MENENTUKAN
KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA OPERASI ADSORPSI PADAT-CAIR PADA TANGKI BERPENGADUK
GANDA. Operasi adsorpsi banyak dijumpai
di industri kimia, baik untuk pengangan produk utama, hasil samping, maupun
limbah industri. Kecepatan perpindahan massa pada operasi adsorpsi dipengaruhi
oleh koefisien perpindahan massa dan dimensi alat yang digunakan. Oleh karena
itu besarnya koefisien perpindahan massa perlu dicari untuk dapat memperkirakan
besarnya kecepatan perpindahan massa pada operasi adsorpsi. Penelitian ini
bertujuan untuk mencari besarnya koefisien perpindahan massa dan hubungannya
dengan variabel-variabel lain sebagai dasar bagi perancangan alat untuk operasi
adsorpsi padat-cair dengan tangki berpengaduk.
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Resin Amberlite-120 yang telah diaktifkan dengan larutan
H2SO4. Resin
digunakan untuk menjerap NaOH dari larutan NaOH yang konsentrasinya 0,5 g/L.
alat yang digunakan adalah tangki berpengaduk yang dilengkapi dengan baffle.
Jenis pengaduk yang digunakan adalah 2-flat blade paddle dan 2-retreated
blade paddle. Koefisien perpindahan massa dicari dengan membuat pemodelan
matematis dari distribusi NaOH di dalam padatan dan dalam larutan.
Hasil analisis data dengan
model matematis yang disusun menunjukkan koefisisen perpindahan massa berkisar
antara 2,0819.10-4 cm/menit dan 8,2805.10-4 cm/menit untuk pengaduk jenis 2-flat
blade paddle serta antara 2,2387.10-4 cm/menit dan 4,4176.10-4 cm/menit
untuk pengaduk jenis 2-retreated blade paddle, dengan difusifitas
efektif rata-rata sebesar 2,8046.10-4 cm2/menit.
Kata Kunci: perpindahan massa, adsorpsi padat-cair, tangki
berpengaduk
PENDAHULUAN
Adsorpsi padat-cair, operasi yang berkaitan dengan fenomena
perpindahan massa antara cairan dan permukaan padatan, banyak dijumpai di
industri kimia. Adsorpsi dapat dijumpai pada pada proses pembuatan produk utama,
penanganan hasil samping, maupun penanganan limbah.
Koefisien perpindahan massa merupakan
salah satu besaran yang berperan dalam menentukan kecepatan perpindahan massa pada proses adsorpsi. Besarnya koefisien perpindahan massa dan dimensi alat yang digunakan saling berpengaruh dalam menentukan kecepatan perpindahan massa sehingga untuk perancangan dimensi alat perlu data koefisien perpindahan massa. Oleh karena itu koefisisen perpindahan massa perlu dicari untuk dapat merancang alat adsorpsi padat-cair.
salah satu besaran yang berperan dalam menentukan kecepatan perpindahan massa pada proses adsorpsi. Besarnya koefisien perpindahan massa dan dimensi alat yang digunakan saling berpengaruh dalam menentukan kecepatan perpindahan massa sehingga untuk perancangan dimensi alat perlu data koefisien perpindahan massa. Oleh karena itu koefisisen perpindahan massa perlu dicari untuk dapat merancang alat adsorpsi padat-cair.
ADSORPSI PADAT-CAIR
Adsorpsi adalah proses penjerapan solut dari fluida ke permukaan
padatan. Operasi adsorpsi melibatkan kemampuan padatan untuk menjerap partikel
tertentu dari larutan ke permukaannya. Adsorpsi suatu material terjadi saat
energi asosisasi dari suatu permukaan padatan menyerang molekul-molekul atau
spesies ion dari larutan ke permukaan aktif padatan. Pada keadaan ini diperoleh
pemisahan antara komponen-komponen dalam larutan. Terdapat dua tipe adsorpsi,
yaitu:
1. Physical adsorption atau Van der Waals adsorption
Adsorpsi yang terjadi karena
gaya tarik antar molekul dari partikel padatan dan bahan yang diadsorpsi. Sifat
adsorsi jenis ini adalah reversibel.
2. Chemisorption atau adsorpsi teraktifkan
Adsorpsi
yang terjadi akibat interaksi kimia antara padatan dan bahan teradsorpsi .
kekuatan dari ikatan kimia ini berbeda-beda. Daya lekat bahan lebih besar
daripada daya lekat bahan pada physical adsorption. Kebanyakan sifat adsorpsi
jenis ini adalah ireversibel (Treybal, 1981).
PENDEKATAN
MATEMATIS UNTUK ADSORPSI PADAT-CAIR
DALAM TANGKI BERPENGADUK
Percobaan ini dilakukan dengan cara mengontakkan resin dengan
larutan NaOH dalam tangki berpengaduk yang dilengkapi baffle.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam menyusun model matematis bagi peristiwa
adsopsi padat-cair dalam tangki berpengaduk adalah:
1. Volum larutan dan luas permukaan padatan aktif tetap
2. Sistem isotermal
3. Pengadukan sempurna sehingga distribusi padatan dalam tangki
merata dan konsentrasi larutan hanya merupakan fungsi waktu
4. Resin berbentuk bola dengan diameter yang seragam
METODE PENELITIAN
Langkah-langkah percobaan adalah sebagai berikut:
1. Resin Amberlite-120 diaktifkan dengan larutan H2SO4 sebelum
digunakan untuk menjerap NaOH.
2. NaOH dengan konsentrasi 0,5 g/L sebanyak 2 L dimasukkan ke
dalam tangki berbaffle dan alat disusun seperti pada Gambar 1.
3. Pada saat t = 0 butiran resin dimasukkan ke dalam tangki,
pengaduk mulai dijalankan dan waktu mulai dihitung.
4. Setiap selang waktu tertentu konsentrasi larutan diamati dengan
melihat konduktivitas larutan.
5. Proses dihentikan saat konsentrasi larutan tidak berubah untuk
selang waktu tertentu, di mana telah terjadi keseimbangan konsentrasi NaOH
dalam larutan dan dalam padatan.
6. Percobaan dilakukan dengan cara yang sama untuk variasi
kecepatan pengadukan, perbandingan jumlah padatan dan larutan, serta bentuk
pengaduk.
Keterangan:
1.
Motor pengaduk
2.
Statif
3.
Batang pengaduk
4.
Konduktometer
5.
Larutan dan butiran padatan
6. Tangki
berbaffle
KESIMPULAN
Dari
hasil penelitian dapat diambil kesimpulan:
1.
Model matematis yang disusun dapat digunakan untuk mengevaluasi peristiwa
adsorpsi NaOH oleh Resin Amberlite-120 dalam tangki berpengaduk yang
dilengakapi baffle dengan pengaduk berbentuk 2-flat blade paddle dan 2-retreated
blade paddle.
2.
Jumlah resin dalam larutan dan kecepatan pengadukan mempengaruhi adsorpsi NaOH
oleh resin.
3.
Besarnya nilai koefisien perpindahan massa
Untuk pengaduk 2-flat
blade paddle:
antara 2,0819.10-4 cm/menit
dan 8,2805.10-4 cm/menit
Untuk pengaduk 2-retreated
blade paddle:
antara 2,2387.10-4 cm/menit
dan 4,4176.10-4 cm/menit
4.
Difusifitas efektif rata-rata sebesar 2,8046.10-4 cm2/menit
No comments:
Post a Comment