Sunday 22 June 2014

KENDALI LIFT 4 LANTAI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Kemajuan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini, mengakibatkan manusia memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan efektifitas dan efisiensi kerja.  Perkembangan sistem konstruksi bangunan ikut berkembang pula, yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya bangunan gedung bertingkat.  Hal ini menyebabkan manusia dihadapkan pada suatu masalah yaitu bagaimana caranya agar dapat naik dan turun pada tiap lantai secara efektif dan efisien.  Sistem konstruksi bangunan sudah memberikan solusi yaitu dengan pemberian tangga pada tiap lantai, tetapi sistem ini kurang efektif dan efisien. Sehingga berkembanglah sistem lift yang mampu mengatasi kekurangan-kekurangan dari sistem tangga.                                                          
Dengan melihat proses kerja lift yang berurutan (work sequence) maka memerlukan suatu kendali logika yang harus memilki fungsi pencacah, fungsi urutan proses, fungsi pewaktu, fungsi aritmatika, dan fungsi yang lainnya.  Piranti yang memiliki fungsi-fungsi seperti di atas adalah PLC, komputer dan Mikrokontroler.

Perkembangan teknologi elektronika yang sangat pesat, dan munculnya teknologi mikrokontroler memberikan solusi untuk mendapatkan efisiensi dan efektifitas pembuatan suatu alat. Menurut Agianto (2002), teknologi mikrokontroler merupakan terobosan teknologi mikroprosesor dan komputer yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan teknologi baru yaitu teknologi semikonduktor yang lebih efisien tempat dapat diproduksi secara masal dan lebih murah. Teknologi mikrokontroler ini berkembang pesat karena murah, praktis, hemat dan serba guna. Penerapan mikrokontroler  bersifat fleksibel seperti pada sistem telemetri, mesin foto copy, sistem pengendali otomatis dan lain-lain. Mikrokontroler AT89C51 menurut data sheet AT89C51 “8 Bit microcontroller with 4kbytes Flash”, menerangkan bahwa mikrokontroler AT89C51 adalah mikrokomputer yang mempunyai fleksibilitas tinggi dan murah untuk aplikasi sistem kontrol. Mikrokontroler jenis ini merupakan produksi Atmel yang kompatibel dengan standar industri MCS-51 termasuk juga instruction set dan pin keluarannya.

Pada umumnya lift

Sunday 12 January 2014

PEMANFAATAN KINCIR ANGIN SEBAGAI ENERGI TERBARUKAN (PLTBS) DI PANDANSIMO BARU YOGYAKARTA

Abstrak
Penggunaan energi terutama energi listrik diperlukan sekali oleh masyarakat luas. Banyak sekali energi alternatif dari alam terutama di Indonesia yang dapat di manfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Salah satu contoh alternatif energi yang dapat dipilih adalah angin. Angin merupakan energi yang mudah didapat serta tidak membutuhkan biaya besar. Angin juga termasuk energi yang dapat di perbaharui atau tidak termakan oleh waktu. Energi listrik tidak semata – mata dihasilkan langsung oleh alam. Maka untuk memanfaatkan angin ini diperlukan sebuah alat yang dapat bekerja dan menghasilkan energi listrik secara baik. Energi listrik selain dapat meningkatkan kualitas hidup, juga dapat mempertinggi produktivitas usaha yang dilakukan di manapun, sama halnya dengan air merupakan kebutuhan pokok yang sangat menunjang kelangsungan hidup manusia. Kendala yang cukup mengganggu dalam pemenuhan kebutuhan akan listrik saat ini yaitu semakin mahalnya harga dasar listrik dan belum meratanya jaringan listrik.

Kata kunci : Angin, listrik, kincir angin.

