Keruntuhan
akibat gempa pada aplikasi perencanaan portal dengan prinsip daktilitas penuh. Penelitian
ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui letak, urutan, dan jumlah sendi
plastis yang terjadi pada model portal tiga lantai dengan dua kaki di wilayah
gempa tiga, yang direncanakan menurut prinsip daktilitas penuh sesuai SK SNI
T-15-1991-03, serta untuk mengetahui besar beban gempa yang dapat meruntuhkan
portal tersebut jika terlanda gempa cukup besar. Penelitian dilaksanakan dengan
menghitung kekuatan (momen kapasitas) balok dan kolom portal yang dimensi dan
penulangannya telah direncanakan sesuai prinsip daktilitas penuh (dengan faktor
jenis struktur K=1). Selanjutnya dihitung pula kombinasi beban (berupa momen
perlu dan gaya aksial perlu) yang bekerja pada portal, akibat beban mati, beban
hidup dan beban gempa. Jika momen perlu yang timbul pada balok atau kolom
portal sama atau lebih besar daripada momen kapasitasnya, maka balok atau kolom
tersebut tidak mampu menahan beban, sehingga berakibat retak-retak dan
terbentuk sendi plastis pertama. Pada keadaan ini, beban gempa diperbesar lagi,
sehingga momen perlu yang timbul pada balok atau kolom yang lain akan melampaui
momen kapasitasnya, dan berakibat terbentuk sendi plastis ke-dua. Dengan cara
sama, beban gempa diperbesar lagi sedemikian rupa, sehingga secara
berturut-turut akan terjadi sendi plastis ke-tiga, ke-empat, dan seterusnya
sampai portal runtuh. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa portal yang
direncanakan dengan K = 1 tersebut akan terjadi sendi plastis (retak) pertama
kali pada ujung balok Lantai 2 dengan K = 2,939 atau beban gempa sebesar 87,52
kN, sendi plastis ke-dua pada ujung balok Lantai 3 dengan K = 3,225 atau beban
gempa sebesar 96,03 kN, dan sendi plastis terakhir sebelum runtuh yaitu
ke-sebelas pada ujung balok atap dengan K = 4,70 atau beban gempa sebesar
139,96 kN. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kolom portal yang ditinjau
ternyata lebih kuat daripada baloknya,sehingga sesuai dengan prinsip strong
column weak beam pada perencanaan daktilitas penuh.
Kata
kunci : Momen kapasitas, sendi plastis, portal runtuh.
PENDAHULUAN
Keterbatasan
lahan untuk bangunan di daerah perkotaan, menimbulkan kecenderungan untuk
membangun gedung-gedung bertingkat tinggi. Pembangunan gedung bertingkat ini
menuntut perancang struktur untuk lebih teliti dan lebih berhati-hati, karena
harus mempertimbangkan faktor keselamatan gedung secara menyeluruh, baik
keselamatan bagi gedung itu sendiri, penghuni gedung, dan penghuni di sekitar
gedung. Khususnya untuk daerah Surakarta, menurut PPKGURG (1987) termasuk
wilayah gempa 3, maka bahaya gempa yang terjadi cukup besar. Dengan demikian
gedung yang dibangun di Surakarta harus benar-benar diperhitungkan dengan
cermat, agar
jika terjadi suatu musibah (misalnya gempa bumi), gedung tersebut
masih tetap aman / tidak mengalami keruntuhan.
Berkaitan
dengan keselamatan gedung, penghuni gedung, dan penghuni di sekitar gedung,
serta rasa kepedulian terhadap para perancang sruktur, maka penulis mencoba
untuk meneliti tentang kemungkinan keruntuhan pada suatu portal yang
direncanakan sesuai prinsip daktilitas penuh menurut SK SNI T-15-1991-03, jika
terlanda gempa bumi yang cukup besar.
Untuk
keperluan tersebut di atas, maka penelitian ini diperlukan batasan-batasan
sebagai berikut:
1).
Portal yang ditinjau untuk diteliti berupa portal 3 lantai, yang direncanakan
dengan prinsip daktilitas penuh, dan terletak di daerah Surakarta (termasuk
wilayah gempa 3).
2).
Struktur portal terbuat dari beton bertulang dengan mutu beton f’c = 20
MPa, mutu baja tulangan fy = 300 MPa.
3).
Beban yang bekerja pada portal berupa beban mati, beban hidup dan beban gempa.
Beban gempa ini dihitung dengan cara analisis statik ekivalen menurut PPKGURG
(1987).
4).
Beban gempa untuk meruntuhkan portal hanya diperhitungkan bekerja dari arah
kiri ke kanan, sampai portal runtuh.
Adapun
tujuan penelitian tentang keruntuhan portal ini dijelaskan sebagai berikut:
1).
Untuk mengetahui letak dan urutan terbentuknya sendi plastis pada portal
rencana.
