KAJIAN PENANGANAN LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL. Limbah
pada suatu industri tekstil adalah limbah yang merupakan sisa proses produksi
tekstil yang dapat berupa padatan, cairan maupun gas yang tidak mempunyai nilai
ekonomi lagi. Limbah ini biasanya mengandung bahan pencemar yang jenisnya
tergantung dari bahan baku, proses-proses maupun produk yang dihasilkan. Oleh
sebab itu industri tekstil mempunyai kualitas spesifik artinya untuk industri
yang berbeda akan menghasilkan limbah yang berbeda pula.Limbah yang dihasilkan
dari industri tekstil ini kemudian dilakukan upaya pengolahan limbah, agar
limbah yang dibuang ke lingkungan tidak menimbulkan dampak negatif. Makalah ini
menguraikan mengenai proses penanganan limbah cair yang dihasilkan industri
tesktil, sehingga air yang dibuang ke badan air sesuai dengan standar
pemerintah..
Kata kunci : limbah, pencemaran,
industri tekstil
PENDAHULUAN
Dengan semakin meningkatnya
perkembangan industri, baik industri minyak dan gas, maupun industri non minyak
dan gas lainnya maka semakin meningkat pula tingkat pencemaran pada air, udara
dan tanah yang disebabkan karena hasil buangan dari industri-industri tersebut.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh hasil
buangan industri tersebut perlu dilakukan upaya-upaya pengendalian pencemaran
lingkungan.
Limbah tekstil merupakan sisa proses produksi tekstil yang dapat
berupa padatan, cairan, maupun gas yang dianggap tidak mempunyai nilai ekonomi
lagi. Limbah yang paling paling banyak dihasilkan dari industri tekstil adalah
limbah cair yang sangat beracun dan berbahaya. Limbah cair tersebut jika tidak dilakukan pengolahan akan menimbulkan pencemaran pada sumber air. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius karena air merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia dan digunakan untuk bermacam-macam keprluan, seperti untuk air minum, air untuk mandi, mencuci, memasak untuk pertanian dan masih banyak lagi.
limbah cair yang sangat beracun dan berbahaya. Limbah cair tersebut jika tidak dilakukan pengolahan akan menimbulkan pencemaran pada sumber air. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius karena air merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia dan digunakan untuk bermacam-macam keprluan, seperti untuk air minum, air untuk mandi, mencuci, memasak untuk pertanian dan masih banyak lagi.
Untuk dapat mengetahui kualitas air, maka diperlukan indikator
bahwa air telah tercemar, yaitu dengan cara mengamati perubahan atau tanda
sebagai berikut :
Adanya perubahan suhu air
Adanya perubahan pH, keasaman dan alkalinitas
Adanya perubahan warna, rasa dan bau.
Timbulnya endapan, koloid atau bahan terlarut
Adanya mikroorganisme.
Adanya kandungan logam berat atau bahan radioaktif.
Dengan mengetahui indikator-indikator yang teramati maka dapat
ditentukan apakah air buangan dari industri masih tercemar dan perlu dilakukan
pengolahan lebih lanjut sehingga layak untuk dibuang ke lingkungan. Apabila air
yang tercemar langsung dibuang ke lingkungan dan tidak dilakukan pengolahan,
maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.
LIMBAH CAIR
INDUSTRI TEKSTIL
Sumber
Air Buangan Limbah
Sumber pencemaran air yang berasal dari limbah cair industri
tekstil dipengaruhi oleh jenis proses dan bahan yang digunakan pada saat proses
produksi. Setiap proses akan menghasilkan sisa proses yang mengandung zat kimia
tertentu dan mengalami perlakuan yang berbeda. Sumber pencemar air dan sifat
air buangan pada industri tekstil antara lain :
Proses penghilangan kanji
Proses ini dimaksudkan untuk
menyiapkan barang setengah jadi yang akan digunakan pada proses pencelupan dan
pencapan sehingga akan mempermudah proses finishing. Untuk melarutkannya
dapat dengan menggunakan enzim atau Hidrogen Peroksida (H2O2).
Kanji harus dihilangkan karena senyawa tersebut bersifat menghalangi proses
penyerapan zat warna dan proses fiksasi atau terikatnya zat warna ke inti
serat. Limbah yang dihasilkan mempunyai karakteristik BOD tinggi dan bersifat
asam.
