Friday 18 December 2015

Perancangan Ulang Produk TV Bracket Dalam Rangka Penghematan Biaya Dan Peningkatan Nilai Produk Dengan Metode Rekayasa Nilai (Value Engineering) (Studi Kasus di PT MAK Yogyakarta)

Perkembangan dalam dunia bisnis sekarang ini, pengembangan produk mempunyai waktu siklus yang semakin pendek. Tiap badan usaha berkompetisi dalam memenangkan persaingan tersebut. Strategi diterapkan perusahaan baik secara internal maupun eksternal. Penurunan biaya produk dapat dijadikan salah satu strategi dalam kompetisi didunia usaha dengan tidak mengurangi mutu dari produk tersebut.
Pengurangan biaya (cost reduction) dengan menggunakan metode rekayasa nilai (value engineering) banyak digunakan oleh perusahaan. Metode ini menganalisa fungsi-fungsi produk dan menentukan nilai indek dari produk tersebut. Indek tersebut merupakan perbandingan antara kepentingan produk dan biaya yang dikeluarkan oleh produk tersebut. Nilai indek yang rendah dan fungsi yang tidak memberikan nilai tambah perlu diperhatikan untuk diperbaiki/dikembangkan.
Penelitian yang dilakukan terhadap disain produk TV Bracket di PT MAK bertujuan untuk mengidentifikasi nilai indek dari komponen produk, mengeliminasi komponen/fungsi yang tidak memberikan nilai tambah produk, melakukan penghematan terhadap biaya produk dengan membuat disain produk pengganti/baru.
Produk TV Bracket yang sedang dikembangkan oleh PT MAK terdapat beberapa komponen yang mempunyai nilai indek rendah antara lain cover bawah penyangga, cable trim, table, shaft pipe, primary bottom arm, top wall cover, dan bottom wall cover.
Produk yang diusulkan sebagai pengganti produk TV Bracket awal mempunyai biaya yang lebih rendah dengan penghematan sebesar Rp. 11.019,00 atau 29,89 %, jumlah komponen berkurang 44,4 %, waktu pengerjaan berkurang 10,4 %, selain itu dilihat dari prinsip design for assembly (DFA) mempunyai kemudahan dalam perakitan lebih baik dari produk awal.
Kata Kunci : value engineering, bracket TV, design for assembly (DFA)

I. PENDAHULUAN
Perkembangan dalam hal teknologi berakibat pula terhadap proses pengembangan produk, dimana siklus hidup produk semakin lama semakin pendek. Tingkat kompetisi perusahaan manufaktur dalam peluncuran produk baru telah berlangsung cukup ketat pada era sekarang.
Dalam perkembangan ini terlihat adanya pertumbuhan pasar-pasar jenis baru baik dalam hal harga, volume, keragaman, dan mutu. Pertumbuhan akan pasar produk-produk baru inilah tempat tumbuhnya harapan pembeli, baik konsumen maupun perusahaan industri. Kebijakan dan peranan pemerintah telah sangat membantu kalangan usaha dalam
meningkatkan permintaan dan menumbuhkan manajemen bisnis yang baik.
Tingginya tingkat kompetisi menuntut perusahaan membuat strategi dalam hal pengembangan produknya. Kesuksesan ekonomis perusahaan dalam pengembangan produk tergantung kepada kemampuan dan kecermatan perusahaan dalam mengidentifikasi terhadap kebutuhan/keinginan konsumen produk tersebut, dan dengan cepat dapat menerjemahkan kebutuhan konsumen tersebut menjadi suatu produk. Produk yang dibuat harus dapat dibuat pada biaya yang relatif rendah.
Strategi pengembangan produk dengan menekan biaya dengan rendah tapi tetap mempunyai nilai tinggi pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas perusahaan, selain itu juga akan dapat meningkatkan daya saing produk di pasar. Pengurangan biaya produk dengan tetap meningkatnya nilai produk perlu dilakukan oleh perusahaan agar dapat dicapai tingkat profit yang semaksimal mungkin.
Untuk itu perlu diterapkan metode yang dapat mengurangi biaya produk dan meningkatkan nilai produk tanpa mengorbankan kualitas, dan kehandalannya. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menggunakan Value Engineering Methodology (VEM)/Rekayasa Nilai.
Metode Rekayasa Nilai (Value Engineering) semakin banyak digunakan dalam tahapan perancangan produk yang dilakukan oleh industri-industri di dunia, hal ini juga berkaitan dengan tingkat persaingan yang semakin ketat.