1. PENDAHULUAN

Sumber energi terbarukan kini menjadi isu  dunia yang mulai ramai dibicarakan. Negara maju berlomba menjadi yang terdepan dalam menjaga kualitas lingkungan. Berbagai sumber energi terbarukan ditengok, dipelajari, dan dieksploitasi. Banyak kemajuan yang dicapai dengan mengkonversi berbagai sumber energi menjadi energi untuk memenuhi kebutuhan transportasi , rumah tangga, kantor, dan industri. 
Masalah lingkungan sebenarnya memiliki solusi yang berasal dari lingkungan juga. Problem gas rumah kaca dan krisis energi misalnya, bisa dijawab dengan berbagai sumber energi alternatif. Indonesia sebagai negara agraris yang beriklim tropis memiliki sumber daya energi potensial untuk membangun pembangkit listrik berbasis tenaga geothermal, tenaga air, tenaga angin, tenaga surya, gelombang laut, serta biomassa.
Angin merupakan energi yang mudah didapat serta tidak membutuhkan biaya besar. Angin juga termasuk energi yang dapat di perbaharui atau tidak termakan oleh waktu. Energi listrik tidak semata – mata dihasilkan langsung oleh alam. Maka untuk memanfaatkan angin ini diperlukan sebuah alat yang dapat bekerja dan menghasilkan energi listrik secara baik. Kincir angin, ini adalah suatu alat yang dapat merubah angin menjadi energi listrik, yaitu dengan menangkap energi angin dan menggerakkan generator yang nantinya akan menghasilkan energi listrik.


2. PEMBAHASAN

2.1 Kincir Angin
          Kincir angin adalah suatu mesin yang menukar kuasa angin kepada tenaga putaran melalui bilah yang dikenali sebagai layar kincir angin atau pada umumnya biasa disebut dengan baling-baling. Kincir angin di PLTBS pandan simo baru ini di manfaatkan untuk mengubah energi angin menjadi energi listrik yaitu dengan menggunakan generator listrik yang dipasang pada kincir angin, angin yang mengenai turbin akan memutar turbin sehingga menggerakan rotor generator dan membangkitkan energi listrik. Berikut bagian-bagian dari generator kincir angin:


Pada umumnya, sistem pembangkit listrik tenaga angin memiliki komponen-komponen berikut:

a. Gearbox
Gearbox pada kincir angin ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi untuk generator angin di PLTBS Pandansimo Baru.

b. Sistem pengereman
Sistem pengereman ini digunakan untuk menjaga putaran poros rotor generator agar bekerja pada kondisi yang aman pada saat kondisi angin berlebih. Perangkat ini perlu sekali dipasang karena generator memiliki titik kerja aman untuk pengoperasiannya.

c. Generator
Merupakan salah satu komponen terpenting dalam sistem kincir angin. Generator dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik.


d. Penyimpan Energi
Karena keterbatasan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan media penyimpan energi yang berfungsi sebagai backup atau penyimpan cadangan energi lisrik.


e. Rectifier dan Inverter.
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan listrik bergelombang sinusoidal (AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi listrik  DC, komponen rectifier yang digunakan di PLTBS PSB adalah diode bridge. Rectifier digunakan pada sitem listrik tenaga angin untuk mensuplai daya ke baterai karena suplai daya ke baterai harus dengan listrik DC. 
Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpanan energi/baterai maka catu yang dihasilkan oleh baterai tersebut akan berbentuk listrik DC. Karena semua peralatan yang digunakan di PLTBS PSB adalah menggunakan listrik AC, maka diperlukan Inverter untuk mengubah listrik DC yang dikeluarkan oleh baterai menjadi listrik AC.




2.2 Proses menghasilkan energi listrik




PROFIL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU-SURYA (PLTBS) PANDAN SIMO BARU

