Analisis Sistem
Manufaktur Finger Joint Laminating Board (Studi Kasus Pada PT Dharma Satya
Nusantara Gresik). Kelancaran
aliran produksi dalam suatu kegiatan transformasi dari suatu input menjadi
output merupakan salah satu kegiatan yang perlu menjadi perhatian utama. Suatu
aliran produksi dapat dikatakan lancar, apabila tidak terjadi banyak hambatan
atau kemacetan yang dapat merugikan perusahaan. Terjadinya kemacetan tentu akan
terjadi antrian barang yang menunggu proses lebih lanjut, sehingga banyak
penumpukan barang yang tidak sesuai dengan harapan semula, yaitu proses yang
lancar tanpa adanya hambatan. Usaha yang perlu dilakukan dalam memperlancar
aliran produksi antara lain adalah menghindari atau meminimalkan antrian pada
setiap unit proses yang ada, melalui telaah terhadap jumlah mesin, kapasitas
mesin, utilitas mesin dan jumlah barang yang akan dibuat. Untuk itu perlu
diketahui bagaimana pola waktu antar kedatangan, waktu yang diperlukan
masing-masing proses, dan bagaimana komposisi unit yang dapat meminimalkan
antrian dengan melakukan simulasi terhadap dengan Arena. Penelitian ini untuk
merancang model sesuai dengan kondisi riil saat ini dan melakukan validasi,
selanjutnya membuat model simulasi dan verifikasi dengan Arena. Hasilnya digunakan
untuk perancangan eksperimen terhadap model yang akan diusulkan untuk
memperbaiki system yang ada.
Keyword:
antrian, arena, manufaktur, simulasi,
1. Latar
Belakang Masalah
Kelancaran
aliran produksi dalam suatu kegiatan transformasi dari suatu input menjadi
output merupakan salah satu kegiatan yang perlu menjadi perhatian utama.
Suatu
aliran produksi dapat dikatakan lancar, apabila tidak terjadi banyak hambatan
atau kemacetan yang dapat merugikan perusahaan.
Terjadinya
kemacetan tentu akan terjadi antrian barang yang menunggu proses lebih lanjut,
sehingga
banyak penumpukan barang yang tidak sesuai dengan harapan semula, yaitu proses yang lancar tanpa adanya hambatan.
banyak penumpukan barang yang tidak sesuai dengan harapan semula, yaitu proses yang lancar tanpa adanya hambatan.
Usaha
yang perlu dilakukan dalam memperlancar aliran produksi antara lain adalah
menghindari atau meminimalkan antrian pada setiap unit proses yang ada, melalui
telaah terhadap jumlah mesin, kapasitas mesin, utilitas mesin dan jumlah barang
yang akan dibuat.
PT.
Dharma Satya Nusantara Gresik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang perkayuan. Dalam usahanya proses produksi yang perlu dapat
perhatian adalah pada sub departemen moulding untuk produksi Finger Joint
Laminating Board (FJLB), yaitu dengan melakukan evaluasi terhadap aliran
produksi yang ada.
2.
Batasan Masalah
Batasan
masalah diperlukan agar dalam pembahasan tidak menyimpang dari tujuan yang
diharapakan, untuk itu dalam penelitian ini pembahasan hanya dilakukan untuk
mensimulasikan sistem produksi Finger Joint Laminating Board (FJLB) pada sub
departemen moulding di PT. Dharma Satya Nusantara Gresik.
3.
Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk mengevaluasi terhadap sistem produksi yang ada
di sub departemen moulding di PT. Dharma Satya Nusantara Gresik dengan
melakukan simulasi dengan sistem simulasi ARENA.
4.
Asumsi
Asumsi
yang digunakan dalam simulasi ini adalah :
1.
Kondisi sistem dan lingkungan ideal
2.
Tidak ada dua atau lebih berdatangan pada setiap pelayanan secara serentak
dalam waktu yang bersamaan.
3.
Operator dan fasilitas unit pelayanan tidak pernah mengalami gangguan.
4.
Waktu yang dibutuhkan untuk material handling diabaikan.
5.
Metodologi Penelitian
Langkah-langkah
yang akan ditempuh dalam menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut:
5.1.
Perencanaan Penelitian
Perencanaan
penelitian penulis menyusun rangkaian rancangan penelitian. Hal-hal yang
diperhatikan dalam menyusun rancangan penelitian adalah sebagai berikut:
•
Menentukan tujuan simulasi.
Tujuan
dari simulasi ini dapat dilihat pada latar belakang dari pembuatan thesis ini, Juga
dilakukan studi literatur untuk memberikan dasar-dasar pemikiran teori untuk
memecahkan masalah tersebut.
