Wednesday 30 December 2015

Efisiensi stasiun kerja check in guna meningkatkan pelayanan penumpang pesawat terbang

EFISIENSI STASIUN KERJA CHECK IN GUNA MENINGKATKAN PELAYANAN PENUMPANG PESAWAT TERBANG. Pelayanan darat merupakan pelayanan pertama dalam dunia penerbangan, tak terkecuali pada stasiun kerja check-in dimana para penumpang akan membeli tiket, mendaftar penerbangan (check in), mencari informasi dan sebagainya. Pada stasiun kerja ini seorang operator dituntut untuk bekerja dengan sebaik mungkin terutama sekali dalam pelayanannya. Untuk itu operator harus bekerja pada suatu stasiun kerja yang berfungsi untuk menunjang segala aktivitasnya.
Stasiun kerja yang ada pada saat ini terlihat bahwa operator check-in mengalami kesulitan didalam melayani penumpang , dimana tinggi operator yang sedang bertugas jauh lebih pendek jika dibandingkan dengan penumpang yang mengharuskan operator tersebut mendongkakkan kepalanya untuk bisa melayani penumpang seperti menjawab pertanyaan, menerima dan memberi tiket kepada penumpang dan selanjutnya.
Dengan mengadakan penelitian guna merancang kembali stasiun kerja check-in agar penumpang berada pada daerah pandang operator yang bertugas diharapkan agar mendapatkan suatu stasiun kerja baru yang lebih efisien.
Kata Kunci: Efisiensi, Check In, Operator, Penumpang

1. PENDAHULUAN
Perusahaan didirikan sebagai suatu organisasi yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba semaksimal mungkin guna kelangsungan usahanya, dalam artian untuk tetap bertahan, tumbuh dan berkembang. Segala jenis usaha akan dapat bekerja secara cepat dan baik untuk mencapai tujuan perusahaan apabila aktivitas dari para pekerja atau karyawan lebih giat didalam melaksanakan pekerjaan, tak terkecuali perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.
Perusahaan penerbangan merupakan salah satu perusahaan penghasil produk jasa transportasi udara. Transportasi udara mempunyai kelebihan yang cukup potensial, yaitu
waktu perjalanan yang jauh relatif lebih singkat, disamping harganya yang walaupun relatif tinggi tetapi masih dapat dijangkau oleh sebagian masyarakat. Dan semakin meningkatnya taraf hidup bangsa Indonesia, diyakini pada masa yang akan datang permintaan akan pelayanan transportasi udara akan menjadi semakin meningkat dan menjadi sarana utama dalam transportasi masyarakat. Untuk menunjang itu semua diperlukan adanya pelayanan yang memadai agar dapat bersaing dengan jasa transportasi yang lain.
P.T. Gapura Angkasa sebagai salah satu perusahaan penunjang maskapai penerbangan yang terutama sekali sebagai penunjang pengoperasian pelayanan darat (Ground Handling) pada P.T. Garuda Indonesia melihat hal tersebut sebagai kesempatan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan disatu pihak, sedangkan dilain pihak sebagai perusahaan penunjang kegiatan penerbangan P.T. Garuda Indonesia di kawasan bandar udara untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat terutama pelayanan darat.
Namun dengan semakin derasnya persaingan antar perusahaan penerbangan mau tidak mau membuat P.T. Gapura Angkasa harus selalu meningkatkan mutu manajemennya sebagai perusahaan penunjang kegiatan penerbangan sehingga timbul kepercayaan baik dari P.T. Garuda Indonesia maupun pada diri pelanggan untuk selalu menggunakan maskapai penerbangan Garuda dalam setiap penerbangan. Hal itu tentu saja tidak akan terlalu berarti jika tidak diikuti dengan mutu pelayanan penumpang yang baik yang merupakan tugas dari P.T. Gapuran Angkasa sebagai perusahaan Ground Handling pada P.T. Garuda Indonesia, terutama pada stasiun kerja check-in yang merupakan pelayanan darat pertama pada penerbangan. Tetapi dari hasil pengamatan, operator check-in mengalami kesulitan didalam melayani penumpang dimana tinggi operator yang sedang duduk jauh lebih pendek jika dibandingkan dengan penumpang yang berdiri. Hal ini mengakibatkan operator check-in harus mendongakkan kepalanya untuk bisa melayani penumpang,
seperti menjawab pertanyaan, menerima dan memberi tiket kepada penumpang. Untuk itu diperlukan suatu stasiun kerja check-in usulan agar penumpang berada pada daerah padang operator yang bertugas.
Dengan permasalahan ini, maka dilakukan penelitian guna merancang kembali stasiun kerja check in. Dalam penulisan ini terutama ditekankan mengenai usulan perbaikan pada stasiun kerja check in agar penumpang berada pada daerah pandang operator yang bertugas. Sehingga stasiun kerja baru yang lebih efisien dapat meningkatkan pelayanan penumpang pesawat terbang.
Untuk membatasi persoalan yang akan dibahas agar persoalan tidak terlepas dari tujuan yang sebenarnya, maka persoalan akan dibatasi pada :
a. Obyek penelitian dibatasi pada stasiun kerja check in untuk mendapatkan stasiun kerja usulan yang dinilai lebih ergonomis dengan harapan akan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada penumpang.
b. Pengukuran tempat kerja pada stasiun kerja dilaksanakan dengan mengadakan pengukuran secara langsung di stasiun kerja yang diamati.
c. Pengukuran data anthropometri adalah anthropometri statis yaitu pengukungan yang dilakukan pada tubuh manusia yang berada posisi diam.
Penelitian dilaksanakan di Stasiun Kerja Check in PT. Gapura Angkasa Yogyakarta dengan mengambil : ukuran meja counter, ukuran kursi counter, ukuran dimensi tubuh operator dan penumpang dalam pelaksanaan kegiatan Check in.
Tujuan penelitian yang hendak dicapai berkaitan dengan permasalahan yang ada adalah meneliti, menganalisa dan merancang kembali suatu stasiun kerja check in yang lebih ergonomis dan efisien, sehingga stasiun kerja baru yang lebih efisien dapat meningkatkan pelayanan penumpang pesawat terbang.

2. DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2.1. Data Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk stasiun kerja check in diperoleh data pengukuran peralatan kerja, anthropometri operator dan penumpang. Berikut ini adalah data pengamatan untuk stasiun kerja check in :
1. Meja Counter
Ukuran bagian-bagian meja counter adalah sebagai berikut :
a. Panjang meja : 200 cm
b. Tinggi meja bagi operator : 72 cm
c. Tinggi meja bagi penumpang : 115 cm
d. Lebar meja : 80 cm
e. Lebar lemari meja : 27 cm
f. Tinggi tepat printer dari lantai : 39 cm

2. Kursi Counter
Ukuran dari data pengamatan kursi counter adalah sebagai berikut :
a. Tinggi tempat duduk dari lantai : 45 cm
b. Lebar alas duduk bagian belakang : 44 cm
c. Lebar alas duduk bagian depan : 42 cm
d. Panjang alas tempat duduk : 40 cm
e. Tebal alasduduk : 3 cm
f. Tinggi sandaran tempat duduk : 50 cm
g. Lebar sandara tempat duduk : 35 cm

3. Data Anthropometri Operator



4. Data Anthropometri Penumpang



5. Notasi Perhitungan Ketinggian Stasiun Kerja Usulan
Gambar 1. Notasi Perhitungan Ketinggian Stasiun Kerja Usulan
1. Tinggi duduk S = Tinggi Popliteal + Tinggi Tumit
= 54 + 2
= 56
2. Tinggi meja T = S + Tebal Paha + Tebal Atas Meja
= 56 + 17,5 + 2
= 75,5
3. Tinggi pedal F = S – Tinggi Popliteal – Tinggi Tumit
= 56 – 37 – 2
= 17
4. Tinggi mata E = Tinggi mata x sin π - Penyusutan
= 70 x sin 90° - 2
= 68
5. Tinggi Penyangga display D = S + E – d – V sin α
= 56 + 68 – 23 – 40 sin 28,6
= 81,85

2.2. Pembahasan
Dari stasiun kerja check in yang ada sekarang terdapat hal yang mencolok adalah tinggi operator yang sedang duduk jauh lebih pendek dari calon penumpang berdiri. Akibatnya penumpang tidak berada pada daerah pandang optimum operator untuk melakukan transaksi. Kondisi stasiun kerja yang ada sekarang menyebabkan operator yang salah satu tugasnya adalah melayani penumpang dengan tinggi meja dan kursi yang pendek untuk menatap muka penumpang yang harus dilayaninya, operator harus mendongakkan kepalanya untuk bisa melayani seperti pertanyaan, menerima dan memberi tiket kepada penumpang.
Usulan perbaikan yang dilakukan pada stasiun kerja Chek in agar penumpang berada pada daerah pandang operator yang bertugas. Hasil dari notasi perhitungan ketinggian stasiun kerja check in usulan adalah sebagai berikut :
a. Tinggi duduk bagi operator : 56 cm
b. Tinggi meja operator : 75,5 cm
Dimana tebal paha yang diambil dari data operator adalah persentil ke-95 dengan maksud memberikan kelonggaran bagi operator yang memiliki ketebalan paha di atas rata-rata operator.
c. Tinggi pedal operator : 17 cm
Dengan adanya pedal diharapkan dapat menambah kenyamanan bagi operator, dimana pedal tersebut berfungsi untuk sandara kaki dari operator yang bertugas.
d. Tinggi mata operator : 68 cm
Tinggi mata duduk dari data operator yang diambil adalah berdasarkan pada persentil ke-5 dengan tujuan agar pandangan dari operator yang kecil memadai.
e. Tinggi penyangga display (layar monitor) : 81,85 cm
f. Lebar meja kerja operator : 68 cm


Dimana lebar meja kerja operator berdasarkan jangkauan tangan data anthropometri operator pada persentil ke – 5 dengan tujuan agar operator yang memiliki jangkauan tangan dibawah rata-rata dapat menjangkau saat menerima maupun memberikan tiket kepada penumpang tanpa harus berdiri.