2.1 Latar belakang berdirinya PLTBS
Ada beberapa hal penting yang melatar-belakangi daerah pandan simo baru untuk didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya-Bayu (PLTBS), hal-hal tersebut tidak hanya pada permasalahan teknis dan kondisi alam saja tetapi juga menyentuh aspek sosial dan masyarakat serta  untuk meberikan tanggapan yang positif terhadap kawasan tersebut.
2.1.1 Kebutuhan ES Nelayan
Permasalahan pertama yang dinilai sebagai alasan untuk didirikanya PLTBS di pantai pandan simo adalah karena masyarakat nelayan disekitaran pantai membutuhkan Es untuk pengawetan hasil tangkapan, sebelum adanya PLTBS ini yang dapat memproduksi Es, nelayan harus bersusah payah mendapatkan Es dengan membelinya ketempat yang cukup jauh dari lokasi pantai atau hasil tangkapan langsung dijual dipasar desa atau dibawa kekota karena dikhawatirkan hasil tangkapan menjadi tidak layak konsumsi karena terlalu lama dibiarkan, padahal pantai pandan simo sendiri yang merupakan daerah wisata membutuhkan hasil tangkapan nelayan untuk dihidangkan diwarung-warung sekitar pantai, bahkan dalam bulan-bulan tertentu dimana hasil tangkapan nelayan kurang, pengusaha warung-warung makan disekitar pantai mendatangkan ikan dari luar daerah seperti Semarang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2.1.2 Belum ada instalasi listrik PLN
Alasan lainnya didirikannya PLTBS di pantai pandan simo baru adalah ketika itu daerah tersebut belum terpasang instalasi jaringan listrik PLN. Ketika menjelang malam, dahulunya pantai pandan simo gelap gulita dan aktifitas wisata langsung terhenti ketika matahari terbenam.
2.1.3 Kondisi alam
Wilayah pesisir pantai pandan simo memiliki geografis yang cukup baik dengan tingkat peranginan yang relatif baik, berdasarkan data sampel hasil pengukuran kecepatan angin. Dapat dilihat hasil pengukuran kecepatan angin, diperoleh kecepatan mulai dari 5 m/s hingga 13.48 m/s untuk kecepatan rerata tertinggi, dan angka kecepatan tersebut sudah cukup mampu diaplikasikan untuk memutar turbin angin. 
2.1.4 Wisata
Pantai pandan simo baru memiliki daya tarik wisata tersendiri, terdapat pepohonan cemara pantai yang rindang dan sangat nyaman sekali untuk berwisata, akan tetapi dari segi fasilitas masih sangat kurang. Selain dapat membantu nelayan sekitaran pantai, PLTBS ini diharapkan menjadi motor pembangunan kepariwisataan dilokasi pantai pandan simo baru yang lebih baik dari sebelumnya.
2.1.5 Sarana Pendidikan
Setelah didirikan PLTBS di pantai pandan simo baru diharapkan kepariwisataan yang dihadirkan tidak hanya wisata pantai saja, tetapi juga wisata pendidikan terutama tentang energi terbarukan. PLTBS ini juga merupakan instalasi energi terbarukan dengan kapasistas terbesar di Indonesia dan dijadikan percontohan untuk pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan untuk daerah lain di Indonesia.
2.1.6  Merubah pandangan masyarakat
Suatu efek yang menarik dengan adanya PLTBS dan pembangunan disekitar pantai pandan simo baru adalah dapat merubah pandangan masyarakat umum terhadap daerah Pandan simo. Dahulu kawasan Pandan Simo oleh masyarakat sekitar maupun orang yang mengetahui kondisinya adalah tempat Lokalisasi, kemudian dalam beberapa tahun belakangan oleh masyarakat setempat kawasan tersebut dibagi menjadi 2 kawasan pantai, yaitu ‘Pandan simo lama’ dan ‘Pandan simo baru’. PLTBS didirikan di pandan simo baru, masyarakat sekitar dibantu berbagai pihak juga mengupayakan pembangunan daerah sekitar pantai sehingga menjadi tempat yang layak dan menarik untuk wisatawan, sehingga lambat-laun pandangan masyarakat yang dulunya negatif akan menjadi positif dan terbuka terhadap pandan simo baru, serta tujuan akhirnya adalah tidak ada pembedaan antara ‘lama’ dan ‘baru’ sehingga menjadi kesatuan pantai yang menarik yang disebut ‘Pantai Pandan Simo’.

2.2 Lokasi
PLTBS Pandan Simo Baru terletak dipesisr pantai selatan jawa, yaitu terletak dikawasan Pantai Pandansimo Baru, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.