•
Mengumpulkan informasi dari sistem
Mengumpulkan
data tentang sistem kerja dan proses kerja dari sistem tersebut untuk
mengetahui kondisi dari sistem kerja tersebut. Langkah ini dilakukan dengan
mengunjungi pabrik secara langsung, mengamati dan mencatat proses yang
berlangsung serta wawancara dengan orang-orang yang terlibat pada kegiatan
tersebut.
•
Membuat rancangan sistem simulasi awal
Setelah
mempunyai informasi tentang sistem kerja maka dengan bantuan program simulasi
Arena merancang sistem simulasi dari sistem
nyata tersebut.
•
Menentukan data yang dibutuhkan
Setelah
rancangan simulasi awal didapat, maka kita dapat menentukan data-data yang diperlukan
untuk menyempurnakan simulasi tersebut.
5.2.
Mengumpulkan Data
Pengumpulan
data dilakukan dengan pengamatan langsung. Dengan pengamatan langsung kita
dapat memperoleh tambahan informasi tentang sistem nyata tersebut, ciri khas
dari sistem tersebut. Data yang diperoleh untuk mencari distribusi dari data
tersebut dapat menggunakan input analyzer yang terdapat pada software Arena
tersebut.
5.3.
Pembuatan Model Simulasi
Setelah
mendapatkan detail dari data-data sistem nyata tersebut, maka dibuat suatu
model yang lebih detail dari pada model simulasi awal. Kemudian model tersebut
di validasi apakah model tersebut sesuai dengan sistem yang nyata atau tidak.
Model dibuat menyerupai keadaan yang ada di lapangan dengan asumsi-asumsi
tertentu.
5.4.
Simulasi dan Pengolahan Data
Simulasi
dilakukan untuk mengetahui performance dari sistem tersebut dan mempelajari
tingkah laku dari sistem tersebut. Analisis hasil simulasi untuk mendapatkan
informasi guna mencapai tujuan penelitian. Analisis yang dilakukan terhadap:
•
Lokasi Server
•
Resources/ server
•
Resources State by Percentage
•
Aktivitas Entiti
•
Entity State by Persentage
•
Variables
Hasil
dari simulasi diharapkan menjadi informasi mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh dalam sistem produksi pembuatan timbangan ini.
5.5.
Perancangan Model Sistem Produksi Usulan
Setelah
kita mendapat informasi dari simulasi maka dirancang sistem produksi yang baru
yang diharapkan dapat mengefisienkan produksi dan dapat meningkatkan kapasitas
output secara efisien.
5.6.
Kesimpulan dan Saran
Penarikan
kesimpulan dari hal-hal penting yang didapat dari analisis hasil simulasi dan
beberapa model rancangan usulan.
Pemberian
saran bagi perusahaan.
5.7.
Flow Chart Metodologi Penelitian
Gambar 1. Flow Chart Metodologi Penelitian
6.
Pembangunan Model
6.1
Gambaran Umum
Produk
Finger Joint Laminanting Board (FJLB) adalan jenis papan pengisi yang terbuat
dari potongan-potongan kayu kecil yang dilaminating sehingga membentuk papan.
Papan pengisi ini kemudian dilapisi semacam triplek (lembaran kayu tipis).
Bahan kayunya bisa terdiri dari 3 macam kayu, yaitu Damar, Pinus, dan Sengon.
Produk ini lebih banyak dipakai sebagai bahan bangunan untuk dinding. Proses
pembuatan FJLB dilaksanakan di Sub Departemen Moulding. Proses produksi FJLB terdiri
dari 7 urutan proses yang dikerjakan oleh 7 macam mesin. Proses-proses tersebut
adalah (penamaan proses sesuai nama mesin yang dipakai) sebagai berikut :
a.
Multi Rip Saw (MRS)
Kayu-kayu
tersebut dipotong membujur (dibelah) sesuai kebutuhan produk akhir yang
diinginkan.
b.
Grading
Potongan-potongan
kayu hasil proses mesin MRS, pada proses ini ditandai oleh operator sesuai
dengan kondisi potongan kayu tersebut menurut standart grading yang telah
ditetapkan. Proses ini tidak melibatkan mesin.
c.
Radial Arm Saw (RAS)
Setelah
ditandai proses grading kayu-kayu ini kemudian dipotong-potong melintang sesuai
dengan tanda dari proses grading. Pada stasiun kerja ini juga dilakukan
pemisahan potongan kayu sesuai dengan grade dan panjangnya.
d.
