Perbandingan
respon fisiologi dan biomekanika terhadap pekerja laki-laki pembawa beban di
punggung dan bahu ( Studi Kasus pada BULOG DIY ). Untuk mengetahui besarnya
beban kerja yang diterima oleh pekerja dapat dilakukan dengan mengukur faktor
fissologi atau beomekanika. Pada penelitian ini dilakukan analisis faktor
fisiologi dan analisis biomekanika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembawaan beban di punggung dan bahu dengan berat beban 70 kg untuk analisis
fisiologi tidak berbeda secara nyata. Hal ini disebabkan karena kelelahan yang
terjadi pada kegiatan membawa beban bukan diakibatkan pada penggunaan energi,
akan tetapi lebih pada penggunaan otot. Untuk analisis biomekanika membawa
beban dipunggung dan dibahu menghasilkan gaya tekan berturut-turut adalah
7844,51 N dan 8804,14 N
1. Latar
Belakang
Ergonomi
adalah suatu studi ilmiah yang ditujukan pada pencapaian hubungan optimal
antara pekerja dengan lingkungan kerjanya. Disiplin ilimu ini mempelajari
tentang keterbatasan dan kemampuan manusia, kerja dan lingkungannya, gaya
statis dan dinamis berdasarkan struktur tubuh manusia, kelelahan, training dan
desain simulasi dan desain peralatan dan stasiun kerja. [9]
Perubahan
rancangan peralatan, perubahan metode kerja, perubahan lingkungan kerja dan
penggunaan sumber daya manusia yang efektif dan efisien merupakan suatu
tuntutan. Perubahan rancangan peralatan yang dibuat manusia ditujukan untuk
memudahkan dan memberikan kenyamanan operasi penggunaan peralatan. Begitu juga
metode penanganan material sangat perlu diperhatikan karena
metode pengangkatan yang kurang baik akan berakibat fatal terhadap tubuh manusia. Oleh karenanya kedua hal tersebut perlu menjadi perhatian agar pekerja terhindar dari cacat fisik. Untuk mengetahui apakah pekerja dalam kondisi aman atau untuk melakukan pekerjaan dalam kaitannya dengan metode kerja perlu diukur gaya dan momen yang terjadi pada setiap segmen tubuh.
metode pengangkatan yang kurang baik akan berakibat fatal terhadap tubuh manusia. Oleh karenanya kedua hal tersebut perlu menjadi perhatian agar pekerja terhindar dari cacat fisik. Untuk mengetahui apakah pekerja dalam kondisi aman atau untuk melakukan pekerjaan dalam kaitannya dengan metode kerja perlu diukur gaya dan momen yang terjadi pada setiap segmen tubuh.
Pada
pekerjaan berat seperti pembawaan beban secara manual, titik rawan segmen tubuh
manusia ketika melakukan pekerjaan tersebut terletak pada join pinggul tepatnya
pada segmen tulang belakang lumbar ke lima dan scrum pertama (L5/S1). Menurut
ketentuan yang direkomendasikan oleh NIOSH (the National Institute of
Occupational Safety and Health) yaitu Institut Nasional untuk Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang berada di Amerika Serikat telah mengeluarkan rekomendasi
untuk batasan beban kerja, yaitu beban kerja yang menghasilkan gaya tekan
dibawah AL (Action Limit ) yaitu 3500 N atau berada diantara AL dan MPL
(Maximum Permissible Limit) yaitu sebesar 6370 N sebagai batas maksimum dari
gaya tekan yang diijinkan [10]
2. Tujuan
Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah :
Untuk
mengetahui perbedaan respon fisiologi dan biomekanika yang terjadi akibat dari
aktivitas pembawaan beban serta untuk mengetahui cara membawa beban yang
optimal.
3. Dasar Teori
3.1
Pemindahan Material Secara Manual
Pemindahan
secara manual apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan
kecelakaan dalam industri. Kecelakaan industri (industrial accident) disebut “
Over exertion-lifting and carrying “ yaitu kerusakan jaringan tubuh diakibatkan
oleh kelebihan beban angkat.
3.2.
Batasan Angkat Biomeknika
Nilai dari batasan angkat biomekanika adalah rentang postur atau
posisi aktivitas kerja, ukuran beban dan ukuran manusia yang dievaluasi.
Sedangkan kriteria keselamatan adalah berdasar pada beban tekan ( compression
load ) pada intervertebral disk antara lumbar nomor lima dan scraum nomor satu
( L5/S1 ).
Analisa dari berbagai macam pekerjaan yang menunjukkan rasa nyeri
(ngilu) berhubungan erat dengan beban kompresi ( tekan ) yang terjadi pada
L5/S1 [1]. Telah ditemukan bahwa 85 – 95 % dari penyakit hernia pada disk
terjadi dengan relatif lebih tinggi frekuensinya pada L4/L5 dan L5/S1. L4/L5
adalah Intervertebral disk yang berada pada lumbar kelima dan lumbar keempat,
sedangkan L5/S1 adalah Intervertebral disk yang berada pada lumbar kelima dan
scraum satu [6]. Kebanyakan penyakit-penyakit tulang belakang adalah merupakan
hernia pada intervertebral disk yaitu keluarnya inti intervertebral (pulpy
nucleus) yang disebabkan oleh rusaknya lapisan pembungkus intervertebral disk.