2).
Untuk mengetahui berapa jumlah sendi plastis yang akan terbentuk pada portal
(sebelum portal runtuh), jika terjadi gempa bumi pada portal rencana.
3).
Untuk mengetahui kekuatan portal, yaitu berapa besar beban gempa yang dapat
meruntuhkan portal rencana tersebut.
Penelitian
ini diharapkan bermanfaat bagi perancang bangunan maupun bagi perkembangan ilmu
beton, yaitu :
1).
Bagi para perancang bangunan, dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan tentang
kekuatan struktur portal yang telah direncanakan.
2).
Bagi perkembangan ilmu beton, dapat memberikan sumbangan ilmu analisis struktur
untuk diterapkan pada teori kekuatan batas pada perencanaan portal beton
bertulang.
TINJAUAN
PUSTAKA
Perencanaan
Portal
Perencanaan
portal dengan prinsip daktilitas penuh dilaksanakan dengan batasan berikut :
a).
Beban gempa dihitung berdasarkan faktor jenis struktur K = 1.
b).
Semua balok dipasang sendi plastis pada kedua ujungnya dengan jarak 2h dari
muka kolom.
c).
Untuk kolom Lantai 1 (ujung bawah), dan kolom lantai paling atas (ujung bawah
dan ujung atas), dipasang sendi plastis dengan jarak lo sebagai
berikut :
lo≥h
(untuk Nu [
0,3.Ag.f’c) (1)
lo≥1,5.h
(untuk Nu >
0,3.Ag.f’c) (2)
lo≥1/6 x
tinggi bersih kolom (3)
lo≥400 mm
(4)
d).
Momen perlu (Mu) dan luas tulangan (As) pada balok dibatasi sebagai berikut
:
Pada ujung balok : Mu(+) ≥0,5
x Mu(-) (5)
1,4.b.d/fy [ As [
7.b.d/fy (6)
Pada lapangan balok : Mu(+) (
dan Mu(-) ) ≥
0,25 x Mu,maks
(7)
1,4.b.d/fy [ As [
7.b.d/fy (8)
e).
Untuk menjamin terbentuknya sendi plastis, maka tulangan geser/begel pada
daerah sendi plastis tersebut dibuat lebih rapat daripada daerah lapangan.
Momen
Kapasitas Balok dan Kolom
Momen
kapasitas dari suatu struktur merupakan batas kekuatan momen pada struktur yang
ditinjau. Jika struktur menahan beban perlu (kombinasi dari momen akibat beban
mati, beban hidup, dan beban gempa) yang lebih besar daripada momen
kapasitas-nya, maka struktur tersebut tidak mampu menahan beban sehingga retak
(terbentuk sendi plastis). Besar momen kapasitas ini bergantung pada dimensi
struktur, jumlah tulangan, serta mutu bahan yang dipakai pada strukrur.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan terhadap model portal yang direncanakan penulangannya
dengan prinsip daktilitas penuh ini dapat diambil beberapa kesimpulan berikut :
1).
Sendi plastis pertama pada portal rencana, akan terjadi pada ujung kanan balok
Lantai 2, kemudian sendi plastis ke-2 pada ujung kanan balok Lantai 3, dan sendi
plastis terakhir terjadi pada ujung kiri balok Lantai atap.
2). Jika terjadi gempa pada portal rencana, maka sebelum portal
runtuh akan terbentuk sendi plastis yang berjumlah 11 buah.
3). Portal masih bersifat elastis, jika belum terbentuk sendi
plastis pertama, atau beban gempa lebih kecil dari 87,52 kN dan lendutan lantai
atap lebih kecil dari 4,10 cm.
4). Jika beban gempa lebih besar dari 87,52 kN, maka portal akan
bersifat plastis dengan lendutan semakin besar, dan pada beban gempa mencapai
139,96 kN, lendutan akan mencapai maksimal sebesar 13,30 cm. Pada keadaan ini
portal akan segera runtuh.
5). Portal rencana tersebut sesuai dengan prinsip strong
column weak beam, dan bersifat cukup daktail (liat), dengan faktor
daktilitas = 3,244. μ
Saran
Beberapa saran yang perlu
disampaikan berhubungan dengan tinjauan keruntuhan portal, yaiyu sebagai
berikut :
1). Dalam merancang struktur bangunan gedung, hendaknya ditinjau
pola keruntuhan portalnya, sehingga dapat diketahui kekuatan gedung yang
bersangkutan apabila dilanda gempa.
2). Perlu diteliti lebih lanjut tentang pengaruh kekuatan buhul
(sambungan balok dan kolom) terhadap pola keruntuhan portal gedung.
3).
Untuk pengembangan lebih lanjut, perlu pula diteliti tentang perbedaan bentuk
keruntuhan portal akibat beban gempa dengan analisis statik ekivalen dan
analisis dinamis.
No comments:
Post a Comment