Finger Joint
Pada
proses ini, potongan-potongan kayu hasil proses mesin RAS disambung dengan cara
pengeleman dan pengepresan sampai panjang yang diinginkan terpenuhi. Dibanding
dengan mesin-mesin yang lain, mesin ini tergolong paling canggih karena bekerja
secara semi otomatis.
e.
Moulder
Hasil
proses mesin Finger Joint mempunyai permukaan yang kotor dan tidak rata. Dengan
mesin Moulder ini permukaan diratakan keempat sisinya sehingga bersih dan rata.
f.
Rotary Laminating
Setelah
keluar dari Mesin Moulder, kayu-kayu ini dilumuri dengan lem kemudian
diletakkan di atas lengan mesin ini dan di press. Output dari mesin ini sudah
berbentuk FJLB.
g.
Sander
Sebelum
dimasukkan ke dalam mesin, FJLB diteliti dan dilakukan pendempulan jika ada
permukaan yang kurang rata. Ukuran ketebalan akhir diperoleh dari hasil proses
mesin sander, di samping melakukan perataan akhir permukaan atas dan bawah FJLB
dengan kertas amplas yang ada didalamnya.
Proses-proses
di atas dilakukan dengan bantuan mesin kecuali proses grading. Setiap proses
memilki waktu proses yang berbeda-beda, karena itu sering didapati adanya
antrian material (bottleneck) karena mesin pada proses berikutnya belum selesai
diproses pada mesin yang menganggur karena menunggu material yang belum selesai
diproses pada mesin sebelumnya.
Dengan
menggunakan model simulasi maka akan diteliti mesin-mesin mana yang sering
menyebabkan kemacetan aliran produksi dan mesin-mesin ada yang sering
menganggur. Dengan demikian akan didapatkan keseimbangan lintasan produksi
sehingga biaya-biaya yang semestinya tidak terjadi bisa ditekan.
1.
Identifikasi Komponen Sistem
Dari
pengamatan terhadap sistem nyata dilapangan dapat diidentifikasi komponen
sistem berikut aktifitas-akifitasnya sebagai berikut :
Tabel 1.
Identifikasi Komponen Sistem
Adapun prosesnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini
Gambar 2. Flow Diagram Produksi Finger Joint
Laminating Board
6.2.
Struktur Simulasi
6.2.1.
Input Program
Dalam
program simulasi aliran produksi FJLB di PT. Dharma Satya Nusantara ini
memerlukan bberapa inpputan sebagai berikut :
6.2.1.1
Rata-rata waktu antar kedatangan
Data
waktu kedatangan material/bahan baku hingga siap diproses diambil dari data
primer yaitu data yang diambil langsung dari pengamatan.
Tabel 2. Data
waktu antar kedatangan.
6.2.2.
Rata-rata waktu pelayanan dan standar deviasi tiap server (mesin)
Data
waktu pelayanan tiap truk diambil dari data primer yaitu data waktu standart
pengerjaan oleh mesin. Data waktu tersebut dapat dilihat di lampiran. Dari data
waktu pelayanan tersebut dapat dihitung rata-rata dan standart deviasi waktu
pelayanan tiap server.
6.2.2.1.
Tes Distribusi Eksponensial Dari Data Pengamatan Waktu Kedatangan
Rata-rata
waktu kedatangan = 25.093
Chisquare Test
Chisquare Test
Chisquare
= 3.09062 with 6 d.f. sig. Level = 0.79739
Dengan
Sig. Level 0.79739 yang lebih besar dari 0.05 (alpha yang ditentukan) maka Ho
diterima, jadi data pengamatan berdistribusi Eksponensial.
Tabel 3. Data
Waktu Proses
6.2.2.2.
Tes Kenormalan Distribusi Data Pengamatan Waktu Pemrosesan Dari Bagian Grading
Rata-rata
waktu kedatangan = 61.78
Standar
deviasi = 0.677
Chisquare Test
Chisquare
= 4.49715 with 2 d.f. Sig. Level = 0.10555
Dengan
Sig. Level 0.10555 yang lebih besar dari 0.05 (alpha yang ditentukan) maka Ho
diterima, jadi data pengamatan berdistribusi Normal.
7.
Hasil Running Simulasi
Pada
bab ini membahas hasil pengolahan data dan desain sistem perbaikan untuk dapat
memenuhi permintaan pasar dan juga untuk mengoptimalkan tenaga kerja yang ada.
7.1.
Pengembangan Model
Model
yang dibangun sudah cukup valid dengan beberapa pengujian sehingga model ini
dapat mereprentasikan dari sistem nyata. Maka model ini dapat digunakan untuk
melihat kinerja dari sistem nyata dan membuat peningkatan produksi dengan
mengoptimalkan tenaga kerja tanpa banyak menambah investasi.