II. STUDI PUSTAKA
Society Of American Value Engineer (SAVE) menyebutkan Value Engineering (VE) sebagai teknik aplikasi pendekatan untuk mengidentifikasi fungsi suatu produk atau jasa dan untuk mengembangkan fungsi tersebut pada biaya yang rendah. Carlos Fallon mendefinisikan Value Engineering sebagai sebuah metode untuk meningkatkan nilai produk dengan meningkatkan hubungan antara fungsi produk dan biayanya.
Tujuan dari Value Engineering adalah untuk mengukur nilai dari suatu produk pada tingkat biaya yang dapat diterima dan untuk mengeliminasi aspek yang tidak menambah nilai produk. Nilai produk disini didefinisikan sebagai perbandingan antara kepentingan (Importance) atau keberatian (Worth) produk dengan biaya (cost) produk tersebut.
Value Engineering secara umum dapat digunakan untuk (David DeMarle,1995) :
1. Menentukan bagian produk/proses yang membutuhkan perhatian dan perbaikan.
2. Mengembangkan metode pembentukan ide dan alternatif untuk solusi yang mungkin tentang suatu permasalahan.
3. Mengembangkan evaluasi alternatif.
4. Meningkatkan nilai produk/jasa.
Proses Value Engineering dibagi atas 6 (enam) fase utama tahapnya, yaitu :
1. Tahap studi awal (Pre-study Phase).
2. Tahap Informasi (Information Phase).
3. Tahap Analisa (Analysis Phase).
1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan fungsi.
2. Mengklasifikasikan fungsi.
3. Mengembangkan hubungan fungsi.
4. Menentukan biaya-biaya pada fungsi.
5. Menentukan kepentingan/keberartian fungsi.
6. Menghitung indek nilai.
4. Tahap Inovasi/kreatif (Innovation Phase).
5. Tahap Evaluasi (Evaluation Phase).
6. Tahap Implementasi (Implementation Phase).
FAST diagram merupakan visualisasi hubungan antar semua fungsi yang harus dibentuk untuk menyelesaikan suatu fungsi utama dari produk. FAST berguna untuk mengetahui fungsi-fungsi apakah yang diperlukan untuk memenuhi fungsi utama, sehingga akan membantu dalam melakukan proses VE dan mengeleminasi fungsi yang tidak perlu.
FAST dibentuk berdasarkan pada pemikiran logika yang berurutan dimana kearah kanan merupakan bentuk bagaimana suatu fungsi tersebut dibuat/dipenuhi, sedangkan kearah kiri merupakan bentuk mengapa suatu fungsi tersebut diperlukan/ada. FAST diagram merupakan suatu hubungan HOW-WHY antar fungsi dan dibatasi oleh suatu garis ruang lingkup untuk membatasi studi yang akan dilakukan.