Penyakit hernia yang terjadi karena rusaknya intervertebral disk bagian
belakang yaitu menekan pada dan mengiritasi akar syaraf dan menyebabkan rasa
sakit yang kronis. Rasa nyeri tersebut disebabkan oleh “ Slipped discs “.
3.2.1
Konsep Dasar Biomekanika
Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek – aspek dari
gerakan- gerakan tubuh. Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1.
General Biomechanic
Adalah
bagian dari Biomekanika yang membahas mengenai hukum – hukum dan konsep –
konsep dasar yang mempengaruhi tubuh organic manusia baik dalam posisi diam
maupun bergerak.
Dibagi
menjadi 2, yaitu :
a.
Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis tubuh
pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam (
uniform ).
b.
Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan gambaran
gerakan – gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi ( kinematik )
dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh ( kinetik ).
2.
Occupational Biomechanic.
Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang
mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan
dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar
produktifitas kerja dapat meningkat.
3.2.2
Mekanika Tubuh
Dalam biomekanik perhitungan guna mencari moment dan gaya dapat
dilakukan dengan cara menghitung gaya dan mement secara parsial atau menghitung
tiap segmen yang menyusun tubuh manusia.
Dengan menggunakan tehnik perhitungan keseimbangan gaya pada tiap
segmen tubuh manusia, maka didapat moment resultan pada L5/S1. kemudian untuk
mencapai keseimbangan tubuh pada aktivitas pengangkatan, moment pada L5/S1
tersebut diimbangi gaya otot pada spinal erector (FM) yang cukup beser. Gaya
otot pada spinal erector dirumuskan sbb:
3.3.
Batasan Angkat Fisiologi
Metode pendekatan ini mempertimbangkan rata-rata beban metabolisme
dari aktivitas angkat yang berulang (repetitive lifting )sebagaiman dapat juga
ditentukan dari jumlah konsumsi oksigen. Hal ini harus benar-benar diperhatikan
terutama dalam rangka untuk menentukan batasan angkat. Kelelahan kerja yang
terjadi akibat dari aktivitas yang berulang ( repetitive lifting ) akan
mengakibarkan resiko rasa nyeri pada tulang belakang ( back injure ).
Repetitive lifting dapat menyebabkan Cumulative Trauma Injures atau Repetitive
Strain Injures [3].
3.3.1
Menghitung Besar Konsumsi Oksigen dan Energi Kerja
Detak nadi atau denyut jantung merupakan hal penting dan pokok
untuk penelitian lapangan maupun dalam penelitian laboratorium. Dalam hal
penentuan konsumsi energi, biasanya digunakan parameter indeks ini yang
merupakan selisih dari denyut jantung pada waktu bekerja dengan kecepatan
denyut jantung pada saat istirahat. Untuk mencoba merumuskan hubungan antara
konsumsi energi dengan kecepatan denyut jantung, pertama-tama dicari pendekatan
kuantitatif hubungan antara denyut jantung dengan konsumsi oksigen yang
merupakan faktor dari metabolisme yang berhubungan langsung dengan konsumsi
energi. Langkah awal yang harus ditempuh adalah mencari kesepadanan antara
denyut jantung dengan konsumsi oksigen, untuk mencari kesepadanan tersebut
digunakan tabel tingkat beban kerja (Tabel Christensen,1964).
Setelah
dicari kesepadanan antara denyut jantung dengan konsumsi oksigen maka langkah
selanjutnya adalah mencari konsumsi energi, dimana 1 liter O2 yang
dikonsumsi oleh tubuh mendapatkan 4,8 Kilo kalori energi, maka :
Konsumsi energi = V O2 liter/menit x 4,8 Kilo Kalori
4.
Metodologi Penelitian
4.1
Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di gudang DOLOG DIY, berlokasi di Kalasan.
Faktor yang diteliti yaitu cara pembawaan beban dengan berat beban yang sama.
Dengan menggunakan dua macam cara pembawaan beban yang berbeda dengan berat
beban 70 kg.
4.2.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian sampel yang digunakan adalah pekerja pada Dolog
DIY. Penggunaan sampel langsung dari para pekerja ini dengan pertimbangan bahwa
pekarja telah memiliki kesiapan mental dan fisik karena ini merupakan pekerjaan
rutin mereka sehingga sudah terbiasa. Ukuran rata-rata segmen tubuh pekerja
seperti pada tabel berikut :
5.
Hasil Penelitian
5.4. Kesimpulan.
1. Pada setiap metode pengangkatan jumlahn kalori yang dikeluarkan
untuk pengangkatan dipunggung dan dibahu adalah 3,955 kilo kalori dan 4,147
kilo kalori. Hal ini tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.
2. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa metode pembawaan
dipunggung maupun di bahu menghasilkan gaya kompresi sebesar 7844 N dan 8804 N,
kondisi ini lebih besar dari MPL (Maximum Permissible Limit).
No comments:
Post a Comment