stasiun kerja check in untuk mendapatkan stasiun
kerja usulan yang dinilai lebih ergonomis dengan harapan akan memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada penumpang.
b.
Pengukuran tempat kerja pada stasiun kerja dilaksanakan dengan mengadakan
pengukuran secara langsung di stasiun kerja yang diamati.
c.
Pengukuran data anthropometri adalah anthropometri statis yaitu pengukungan
yang dilakukan pada tubuh manusia yang berada posisi diam.
Penelitian
dilaksanakan di Stasiun Kerja Check in PT. Gapura Angkasa Yogyakarta dengan
mengambil : ukuran meja counter, ukuran kursi counter, ukuran dimensi tubuh
operator dan penumpang dalam pelaksanaan kegiatan Check in.
Tujuan
penelitian yang hendak dicapai berkaitan dengan permasalahan yang ada adalah
meneliti, menganalisa dan merancang kembali suatu stasiun kerja check in yang
lebih ergonomis dan efisien, sehingga stasiun kerja baru yang lebih efisien
dapat meningkatkan pelayanan penumpang pesawat terbang.
2. DATA
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2.1.
Data Penelitian
Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan untuk stasiun kerja check in diperoleh
data pengukuran peralatan kerja, anthropometri operator dan penumpang. Berikut
ini adalah data pengamatan untuk stasiun kerja check in :
1. Meja Counter
Ukuran
bagian-bagian meja counter adalah sebagai berikut :
a.
Panjang meja : 200 cm
b.
Tinggi meja bagi operator : 72 cm
c.
Tinggi meja bagi penumpang : 115 cm
d.
Lebar meja : 80 cm
e.
Lebar lemari meja : 27 cm
f.
Tinggi tepat printer dari lantai : 39 cm
2. Kursi Counter
Ukuran
dari data pengamatan kursi counter adalah sebagai berikut :
a.
Tinggi tempat duduk dari lantai : 45 cm
b.
Lebar alas duduk bagian belakang : 44 cm
c.
Lebar alas duduk bagian depan : 42 cm
d.
Panjang alas tempat duduk : 40 cm
e.
Tebal alasduduk : 3 cm
f.
Tinggi sandaran tempat duduk : 50 cm
g.
Lebar sandara tempat duduk : 35 cm
3. Data
Anthropometri Operator
4. Data Anthropometri Penumpang
5. Notasi
Perhitungan Ketinggian Stasiun Kerja Usulan
Gambar 1. Notasi
Perhitungan Ketinggian Stasiun Kerja Usulan
1.
Tinggi duduk S = Tinggi Popliteal + Tinggi Tumit
=
56
2.
Tinggi meja T = S + Tebal Paha + Tebal Atas Meja
=
56 + 17,5 + 2
=
75,5
3.
Tinggi pedal F = S – Tinggi Popliteal – Tinggi Tumit
=
56 – 37 – 2
=
17
4.
Tinggi mata E = Tinggi mata x sin π - Penyusutan
=
70 x sin 90° - 2
=
68
5.
Tinggi Penyangga display D = S + E – d – V sin α
=
56 + 68 – 23 – 40 sin 28,6
=
81,85
2.2.
Pembahasan
Dari
stasiun kerja check in yang ada sekarang terdapat hal yang mencolok adalah
tinggi operator yang sedang duduk jauh lebih pendek dari calon penumpang
berdiri. Akibatnya penumpang tidak berada pada daerah pandang optimum operator
untuk melakukan transaksi. Kondisi stasiun kerja yang ada sekarang menyebabkan
operator yang salah satu tugasnya adalah melayani penumpang dengan tinggi meja
dan kursi yang pendek untuk menatap muka penumpang yang harus dilayaninya,
operator harus mendongakkan kepalanya untuk bisa melayani seperti pertanyaan,
menerima dan memberi tiket kepada penumpang.
Usulan
perbaikan yang dilakukan pada stasiun kerja Chek in agar penumpang berada pada
daerah pandang operator yang bertugas. Hasil dari notasi perhitungan ketinggian
stasiun kerja check in usulan adalah sebagai berikut :
a.
Tinggi duduk bagi operator : 56 cm
b.
Tinggi meja operator : 75,5 cm
Dimana
tebal paha yang diambil dari data operator adalah persentil ke-95 dengan maksud
memberikan kelonggaran bagi operator yang memiliki ketebalan paha di atas
rata-rata operator.
c.
Tinggi pedal operator : 17 cm
Dengan
adanya pedal diharapkan dapat menambah kenyamanan bagi operator, dimana pedal
tersebut berfungsi untuk sandara kaki dari operator yang bertugas.
d.
Tinggi mata operator : 68 cm
Tinggi
mata duduk dari data operator yang diambil adalah berdasarkan pada persentil
ke-5 dengan tujuan agar pandangan dari operator yang kecil memadai.
e.
Tinggi penyangga display (layar monitor) : 81,85 cm
Dimana
lebar meja kerja operator berdasarkan jangkauan tangan data anthropometri
operator pada persentil ke – 5 dengan tujuan agar operator yang memiliki
jangkauan tangan dibawah rata-rata dapat menjangkau saat menerima maupun
memberikan tiket kepada penumpang tanpa harus berdiri.