III. ANALISIS
3.1 Pendefinisian Produk
Produk yang dijadikan objek studi/analisa adalah TV Bracket, produk ini baru dikembangkan di PT MAK dengan kegunaan utama untuk meletakkan TV (rak TV) yang ditempelkan pada dinding. TV Bracket terdiri atas 27 komponen dengan jumlah komponen non standar (dibuat sendiri) sebanyak 23 komponen dan jumlah komponen standar sebanyak 4 komponen.
Produk TV Bracket ini mempunyai tiga sub assembling yaitu sub assy wal, sub assy top arm, dan sub assy bottom arm. Produk ini dilapisi dengan cat yang diproses dengan pengecatan powder coating sistem pembakaran oven, sehingga akan tahan karat dan tidak mudah mengelupas.
TV Bracket ditempelkan pada dinding dengan menggunakan skrup baja. TV Bracket mempunyai berat 3,7 kg dan dapat menahan beban maksimal 40 kg, dengan ukuran panjang maksimum pesawat televisi 52 cm.
Produk ini dapat diatur posisi atau arahnya dengan menggunakan lengan TV Bracket yang berjumlah 2 buah, selain itu juga dapat dengan memutar pada bagian table (penyangga televisi) yang mencapai sudut putar 3600. Untuk merapikan kabel yang dipakai juga disediakan komponen cable trim, selain itu ada penutup pada bagian plat dindingnya. Secara fungsional TV Bracket dapat digerakkan dengan rentang sudut 2200 pada lengan bawah dan rentang sudut 1200 pada lengan atas terhadap dinding pada arah horisontal.
3.2 Penentuan dan Analisa Fungsi Produk
Secara umum produk TV Bracket mempunyai fungsi untuk meletakkan pesawat televisi yang dapat ditempelkan pada dinding, fungsi tersebut merupakan fungsi konsumen (user function). Dari fungsi penggunaan tersebut dapat ditentukan bahwa fungsi utama (basic function) dari produk TV Bracket adalah untuk meletakkan beban (beban disini diartikan sebagai pesawat televisi).
Pada penentuan fungsi akan digunakan deskripsi dua kata yaitu kata kerja dan kata benda (sedapat mungkin kata benda terukur). Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan identifikasi dan analisa terhadap fungsi tersebut.
Setelah menentukan fungsi utama produk TV Bracket, kemudian akan dilakukan penentuan fungsi-fungsi tiap komponen di dalam produk tersebut. Dalam penentuan fungsi komponen ini memungkinkan adanya lebih dari satu fungsi pada satu komponen.
Dari pendefinisian fungsi-fungsi komponen produk TV Bracket tersebut kemudian dilanjutkan dengan membuat diagram hubungan antar fungsi dengan menggunakan FAST diagram. Dari diagram ini akan diperlihatkan bagaimana fungsi utama produk TV Bracket akan dipenuhi oleh fungsi-fungsi komponen yang lain serta bentuk hubungan antar fungsi dalam produk tersebut. Diagram FAST dari produk TV Bracket dapat dilihat pada gambar 1. FAST TV Bracket
Dari diagram FAST gambar 1 terlihat bahwa fungsi utama produk TV Bracket dipenuhi dengan dua fungsi yaitu fungsi memposisikan beban (TV), dan pemindah energi. Dari kedua fungsi tersebut, kemudian dibuat fungsi-fungsi yang dapat memenuhi masing-masing fungsi tersebut.
3.3 Penentuan Biaya-Biaya Komponen
Biaya-biaya yang diperlukan untuk pembuatan produk TV braket dari segi biaya material yang digunakan dan biaya tenaga kerja, serta besarnya kontribusi (persentase) masing-masing komponen terhadap seluruh biaya produk dapat dilihat pada tabel 1.
Dari tabel 1 tersebut terlihat bahwa biaya material untuk produk TV bracket adalah Rp.30.735,00, dan biaya tenaga kerja sebesar Rp.6320,00 dengan total biaya Rp.37.055,00, terlihat bahwa persentase terbesar biaya digunakan oleh komponen table.
3.4 Penentuan Bobot Kepentingan Komponen
Untuk menentukan bobot kepentingan komponen digunakan teknik perbandingan berpasangan (paired comparison). TV bracket mempunyai 27 komponen berarti akan dipasangkan sebanyak 351 pasang komponen untuk membandingkan.
Dalam hal ini digunakan pertanyaan “manakah komponen yang lebih penting fungsi/ keberadaannya?” pada tiap pasangnya, kemudian untuk menentukan derajat perbedaan kepentingannya digunakan pertanyaan “seberapa besar perbedaan kepentingannya?”. Skala yang digunakan untuk derajat kepentingan adalah
0 = tidak ada perbedaan kepentingan fungsi komponen
1 = perbedaan kepentingan fungsi komponen kecil/dekat.
2 = perbedaan kepentingan fungsi komponen sedang
3 = perbedaan kepentingan fungsi komponen besar

Gambar 1. FAST TV Bracket
3.5 Penentuan Indek Nilai Komponen
Dari hasil perhitungan biaya-biaya dan bobot kepentingan komponen dihitung besarnya indek nilai dari tiap komponen dengan formulasi :


Dari perhitungan nilai ini terdapat 8 komponen yang mempunyai nilai yang jelek karena indeknya berada dibawah 1 atau dibawah garis batas pada grafik nilai. Komponen yang nilainya
jelek tersebut adalah Cable Trim Panjang, Cable Trim Pendek, Cover bawah penyangga, Table, Top wall cover, bottom wall cover, shaft pipe, dan primary bottom arm.
Komponen-komponen tersebut merupakan target utama dari proses pengembangan selanjutnya. Selain itu dengan menggunakan FAST diagram, fungsi yang tidak penting/tidak ada dalam FAST juga potential untuk diperbaiki/dihilangkan.
Tabel 1 Biaya material dan tenaga kerja TV Bracket

3.6 Pembuatan Alternatif Konsep Produk
Dalam pembuatan konsep produk tetap tertuju pada sasaran dalam melakukan rekayasa nilai, yaitu berusaha untuk melakukan pengurangan biaya produk tanpa mengorbankan mutu produk. Prinsip eliminasi, reduksi, penyederhanaan, kombinasi dan standarisasi tetap dijadikan arahan dalam membuat konsep-konsep produk.
Dengan melihat dimensi-dimensi/atribut produk serta fungsinya, maka dapat dikembangkan ide-ide yang dapat mengurangi biaya produk. Ide-ide tersebut dikembangkan sebagai alternatif untuk tiap komponen TV Bracket. Ide-ide alternatif tersebut dirangkum dalam tabel 2 berikut :


No comments:

Post a Comment