Dengan adanya perbaikan ini diharapkan akan memberikan pelayanan kepada penumpang sebagai salah satu produk kerja semaksimal mungkin. Dimana tugas pokok dari operator adalah melaksanakan pelayanan dengan baik terhadap penumpang yang check in secara cermat guna kepuasan pelanggan serta menunjang citra baik perusahaan.
Tugas rutin dari operator check in adalah :
1. Melaksanakan check in penumpang berupa penyelesaian tiket, pemisahan jenis kupon sesuai dengan jenisnya, dan pemberian Boarding Pass sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku.
2. Melaksanakan check ini penumpang berupa penyelesaian bagasi penumpang sesuai dengan tiket penumpang yang bersangkutan yang meliputi pemeriksaan bagasi, penimbangan bagasi, pemberian label untuk bagasi kabin, penggantian bagasi VIP, label doorside dan atau label bagasi group sesuai dengan jenis dan ketentuan yang berlaku.
3. Melayani penumpang yang perlu perhatian khusus di executive counter melalui kerja sama dengan unit terkait (customer relation) guna kepuasan pelanggan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Melaksanakan pengurusan pengangkutan binatang piaraan milik penumpang sesuai cara penempatannya dalam kabin atau dalam cargo compartemen sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Menyiapkan formulir pembayaran bagasi kepada kasir sesuai dengan tarif yang berlaku dan kelebihan berat bagasi penumpang dengan berorientasi kepada kepentingan perusahaan
Dari kelima tugas ruting yang dibebankan, yang paling sering dilakukan adalah memeriksa tiket yang telah dipesan oleh penumpang sebelumnya, memasukkannya ke dalam sistem, mengurus bagasi yang dititipkan penumpang di pesawat serta memberikan boarding pass untuk penumpang. Pada intinya semua kegiatan operator tersebut adalah pelayanan, sehingga diusulkan suatu stasiun kerja yang baik guna menunjang kerja operator dalam melayani penumpang.

3. KESIMPULAN
Sesuai dengan tujuan penulisan yaitu melakukan perbaikan pada stasiun kerja check in yang lebih ergonomis untuk kenyamanan kerja operator guna meningkatkan pelayanan.
Berdasarkan perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan yaitu pengolahan dan analisa pengolahan data untuk menentukan ketinggian suatu kerja maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ketinggian tempat duduk operator
Jika dibandingkan ketinggian tempat duduk operator antara stasiun kerja usulan dengan stasiun kerja yang ada sekarang jauh berbeda, dimana ketinggian tempat duduk yang ada terlalu rendah yang mengakibatkan sudut pandang antara operator dengan penumpang besar. Sedangkan pada stasiun kerja usulan ketinggian tempat duduk jauh lebih tinggi dari stasiun yang ada sehingga operator yang mempunyai tempat duduk tegak (tdt) di bawah rata-rata tetap mempunyai sudut pandang kecil.
2. Tinggi meja kerja operator
Tinggi meja kerja operator lebih tinggi dari pada sebelumnya, karena ini disesuaikan dengan ketinggian tempat duduk operator.
3. Sandaran atau pedal sandaran kaki
Pada stasiun kerja yang ada pada saat sekarang tidak terdapat adanya sandaran atau pedal sandaran kaki, sedangkan pada stasiun kerja usulan ada. Dengan adanya pedal tersebut dapat menambah kenyamanan bagi operator yang bertugas.
4. Tinggi tempat penyangga display layar monitor
Pada stasiun kerja usulan tinggi tempat penyangga display layar monitor lebih tinggi dan lebih ergonomis sudut pandang operator ke layar jika dibandingkan dengan stasiun kerja yang ada.
5. Tinggi meja penumpang
Tinggi meja bagi penumpang tidak jauh berbeda antara stasiun kerja usulan dengan stasiun kerja yang ada, karena disesuaikan dengan ketinggian layar monitor.
6. Jangkauan tangan
Pengolahan data anthropometri jangkauan tangan (jt) di sini untuk mendapatkan lebar meja kerja yang ergonomis dan didapatkan bahwa lebar meja kerja usulan lebih kecil dari lebar meja yang ada, dengan harapan agar operator yang memiliki jangkauan di bawah rata-rata dapat menjangkau saat menerima maupun memberikan tiket kepada penumpang tanpa harus berdiri.
Dari hasil kesimpulan tersebut di atas dapat dilihat bahwa stasiun kerja check in usulan lebih ergonomi dan efisien jika dibandingkan dengan stasiun kerja check in sebelumnya, dimana penumpang tidak berada pada daerah pandang optimum operator yang bertugas. Sehingga stasiun kerja check in baru yang lebih efisien dapat meningkatkan pelayanan penumpang pesawat terbang.


No comments:

Post a Comment