Gambar 2.1 Peta Lokasi PLTBS Pandan Simo Baru



2.3 Kepemilikan dan Kepengurusan
PLTBS Pandan Simo Baru merupakan proyek kerjasama antara Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Kementrian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Pemerintah Kabupaten Bantul, Universitas Gadjahmada dan ‘Masyarakat Ilmuan dan Teknologi Indonesia’, dengan total dana yang dikucurkan hingga lebih dari Rp.5.000.000.000,- (5 Miliar rupiah), dengan kata lain kepemilikan PLTBS ini bukan bersifat kepemilikan tunggal tetapi milik bersama.
Pada prakteknya, kordinasi di PLTBS pandan simo baru dipercayakan ke Lapan seperti yang terlihat pada gambar 2.4 kepengurusan. Lapan kemudian membentuk kordinasi yang lebih rinci sesuai dengan bidang dan tanggung jawab perbagian, bagian tersebut antara lain; Ketua, sekretaris, bendahara, Hubungan Masyarakat, Litbang, usaha dan beberapa anggota.

Kepengurusan juga dibentuk tidak hanya untuk pengelolaan PLTBS saja tetapi juga melingkupi Kepariwisataan lokal Pantai pandan simo baru, sebagian besar kepengurusan beranggotakan masyarakat lokal.
Kemudian pihak-pihak lain yang terlibat dalam pendanaan umumnya memantau hasil atau kebergunaan yang diperoleh masyarakat sekitar atau pendatang dan tidak menyangkut permasalahan teknis sistem PLTBS Pandan Simo Baru. 


2.4 Kebergunaan PLTBS di Lingkungan Sekitar
Setelah didirkanya PLTBS di pandan simo baru kenyataanya PLTBS tersebut tidak hanya dipergunakan sebagai pembangkit yang mensuplai listrik untuk pembuatan Es untuk pengawtan ikan saja tetapi ada beberapa kegunaan lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar, yaitu:
2.4.1 Budidaya perikanan air tawar
Daerah pesisir pantai merupakan daerah berpasir, jadi pembuatan kolam tidak hanya dengan menggali lahan yang ada tetapi menambahkan pelingdung plastik atau terpal sehingga dapat menahan air, disini PLTBS berperan untuk sistem pengairan dengan mesin pompa juga untuk menjalankan Airator atau pensirkulasi udara untuk kolam.


2.4.2 Es untuk konsumsi
Pemanfaatan energi listrik yang di hasilkan di PLTBS padan simo baru adalah salah satunya untuk pembuatan es konsumsi yaitu pembuatan es kristal di mana lingkungan sekitar sangat membutuhkan es tersebut. Selain untuk es yang dapat diminum/dikonsumsi es tersebut juga digunakan untuk mendinginkan ikan hasil penangkapan para nelayan sekitar agar ikan-ikan tersebut tetap segar. Berikut mesin pembuatan es kristal dapat di lihat pada gambar 2.6 berikut.

2.4.3 Pengairan lahan pertanian
Penduduk sekitar menanam berbagai jenis tanaman untuk konsumsi misalkan cabai dan sayur-sayuran disekitaran PLTBS, dengan menggunakna mesin pompa untuk dapat dilakukan penyiraman.






PEMANFAATAN AMPAS TEBU YANG DIANGGAP SAMPAH SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ENERGI ALTERNATIF Di PT. MADU BARU YOGYAKARTA

Abstrak
Isu global warming yang banyak disebabkan oleh bahan bakar fosil BBM (bahan bakar minyak),  mengakibatkan gas rumah kaca. Keberadaan gas rumah kaca tersebut yaitu karbon (C), karbon dioksida (CO2), methane (CH4), dan nitrous oksida (N2O) akan menghalangi panas meninggalkan bumi sehingga meningkatkan temperature suhu di bumi. Hal ini mengakibatkan  perubahan iklim yang memicu terjadinya bencana alam sehingga mempengaruhi dan menurunkan kualitas kehidupan di lingkungan kita. Untuk mencegah berbagai dampak dari pemanasan global, dapat dilakukan dengan mengurangi atau menghentikan proses yang paling besar dalam memicu gas rumah kaca tersebut yaitu pembakaran bahan bakar fosil. Pengembangan biomassa sebagai sumber energi untuk substitusi bahan bakar bisa menjadi solusi untuk mengurangi beredarnya gas rumah kaca di atmosfir. PT. Madu Baru sudah memberikan sumbangsihnya kepada lingkungan untuk mengurangi efek gas rumah kaca dengan menggunakan biomassa sebagai bahan bakar energinya. Bahan bakar biomassa yang digunakan adalah ampas tebu yang merupakan limbah hasil dari produksi gula.
Kata kunci : global warming, gas rumah kaca, biomassa, ampas tebu.


