Koefisien Perpindahan
Kalor Evaporasi Petrozon Rossy-12 Didalam Pipa Halus Vertikal. Dewasa ini
dominasi Freon sebagai refrigerant dalam sistem pendingin masih tinggi
sementara telah terbukti bahwa Freon sebagai salah satu penyumbang terbesar
atas rusaknya ozon, untuk itulah dikembangkan Refrigerant Hidrokarbon yang
ramah lingkungan dan diharapkan mampu menggantikan Freon. Petrozon Rossy 12
digunakan untuk menggantikan Freon 12 dalam sistem kompresi uap, sedangkan
untuk keperluan suatu desain evaporator sangat diperlukan nilai koefisien
evaporasi dari Petrozon Rossy 12.
Alat
penelitian merupakan sistem kompresi uap yang dimodifikasi dengan menambahkan
beberapa peralatan tambahan yaitu: orifice untuk mengukur laju aliran massa,
heater dengan daya listrik yang dapat divariasi sampai 3000 watt untuk
mendapatkan kualitas, seksi uji diletakkan sebelum evaporator terbuat dari pipa
tembaga dengan posisi tegak mempunyai diameter dalam 16,60 mm dan diameter luar
18,85 mm panjangnya 800 mm. Evaporator dan kondensor diambil dari AC windows
dengan kapasitas kondensasi 12.000 Btu, kompresor torak AC mobil dan katup
ekspansi manual digunakan dalam pengujian ini. Temperatur dan tekanan pada
berbagai titik diukur untuk mendapatkan koefisien perpindahan kalor
evaporasinya.
Hasil
penelitian dibandingkan dengan beberapa korelasi yang sudah ada.
Kata Kunci: Petrozon Rossy 12, Koefisien Evaporasi, Kualitas Uap,
Pipa Tegak
Latar Belakang
Dalam sistem kompresi uap, refrigerant memegang peranan yang
sangat penting. Refrigerant mengalami perubahan fasa dari cair menjadi uap di
evaporator dan fasa uap menjadi cair di kondensor, sehingga perlu diketahui
tentang koefisien evaporasi dan kondensasi dalam suatu pipa untuk refrigerant
tertentu.
Freon sebagai refrigerant
yang sudah banyak digunakan ternyata
memiliki sifat kimia yang sangat stabil dan apabila bebas ke atmosfer akan tinggal dalam waktu yang relatif lama, setelah beberapa tahun bahan ini akan naik ke lapisan stratosfir dimana lapisan ozon berada. Pada ketinggian ini freon akan terkena sinar ultraviolet dan akan melepaskan atom klorida yang akan bereaksi dengan lapisan ozon sehingga menimbulkan kerusakan pada lapisan ozon, yang mengakibatkan radiasi sinar ultraviolet akan langsung mengenai permukaan bumi.
memiliki sifat kimia yang sangat stabil dan apabila bebas ke atmosfer akan tinggal dalam waktu yang relatif lama, setelah beberapa tahun bahan ini akan naik ke lapisan stratosfir dimana lapisan ozon berada. Pada ketinggian ini freon akan terkena sinar ultraviolet dan akan melepaskan atom klorida yang akan bereaksi dengan lapisan ozon sehingga menimbulkan kerusakan pada lapisan ozon, yang mengakibatkan radiasi sinar ultraviolet akan langsung mengenai permukaan bumi.
Dalam upaya menanggulangi
penipisan lapisan ozon dewasa ini banyak sekali refrigerant alternatif yang
ditawarkan di pasaran misalkan: HFC-134a sebagai pengganti CFC-12, HCFC-141b
sebagai pengganti CFC-22 dan HFC-227 sebagai alternatif Halon 1301.
Indonesia telah mengembangkan Hidrokarbon sebagai refrigerant
pengganti freon, petroson sebagai salah satu alternatifnya. Hidrokarbon sebagai
refrigerant pengganti mudah terurai apabila lepas di lingkungan dan tidak akan
bereaksi dengan lapisan ozon.
Landasan Teori
Untuk menetukan koefisien perpindahan kalor evaporasi secara
analitik dalam pipa vertikal tidaklah mudah, ini dikarenakan sifat fisis, sifat
termis dan gravitasi mempengaruhi koefisien tersebut.
Namun secara garis besar parameter tersebut dapat kita tuliskan
sebagai berikut:
- tegangan permukaan, σ
- perbedaan suhu dinding dengan suhu saturasi, (ΔT= Ts – Tsat)
- gaya badan akibat perbedaan densitas, g(pl –pv)
- kalor latent, hfg
- panjang karakteristik, L
- sifat termodinamika
cairan dan uap, (p,cp ,k,μ)
Tinjauan Pustaka
Purciple dkk mengadakan penelitian koefisien evaporasi pada pipa
licin tegak untuk regfrigerant R-11, R-12, R-113. Panjang pipa yang digunakan
3,61 m, diameter pipa dalam 0,006 m dan diameter luarnya 0,0188 m, variasi
kecepatan aliran massa 1010 – 4700 kg/m2det, heat fluks 14.700 – 102.400
watt/m2,
kualitas aliran 0,06 – 0,21, dan variasi tekanan 1,43 – 9,64 bar. Untuk kondisi
tersebut nukleat boiling mendominasi mekanisme perpindahan panas.
Peralatan Dan Cara Penelitian
Cara Penelitian
Refrigerant yang telah dikompresi (1) melewati kondensor untuk
dicairkan (2), kondensor direndam dalam air yang mengalir dengan debit 2 Gpm
kemudian refrigerant melewati orifice (3) untuk diukur laju aliran massanya
yang selanjutnya melalui katup ekspansi (4) agar mengalami penurunan tekanan.
Setelah itu refrigerant melalui heater (5) untuk diatur kualitasnya, kemudian
melalui seksi uji (6) untuk diukur koefisien evaporasinya, dan seterusnya
melalui evaporator (7) yang selanjutnya kembali ke kompresor. Pengaturan
kualitas dapat ditentukan dengan rumus:
Q=mref (h2- h1)
dimana :
Q = Kalor dari arus listrik,
W
mref =
Laju aliran massa refrigerant, kg/s
h2 =
Entalpi refrigerant keluar preheater, J/kg
h1 =
Entalpi refrigerant masuk seksi uji, J/kg
Instalasi dan Peralatan
Gambar 1 Instalasi Peralatan
Keterangan :
1. Kompresor 5. Heater
2. Kondensor 6. Seksi
uji
3. Orrifice 7.
Evaporator
4. Katup ekspansi 8.
Reservoar
No comments:
Post a Comment