Pemasakan
Proses ini bertujuan untuk
menghilangkan lilin, malam (wax) dari kain dengan menggunakan zat alkalis
seperti Natrium Karbonat (Na2CO3) dan deterjen pada suhu tinggi
(80 – 90 oC).
Limbah yang dihasilkan mempunyai karakteristik pH dan BOD yang tinggi serta
adanya sabun dan deterjen.
Pemutihan
Proses ini bertujuan untuk
memutihkan kain setelah proses pemasakan dengan menggunakan Khlorine,
Hipoklorit dan Peroksida. Limbah yang dihasilkan mempunyai karakteristik pH dan
BOD yang tinggi.
Merserisasi
Proses merserisasi bertujuan
untuk menggelembungkan serat agar daya serapnya bertambah baik, membuat kilau
kain bertambah dan meningkatkan efisiensi pencelupan. Limbah yang dihasilkan
mempunyai karakteristik BOD tinggi.
Pewarnaan
Proses pewarnaan yang
dimaksud adalah proses pencelupan dan pencapan. Air buangan sisa pewarnaan
mengandung sisa-sisa zat warna dan bahan kimia lainnya. Limbah yang dihasilkan
mempunyai nilai BOD yang tinggi dan mengandung logam berat.
Proses akhir atau finishing
Proses
finishing adalah merupakan penyelesaian dari proses yang bertujuan agar
kain yang dihasilkan mempunyai sifat atau kualitas tertentu sesuai dengan
keinginan pemesan, seperti lembut, kaku, tolak air, tahan api dan sebagainya.
Zat kimia yang digunakan adalah softener, resin pengisi dan katalisator.
Limbah yang dihasilkan banyak mengandung bahan organik.
KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR
Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik yang dapat diamati dari limbah cair industri
tekstil adalah :
Debit
Dengan
mengetahui debit pada suatu aliran limbah cair, maka akan dapat diperkirakan
beban pencemaran yang ditimbulkan oleh mengalirnya air limbah tersebut ke dalam
badan air. Sehingga dapat diketahui kualitas air sebelum dan sesudah tercampur
air limbah yang dialirkan ke badan air tersebut
Warna
Pada
air buangan industri tekstil, warna terutama dihasilkan oleh sisa-sisa warna
yang tidak terpakai lagi dan dari kotoran-kotoran yang berasal dari serat.
Warna akan mengganggu keindahan (estetika), penetrasi cahaya, menurunkan
oksigen terlarut dan dapat bersifat racun. Warna pada air buangan tekstil
biasanya berwarna coklat, biru, merah tergantung pada proses dyeing dan
printing.
Bau
Bau
ditimbulkan dari air buangan yang mengandung gas berbau misalnya Hidrogen
Sulfida (H2S),
gas ini akan merusak peralatan. Gas H2S teroksidasi menjadi H2SO4 yang
menyebabkan kerusakan pada sistem perpipaan dan peralatan lain.
Padatan tersuspensi
Padatan
tersuspensi merupakan partikel yang berukuran lebih besar dari satu mikron.
Keberadaannya akan mempengaruhi kekeruhan dan kecerahan air sehingga mengganggu
proses fotosintesis dan penetrasi cahaya endapan dan dekomposisi zat tersebut
akan mengurangi nilai guna suatu perairan merusak lingkungan hidup, bentos dan
ikan.
Temperatur
Temperatur
air limbah industri biasanya lebih tinggi dibanding air biasa, hal ini
disebabkan oleh proses produksi. Parameter suhu penting karena dapat
mempengaruhi kehidupan dalam air, kecepatan reaksi dan reaksi oksigen terlarut
(DO) menurun, mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Suhu air
buangan tidak boleh terlalu jauh dengan suhu badan air penerima.
Karakteristik Kimia
Karakteristik fisik yang dapat diamati dari limbah cair industri
tekstil adalah :
pH
pH
diartikan sebagai derajat keasaman dan sebagai batasnya adalah keseimbangan ion
hidrogen dan Hidroksi air. Meskipun bukan bahan pencemar yang khusus, pH
berhubungan erat dengan keasaman dan alkanitas limbah cair. Nilai pH juga dapat
digunakan sebagai kontrol adanya kelebihan asam atau basa dalam perairan.