1. PENDAHULUAN
Sumber energi terbarukan kini menjadi isu  dunia yang mulai ramai dibicarakan. Negara maju berlomba menjadi yang terdepan dalam menjaga kualitas lingkungan. Berbagai sumber energi terbarukan ditengok, dipelajari, dan dieksploitasi. Banyak kemajuan yang dicapai dengan mengkonversi berbagai sumber energi menjadi energi untuk memenuhi kebutuhan transportasi , rumah tangga, kantor, dan industri. 
Masalah lingkungan sebenarnya memiliki solusi yang berasal dari lingkungan juga. Problem gas rumah kaca dan krisis energi misalnya, bisa dijawab dengan berbagai sumber energi alternatif. Indonesia sebagai negara agraris yang beriklim tropis memiliki sumber daya energi potensial untuk membangun pembangkit listrik berbasis tenaga geothermal, tenaga air, tenaga angin, tenaga surya, gelombang laut, serta biomassa.
Dalam sektor energi, biomassa merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Biomassa dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penggunaan tidak langsung, biomassa diolah menjadi bahan bakar. Sebelum mengenal bahan bakar fosil, manusia sudah menggunakan biomassa sebagai sumber energi, misalnya dengan menggunakan kayu untuk menyalakan api unggun. Sejak manusia beralih pada minyak, gas bumi atau batu bara untuk menghasilkan tenaga, penggunaan biomassa tergeser dari kehidupan manusia. 
Potensi biomassa yang besar di Indonesia mencapai 49.81 GW tidak sebanding dengan kapasitas yang terpasang yaitu sebesar 302.4 MW. Bila kita memaksimalkan potensi yang ada dengan menambah jumlah kapasitas terpasang, maka akan membantu bahan bakar fosil yang selama ini menjadi tumpuan dari penggunaan energi. Hal ini akan membantu perekonomian yang selama ini menjadi boros akibat anggaran subsidi bahan bakar minyak yang jumlahnya melebihi sektor lain. Indonesia memiliki potensi biomassa yang besar (dapat dilihat pada gambar 1.1). Umumnya biomassa berasal dari sisa-sisa/limbah hasil dari pertanian dan perkebunan, yaitu padi, tebu, kayu karet, sawit, serta limbah rumah tangga.

Gambar 1.1 Potensi Biomassa di Indonesia


Energi biomassa menjadi penting bila dibandingkan dengan energi terbarukan karena konversi menjadi energi listrik memiliki investasi yang lebih murah bila dibandingkan dengan jenis sumber energi terbarukan lainnya. Hal inilah yang menjadi kelebihan biomassa dibandingkan dengan energi lainnya. 
Salah satu industri yang sudah memanfaatkan biomassa sebagai sumber energi alternatif adalah industri gula. Industri gula ternyata tidak hanya menghasilkan gula dan tetes saja. Banyak bagian dari tebu yang bernilai sangat komersial jika diberi sentuhan teknologi. Salah satunya adalah ampas tebu. Pada umumnya, pabrik gula di Indonesia memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar bagi pabrik yang bersangkutan, setelah ampas tebu tersebut mengalami pengeringan.
Industri gula yang sudah menggunakan biomassa sebagai sumber energinya adalah PT. Madu Baru yang terletak di daerah Bantul Yogyakarta.
 PT. Madu Baru menggunakan ampas tebu sebagai sumber bahan bakar energi tambahan pada saat sedang giling. Jumlah kebutuhan listrik pada saat itu sangat besar dikarenakan pengoperasian berbagai macam mesin yang digunakan dalam proses produksi gula. Apabila hanya mengandalkan dari PLN saja kebutuhan listrik tersebut masih belum tercukupi. Sehingga diperlukan combine antara keduanya yaitu PLN dan turbin tenaga uap milik PT. Madu Baru Yogyakarta.