Hasil
dari simulasi hanya memberikan suatu kinerja dari sistem nyata. Kemudian
dirancang model usulan untuk perbaikan dari sistem yang telah ada.
7.2.
Validasi Model
Suatu
model dinyatakan valid apabila model tersebut tidak mempunyai perbedaan yang
significant dengan sistem yang nyata. Uji yang digunakan antara lain:
7.2.1.
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Mean)
Uji
ini untuk membandingkan sistem nyata dengan model simulasi misalnya flow time
dari produk. Jika model tidak mempunyai perbedaan yang nyata dengan sistem
nyata dalam rata-rata flow time maka model tersebut cukup baik parameter flow
timenya. Data hasil simulasi dapat dilihat pada tabel 4.3.
Pengujian
dua rata-rata sebagai berikut:
Kesimpulannya terima H0 dan tidak cukup bukti bahwa flow time dari simulasi
berbeda nyata dengan flow time dari sistem nyata.
Tabel 4. Data
Hasil Simulasi dan Sistem Nyata
7.2.2.
Uji Varians
Pengujian
ini diasumsikan bahwa kedua model tersebut mempunyai varians yang sama. Untuk
membuktikannya dilakukan pengujian H0 dilakukan dengan:
Berarti
H0 diterima, tidak cukup bukti bahwa varians sistem nyata dengan varians hasil
simulasi berbeda nyata.
7.3.
Perancangan Usulan Sistem Produksi
Sistem
produksi yang baik pada umumnya mempunyai utilitas (prosentase sibuk) dari
operator adalah yang seimbang. Berdasarkan hasil simulasi maka rata-rata waktu
sibuk dari operator bagian pembuatan Finger Joint Laminating Board adalah
sebagi berikut:
Tabel 5. Hasil
Simulasi Sistem Sekarang
Dari
hasil simulasi diatas terdapat ketidakseimbangan antara bagian, ada yang
mempunyai utilitas rendah dan ada yang tinggi sehingga terjadi botle neck.
Skenario
1: Mengurangi 1 server pada bagian Radial Arm Saw dan menambah 1 server pada
bagian Rotary Laminating.
Skenario
2: Mengurangi 1 server pada bagian Radial Arm Saw dan menambah 1 server pada
bagian Rotary Laminating, menambah 1 server pada Finer Joint, dan 1server pada
bagian Granding
Hasil
dari simulasi skenario dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Resume
Hasil Simulasi Sistem Produksi Usulan
8.1.
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis dari hasil simulasi sistem yang ada saat ini adalah bahwa rata-rata
utilisasi bagian multi rib saw adalah 0,34809; granding = 0,659155; radial arm
saw = 0,3780975; finger joint = 0,673245; moulder= 0,593003; rotary laminating
= 0,68217 dan sander = 0,40508.
Usulan
perbaikan yang dilakukan ada 2 usulan yaitu skenario 1 dan skenario 2. Hasil
dari skenario 1 yaitu rata-rata utilisasi bagian multi rib saw adalah 0,29355;
granding = 0,561225; radial arm saw = 0,323935; finger joint = 0,571165;
moulder= 0,50575; rotary laminating = 0,472114 dan sander = 0,35228.
Sedangkan
skenario 2 rata-rata utilisasi bagian multi rib saw adalah 0,3522; granding =
0,659155; radial arm saw = 0,3780975; finger joint = 0,673245; moulder=
0,593003; rotary laminating = 0,68217 dan sander = 0,40508.
Untuk
skenario 1 terjadi penurunan utilitas untuk bagian multi rib saw sebesar
15,67%; granding sebesar 14,86%; radial arm saw sebesar 14,33%; finger joint
sebesar 15,16%; moulder sebesar 14,71%; rotary laminating sebesar 30,79% dan
sander sebesar 13,03%.
Untuk
skenario 2 terjadi penurunan utilitas untuk bagian multi rib saw sebesar
15,15%; granding sebesar 31,10%; radial arm saw sebesar 14,59%; finger joint
sebesar 43,25%; moulder sebesar 15,42%; rotary laminating sebesar 32,57% dan
sander sebesar 13,03%.
8.2.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas maka skenario 1 dan skenario 2 adalah yang paling
menguntungkan. Karena jika dilihat dari biaya tenaga kerja, skenario 1 lebih
murah karena tidak menambah stasiun kerja, sedangkan skenario 2, utilitas dari
masing-masing stasiun kerja lebih seimbang, akan tetapi menambah 2 stasiun
kerja.
Lampiran 2. Model Simulasi Skenario 1
Lampiran 3. Model Simulasi Skenario 2
No comments:
Post a Comment