Konsentrasi ion hidrogen merupakan parameter yang penting untuk menentukan
kualitas air limbah, karena pH akan mempengaruhi kehidupan mikroorganisme air.
Peran lain adalah menentukan nilai daya guna perairan seperti irigasi, misal
dalam pengolahan secara biologis. Pengukuran pH pada air buangan perlu
dilakukan untuk mengontrol adanya korosif, pencemar atau adanya disenfektan
dari peralatan. Jadi bila air limbah industri pH-nya terlalu tinggi atau
terlalu rendah harus dinetralkan dulu untuk memperlancar proses.
BOD
BOD
(Biological Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang
dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan
organik di dalam air. Besar kecilnya BOD dipengaruhi oleh kadar zat organik,
mikroorganisme, adanya zat bersifat asam, adanya proses nitrifikasi, makin
besar zat organis makin besar pula nilai BOD-nya. Apabila BOD-nya terlalu
tinggi dapat menyebabkan turunnya oksigen terlarut siperairan, keadaan an
aerob, sehingga mematikan ikan dan kolam tersebut berbau busuk.
COD
COD
(Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan. Biasanya bahan
organik dirasakan dalam suasana asam sehingga digunakan Kalium Bikromat atau
Permanganat. Oleh karena itu COD dapat digunakan sebagai ukuran bagi pencemaran
air oleh zat-zat organis. COD yang terlalu tinggi mengakibatkan berkurangnya
oksigen terlarut dalam air.
Nitrit dan Nitrat
Nitrit
dan nitrat dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan, diare
campur darah, disusul oleh konvolsi, koma dan bila tidak tertolong akan
meninggal. Keracunan kronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala dan gangguan
mental. Nitrit terutama akan bereaksi dengan hemoglobin membentuk methemoglobin
(Met Hb). Dalam jumlah melebihi normal Met Hb akan menimbulkan
Metheoglobinaemia. Pada bayi penyakit ini dikenal sebagai blue babies.
Khlorida
Khlorida
adalah senyawa halogen Khlor (Cl). Toksisitasnya tergantung pada gugus
senyawanya. Khlor biasanya digunakan sebagai disinfektan tetapi bila terikat
pada senyawa organik akan membentuk halogen-hidrokarbon (Cl-Ho) yang banyak
dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenetik.
Sulfat
Sulfat
bersifat iritan bagi saluran gasrtointestinal, bila dicampur dengan magnesium
atau natrium. Sulfat yang tidak terlalu besar dapat menimbulkan diare dan pada
boiler menimbulkan endapan (hard scales), demikian pula pada alat
penukar panas.
PARAMETER
KUALITAS LIMBAH CAIR
Parameter
yang diukur dalam pengolahan limbah cair industri tekstil adalah :
pH
pH
adalah suatu parameter yang berkaitan dengan konsentrasi ion hidrogen ini
diakibatkan oleh penguraian asam golongan elektrolit kuat. pH adalah nilai
negatif dari logaritma konsentrasi ion hidrogen yang dinyatakan dalam satuan
mol. L-1 ,
pH = - log [H+]. Jika air memiliki nilai pH yang rendah, air ini
mengandung ion hidrogen yang tinggi, dan keadaan ini dapat mematikan kehidupan
makhluk air. Jika nilai pH tinggi, maka mahluk air tidak dapat bertahan hidup.
Suhu
Suhu suatu jenis limbah cair harus memenuhi persyaratan sebelum
limbah dibebaskan ke lingkungan, karena makhluk hidup memiliki temperatur
optimum untuk kelangsungan hidupnya.
Warna
Limbah
cair yang berwarna akan meningkatkan intensitas warna badan air yang
menerimanya, jika limbah tersebut dibuang ke lingkungan. Kalau cuplikan limbah
cair yang mengalami pemisahan padatan tersuspensi dan limbah masih berwarna,
maka warna ini dinyatakan sebagai true color. Air yang berwarna tidak
disenangi, karena dapat mengakibatkan bercak pada pakaian atau kertas. Proses
penjernihan badan air yang berwarna membutuhkan biaya. Analisis senyawa
pembentuk warna yang berada dalam badan air kompleks, maka satuan baku untuk
warna ditentukan dengan perbandingan warna suatu larutan baku. Warna badan air
dapat menyerap berbagai panjang gelombang cahaya matahari, sehingga intensitas
cahaya yang diperlukan untuk reaksi fotosintesa akan menurun. Hal ini akan mengakibatkan
peristiwa yang sama dengan kekeruhan.