2. PEMBAHASAN
Penggunaan biomassa untuk menghasilkan panas secara sederhana sebenarnya telah dilakukan oleh nenek moyang kita beberapa abad yang lalu. Penerapannya masih sangat sederhana, biomassa langsung dibakar dan menghasilkan panas. Di zaman modern sekarang ini panas hasil pembakaran akan dikonversi menjadi energi listrik melalui turbin dan generator. Panas hasil pembakaran biomassa akan menghasilkan uap dalam boiler. Uap akan ditransfer kedalam turbin sehingga akan menghasilkan putaran dan menggerakkan generator. Seperti yang terjadi pada PT. Madu Baru yang menggunakan ampas tebu untuk menggerakkan turbin uap, dapat dilihat pada gambar 2.1.
Proses produksi gula membentuk suatu siklus dari tebu hingga menjadi turunannya dapat dilihat pada gambar 2.2. Tebu digiling yang kemudian menyisakan ampas. Ampas tersebut kemudian diolah menjadi bahan bakar energi untuk pabrik tersebut.
Ampas tebu tidak selamanya mencukupi dalam memenuhi kebutuhan uap sebagai sumber energi dari ketel uap. Untuk itu diperlukan beberapa alternatif untuk menutupi kekurangannya, yaitu minyak FO dan kayu. 
Efisiensi ketel pada PT. Madu Baru sekitar 70%, sedangkan beban ketel tersebut adalah 75 ton. Jumlah air yang dibutuhkan dalam proses penguapan ± 20 m3/jam. Jumlah ampas yang dihasilkan rata-rata 300 Kw/jam, sedangkan jumlah kebutuhan ampas yang diperlukan adalah sebesar 386.41686 kw/jam. Setiap ton ampas tebu membangkitkan 20 KWh. 
Ketel uap (pusat tenaga) menghasilkan uap yang baru. Uap yang baru digunakan langsung sebagai sumber energi dalam proses produksi gula, proses gilingan, dan sebagai penggerak turbin generator (pembangkit listrik). Kemudian menghasilkan uap bekas yang digunakan untuk proses pengolahan dan pemurnian nira. 
Turbin generator (pembangkit listrik) kemudian mensuplay energi ke panel distribusi. Panel ini yang digunakan untuk mengendalikan semua proses kegiatan yang berhubungan dengan listrik di PT. Madu Baru, yaitu power tenaga listrik untuk ketel, pemakaian motor, pompa-pompa, penerangan, serta alat-alat yang berhubungan dengan proses giling atau produksi gula. Jika tidak dalam proses giling maka sumber energi yang digunakan berasal dari PLN ataupun Diesel.

Gambar 2.1 Siklus sederhana proses produksi gula dan turunannya.


Gambar 2.1 Siklus Produksi Gula dan Turunannya di PT. Madu Baru


1.      KESIMPULAN
1.      Penggunaan biomassa sebagai sumber energi untuk substitusi bahan bakar bisa menjadi solusi untuk mengurangi beredarnya gas rumah kaca di atmosfer.
2.      Pabrik gula di Indonesia menggunakan biomassa yaitu ampas tebu sebagai bahan bakar energi bagi pabrik yang bersangkutan.

Saturday 11 January 2014

TRANSCIEVER TELEVISI DIGITAL PADA STASIUN RELAY TRANS TV YOGYAKARTA

Abstrak
Di dalam dunia pertelevisian, kualitas gambar dan suara yang baik sangat dibutuhkan oleh para pemirsa televisi agar informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik dan jelas. Hal ini sangat bergantung bagaimana sinyal video dan audio itu diolah pada stasiun relay untuk dipancarkan kembali. TRANS TV merupakan salah satu stasiun televisi swasta nasional Indonesia. Pengendalian siaran dikerjakan di Jakarta sebagai pusat. Namun wilayah Indonesia sangat luas dan terdiri dari kepulauan, sehingga diperlukan stasiun-stasiun relay di setiap daerah agar siaran televisi dapat diterima oleh semua masyarakat. Salah satu stasiun relay TRANS TV terletak di Patuk, Gunung Kidul.
 Beberapa parameter teknis dalam monitoring seperti kualitas sinyal video dan audio, serta daya pancar harus selalu diperhatikan sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik dan jelas. Komponen penyusun pada Transciever Tv Digital dibagi dalam dua kelompok yaitu sistem Receiver dan sistem Transmitter. Sistem Receiver komponennya terdiri dari LNB ( Low Noise Block ), Parabola, dan IRD ( Integrated Receiver Decoder ), sedangkan pada sisi Transmitter perangkatnya terdiri dari Transcoder/Multiplexer, Transmitter Digital, dan Antena Pemancar. 
Adapun hasil penelitian pada Transciever TV Digital adalah kualitas gambar dan suara yang baik, serta berfungsinya perangkat-perangkat utama maupun perangkat pendukung sistem Transciever TV Digital pada stasiun Relay Trans TV. 