Dengan
adanya perbaikan ini diharapkan akan memberikan pelayanan kepada penumpang
sebagai salah satu produk kerja semaksimal mungkin. Dimana tugas pokok dari operator
adalah melaksanakan pelayanan dengan baik terhadap penumpang yang check in
secara cermat guna kepuasan pelanggan serta menunjang citra baik perusahaan.
Tugas
rutin dari operator check in adalah :
1.
Melaksanakan check in penumpang berupa penyelesaian tiket, pemisahan jenis
kupon sesuai dengan jenisnya, dan pemberian Boarding Pass sesuai ketentuan dan
prosedur yang berlaku.
2.
Melaksanakan check ini penumpang berupa penyelesaian bagasi penumpang sesuai
dengan tiket penumpang yang bersangkutan yang meliputi pemeriksaan bagasi,
penimbangan bagasi, pemberian label untuk bagasi kabin, penggantian bagasi VIP,
label doorside dan atau label bagasi group sesuai dengan jenis dan ketentuan
yang berlaku.
3.
Melayani penumpang yang perlu perhatian khusus di executive counter melalui
kerja sama dengan unit terkait (customer relation) guna kepuasan pelanggan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4.
Melaksanakan pengurusan pengangkutan binatang piaraan milik penumpang sesuai
cara penempatannya dalam kabin atau dalam cargo compartemen sesuai ketentuan
yang berlaku.
5.
Menyiapkan formulir pembayaran bagasi kepada kasir sesuai dengan tarif yang
berlaku dan kelebihan berat bagasi penumpang dengan berorientasi kepada
kepentingan perusahaan
Dari
kelima tugas ruting yang dibebankan, yang paling sering dilakukan adalah
memeriksa tiket yang telah dipesan oleh penumpang sebelumnya, memasukkannya ke
dalam sistem, mengurus bagasi yang dititipkan penumpang di pesawat serta
memberikan boarding pass untuk penumpang. Pada intinya semua kegiatan operator
tersebut adalah pelayanan, sehingga diusulkan suatu stasiun kerja yang baik
guna menunjang kerja operator dalam melayani penumpang.
3. KESIMPULAN
Sesuai
dengan tujuan penulisan yaitu melakukan perbaikan pada stasiun kerja check in
yang lebih ergonomis untuk kenyamanan kerja operator guna meningkatkan
pelayanan.
Berdasarkan
perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan yaitu pengolahan dan analisa
pengolahan data untuk menentukan ketinggian suatu kerja maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.
Ketinggian tempat duduk operator
Jika
dibandingkan ketinggian tempat duduk operator antara stasiun kerja usulan
dengan stasiun kerja yang ada sekarang jauh berbeda, dimana ketinggian tempat
duduk yang ada terlalu rendah yang mengakibatkan sudut pandang antara operator
dengan penumpang besar. Sedangkan pada stasiun kerja usulan ketinggian tempat
duduk jauh lebih tinggi dari stasiun yang ada sehingga operator yang mempunyai
tempat duduk tegak (tdt) di bawah rata-rata tetap mempunyai sudut pandang
kecil.
2.
Tinggi meja kerja operator
Tinggi
meja kerja operator lebih tinggi dari pada sebelumnya, karena ini disesuaikan
dengan ketinggian tempat duduk operator.
3.
Sandaran atau pedal sandaran kaki
Pada
stasiun kerja yang ada pada saat sekarang tidak terdapat adanya sandaran atau
pedal sandaran kaki, sedangkan pada stasiun kerja usulan ada. Dengan adanya
pedal tersebut dapat menambah kenyamanan bagi operator yang bertugas.
4.
Tinggi tempat penyangga display layar monitor
Pada
stasiun kerja usulan tinggi tempat penyangga display layar monitor lebih tinggi
dan lebih ergonomis sudut pandang operator ke layar jika dibandingkan dengan
stasiun kerja yang ada.
5.
Tinggi meja penumpang
Tinggi
meja bagi penumpang tidak jauh berbeda antara stasiun kerja usulan dengan
stasiun kerja yang ada, karena disesuaikan dengan ketinggian layar monitor.
6.
Jangkauan tangan
Pengolahan
data anthropometri jangkauan tangan (jt) di sini untuk mendapatkan lebar meja
kerja yang ergonomis dan didapatkan bahwa lebar meja kerja usulan lebih kecil dari
lebar meja yang ada, dengan harapan agar operator yang memiliki jangkauan di
bawah rata-rata dapat menjangkau saat menerima maupun memberikan tiket kepada
penumpang tanpa harus berdiri.
Dari
hasil kesimpulan tersebut di atas dapat dilihat bahwa stasiun kerja check in
usulan lebih ergonomi dan efisien jika dibandingkan dengan stasiun kerja check
in sebelumnya, dimana penumpang tidak berada pada daerah pandang optimum
operator yang bertugas. Sehingga stasiun kerja check in baru yang lebih efisien
dapat meningkatkan pelayanan penumpang pesawat terbang.
No comments:
Post a Comment