Chemical Oxygen Demand (COD)
Senyawa-senyawa
yang dikandung oleh limbah air atau limbah cair tidak semua dapat dirombak oleh
mikroorganisme, maka suatu tolok ukur lain ditentukan untuk menyatakan
kebutuhan oksigen yang diperlukan pada reaksi oksidasi secara kimiawi.
Kebutuhan oksigen untuk reaksi ini dinyatakan sebagai Chemical Oxigen Demand
(COD). Nilai COD mencakup kebutuhan oksigen untuk reaksi biokimia, karena
senyawa organik yang dapat didegradasi oleh mikroorganisme dapat dirombak lewat
reaksi kimiawi. Jadi nilai COD dari hasil analisis cuplikan akan selalu
memiliki nilai yang lebih besar dari pada nilai BOD dari cuplikan itu.
Penentuan nilai COD dilakukan dengan senyawa oksidator, maka kemungkinan ditemui
senyawa yang mampu bertahan terhadap oksidasi oleh K2Cr2O7 sangat
kecil. Pemisahan senyawa ini adalah sangat sulit, karena membutuhkan oksidator
yang lebih kuat dari pada K2Cr2O7.
Biological Oxigen Demand (BOD)
Senyawa organik yang ditemui di dalam suatu jenis limbah merupakan
himpunan senyawa yang sulit dipilah. Secara umum senyawa organik di dalam
limbah dipilah menjadi 2 (dua) golongan yaitu :
Senyawa organik yang dapat didegradasi oleh mikroorganisme lewat
proses aksidasi biokimia (biodegradable organic substances).
Senyawa organik yang tidak dapat didegradasi oleh mikroorganisme.
Parameter
BOD adalah parameter yang digunakan untuk tolok ukur kandungan senyawa organik
yang dapat didegradasi oleh mikroorganisme, karena analisis secara rinci untuk
penilaian kualitas air dan limbah cair akan membutuhkan biaya yang tinggi
dengan peralatan yang beraneka ragam. Tolok ukur ini dipilih, karena kebutuhan
oksigen untuk reaksi yang dilakukan oleh sel ini setara dengan senyawa organik
yang didegradasi. Degradasi senyawa ini terus berlangsung selama oksigen di
dalam air masih tersedia. Hasil degradasi ini menghasilkan sel baru atau
pertumbuhan sel berlangsung. Mikroba yang dapat memanfaatkan senyawa organik
ini adalah mikroba yang tidak dapat melakukan sintesis sel dengan menggunakan
CO2 molekuler
sebagai sumber karbon. Mikroba ini digolongkan sebagai mikroba heterotroph, dan
mikroorganisme yang dapat memanfaatkan CO2 sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan adalah mikroorganisme autotroph. Jika air mengandung senyawa
organik yang dapat dirombak oleh mikroorganisme, maka peningkatan kualitas air
akan terjadi di dalam air itu selama kandungan oksigen terlarut dapat memenuhi
kebutuhan untuk reaksi biokimia. Jika nilai BOD yang tinggi dari suatu dari limbah
cair yang dibebaskan ke perairan alami akan meyusutkan kandungan oksigen
terlarut perairan tersebut. Makhluk air tingkat tinggi tidak dapat hidup di
perairan ini akibat dari kebutuhan oksigen untuk kehidupannya tidak tersedia
karena perairan mengandung senyawa organik sehingga mendorong tumbuhnya bakteri
yang tidak dibutuhkan dan tidak mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Jika kandungan oksigen terlarut dalam perairan dapat memenuhi kebutuhan untuk
perombakan biokimia dan kandungan oksigen terlarut dapat mencapai konsentrasi
kejenuhan oksigen terlarut seperti keadaan semula, maka perairan yang menerima
beban itu dinyatakan sebagai perairan yang dapat memurnikan diri (self
purification).
TSS (Total Suspended Solid)
Adalah jumlah berat kering lumpur yang ada di dalam air limbah
setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.
MLSS (Mixed Liquer Suspended Solid)
Adalah
jumlah TSS termasuk mikroorganisme yang berasal dari bak pengendap lumpur aktif.