Kata kunci : Stasiun Relay, Transciever, TV Digital.

1. PENDAHULUAN

Tidak dapat kita pungkiri dalam era global saat ini, arus informasi yang mengalir terjadi sangat cepat. Sarana penyampaian informasi pada masyarakat semakin mudah untuk diakses. Televisi merupakan salah satu media massa yang sangat efektif dan dapat dinikmati secara luas oleh seluruh lapisan masyarakat.
Televisi merupakan salah satu sarana edukasi, hiburan, dan media massa yang dinikmati hampir seluruh penduduk Indonesia.Hal ini menjadikan televisi menjadi bidang yang potensial untuk dikembangkan. Keuntungan yang diperoleh dari bidang ini tampaknya sangat besar, terbukti dengan bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta yang saling berlomba dalam meningkatkan kualitas siaran dari segi program acara maupun pentransmisiannya.
TRANS TV sebagai salah satu stasiun televisi swasta mendirikan stasiun relay/transmisi di berbagai penjuru wilayah Indonesia dalam usaha menunjang kualitas transmisi. Stasiun relay berfungsi untuk menyalurkan siaran yang dikirim dari stasiun pusat kepemirsa yang terletak di penjuru daerah.
Salah satunya terletak di Patuk Gunung Kidul. Pembangunan ini agar tetap terjaganya kulitas siaran selain itu, agar mampu mengikuti perkembangan teknologi dan tidak ditinggalkan oleh pemirsanya.Stasiun relay TRANS TV Yogyakarta mulai menyelenggarakan siaran televisi digital, tetapi pada saat ini masih dalam masa percobaan karena kebijakan pemerintah yang menunda penyiaran siaran televisi digital. Siaran televisi digital yang diselenggarakan oleh stasiun relay TRANS TV Yogyakarta ditransmisikan oleh SDT 200 ARK-6 . 


2. TELEVISI DIGITAL

.
Dasar Sistem Siaran Televisi Digital
Perbedaan yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi. Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Dapat dikatakan, siaran digital hanya mengenal dua kondisi status, terima atau tidak. Siaran televisi digital dapat diterima di televisi analog dengan memanfaatkan perangkat Digital Set Top Box (STB)/Decoder yang menghubungkan antena dengan televisi analog. Dengan kata lain Digital STB adalah sebuah dekoder untuk mengubah sinyal digital menjadi gambar dan suara dan menampilkannya pada pesawat televisi analog. Proses lebih detailnya dapat dilihat pada gambari di bawah ini:


Friday 10 January 2014

Sistem Transmitter Pada Stasiun Transmisi RCTI Yogyakarta

Saluran RCTI memiliki sistem pemancar yang berpusat di Jakarta.Dengan daya pancar -/+20 KW maka sinyal pemancaranRCTI tidak memungkinkan untuk menjangkau daerah daerah diluar ibu kota Jakarta seperti Daerah Istimewa Yogyakarta.Dengan Permasalahan Tersebut, dibangunlah stasiun transmisi RCTI di tiap daerah termasuk di jogja. Dengan tujuan agar siaran RCTI dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia di tiap daerah.
Materi penelitian yang ini terdiri atas komponen-komponen yang mendukung sistem transmisi untuk siaran RCTI. Komponen-komponen tersebut dibagi dalam dua kelompok yaitu sistem penerima dan sistem pemancar.Sistem penerima ini komponennya terdiri dari