Kadar MLSS pada unit pengolahan secara lumpur aktif biasanya didesain untuk 2-5
g/l. Kondisi ini harus dipenuhi agar diperoleh pengolahan secara baik.
PROSES
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL
Air buangan dari proses produksi tekstil sangat mengandung zat-zat
kimia yang tidak dapat disalurkan ke dalam lingkungan hidup karena air tersebut
sangat mencemari sekaligus membahayakan bagi lingkungan makhluk hidup. Sebelum
disalurkan ke sungai kembali air harus diolahatau dinetralkan terlebih dahulu.
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan dan melepaskan
zat-zat yang terkandung dalam air buangan yang dapat membahayakan lingkungan.
Parameter yang dikendalikan dalam pengolahan limbah yaitu pH, COD (Chemical
Oxygen Demand) dan BOD (Biological Oxygen Demand). Kadar atau
kandungan air hasil olahan harus dibawah standar parameter dari pemerintah.
Proses pengolahan limbah dapat digambarkan sebagai berikut :
Proses
pengolahan limbahnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Air buangan proses dengan debit air tertentu, masuk bak bersekat-sekat untuk
menurunkan suhu sisa proses menjadi suhu kamar dan melalui bak kontrol masuk ke
areal lagoon.
Lagoon 1 sebagai medium proses netralisasi air. Pengolahan limbah menggunakan
mikroorganisme atau bakteri dengan mekanisme aerator untuk menyuntikkan udara
atau oksigen dari luar ke dalam air untuk menambah kandungan oksigen senyawa
air limbah terdegradasi sehingga terjadi reduksi COD, BOD, warna dan pH air.
Pada Lagoon II air dari Lagoon I ditambahkan nutrisi dan urea sebagai sumber
makanan bakteri yang memakan senyawa kimia dalam air buangan. Pada proses ini
digunakan juga mekanisasi dengan aerator sehingga menjadi degradasi kembali
senyawa yang tidak terurai pada Lagoon I. Pada proses ini zat warna dalam air
limbah degradasi secara sempurna sehingga air limbah tidak berwarna lagi.
Proses pada Lagoon III hanya menggunakan mekanisasi aerator, karena hanya
merupakan proses lanjutan dari Lagoon II. Pada Lagoon III merupakan tempat
timbulnya busa yang disebabkan karena mekanisasi aerator atau zat yang
terkandung dalam air limbah. Apabila busa terlalu banyak maka harus ditambahkan
Defoamer, untuk mengurangi busa agar tidak masuk ke Lagoon berikutnya.
Lagoon IV merupakan areal sedimentasi zat-zat padat yang terkandung dalam air,
seperti lumpur dan mikroorganisme yang sudah mati (floc). Kandungan zat
padat lumpur (suspended solid), biasanya masih mengandung bakteri hidup
yang masih aktif. Bakteri hidup tersebut akan dipompa kembali ke Lagoon I untuk
dimanfaatkan, dengan melalui pipa Scrapper. Endapan bakteri mati yang
mengapung, di sekat agar tidak meyebar diperlukan air dan mudah untuk diambil.
Air hasil pengolahan Lagoon IV sudah dianggap layak untuk dibuang. Tetapi harus
dialirkan dahulu ke kolam, percobaan yang berisi ikan, enceng gondok, dan
tanaman lain sebagai parameter kelayakan air. Apabila air dan tanaman kolam
tidak mengalami perubahan atau tetap hidup maka air sudah layak buang dan tidak
mengandung zat yang membahayakan lingkungan makhluk hidup. Air kemudian melalui
bak kontrol sebelum sampai ke sungai.
Hasil
pengolahan limbah diperiksa dan dipantau oleh pemerintah daerah melalui Bapedal
dengan standarisasi parameter hasil pengolahan limbah. Parameter standar hasil
pengolahan limbah cair industri tekstil dapat dapat dilihat dalam tabel dibawah
ini.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil antara lain :
1. Pengolahan limbah cair dari industri tekstil perlu dilakukan
untuk dapat menurunkan parameter-parameter yang dapat mencemari air, sehingga
limbah cair yang ddibuang memenuhi standar baku mutu limbah industri cair
tekstil.
2. Penentuan sifat dan karakteristik limbah cair perlu duketahui
terlebih dahulu sebelum dilakukan pengolahan terhadap limbah cair.
No comments:
Post a Comment